Rakernas PBVSI 2026: Aturan Baru Voli Indonesia, Janji Integritas, Salary Cap, Transfer Pemain, dan Arah Kompetisi Nasional
Akhmad Sef


LUDUS - Bogor, 14 November 2025. Di sebuah ruang sidang yang penuh kursi tersusun rapi dengan meja bundar dan wajah-wajah serius dari para utusan daerah, Rakernas Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) berlangsung dengan nuansa seperti seseorang tengah menata ulang peta besar olahraga yang sedang tumbuh pesat di negeri ini. Dari 37 Pengprov hanya dua yang tak hadir, namun cukup untuk menetapkan arah dan tekad baru. Di ruang itu, suara-suara bola voli Indonesia seakan bergema: harapan, target, sekaligus beban meningkatkan prestasi untuk negara.

Foto/PP PBVSI
Tema yang disematkan: “Perkuat Integritas Raih Prestasi Untuk Negeri”, mengalir dari bibir Ketua Umum PP PBVSI Imam Sudjarwo dengan penekanan yang terasa seperti mengetuk meja: disiplin pribadi, disiplin tim, disiplin organisasi. Integritas bukan semboyan kosong; ia diminta menjadi fondasi ketika bola digelindingkan, ketika klub merekrut pemain dengan harapan meriah, ketika federasi harus memilih keputusan yang tidak selalu mudah. Semua diarahkan pada satu tujuan: prestasi yang layak dibanggakan di pentas internasional.

Ketua Umum berdiri di podium sambil membawa satu kesimpulan penting: selama satu tahun kerja, roda PBVSI bergerak dengan laju yang dianggap menggembirakan. Ia memilih tak merangkai prestasi itu dalam bahasa statistik, melainkan dalam ungkapan syukur bahwa program yang dirintisnya tumbuh sesuai rencana. Pembinaan organisasi semakin kuat, 37 provinsi sudah memiliki Pengprov aktif, hanya Papua Pegunungan yang masih kosong.
Dua provinsi tengah bersiap menggelar Musprov untuk menyusun wajah baru pengurusnya. Imam Sudjarwo mengakui dirinya selalu berusaha hadir di setiap pelantikan, karena di sanalah ia membaca denyut voli Indonesia, provinsi demi provinsi yang menata mimpi masing-masing.

Foto/PP PBVSI
Dari sisi prestasi, suara yang muncul tak kalah optimistis. Tim nasional putra, baik indoor maupun pantai, masih berdiri tegap di antara kekuatan Asia Tenggara dan Asia. Tim putri, dengan segala potensi yang mulai kembali bersemi, diakui masih butuh ruang peningkatan. Lebih dari empat ratus pertandingan berlangsung hingga pertengahan November, sebuah angka yang mencerminkan bukan hanya popularitas, tapi juga semangat publik merayakan bola voli di mana-mana.
Di banyak penjuru kota, turnamen tumbuh seperti jamur yang baik; Livoli Divisi 1 dan kelompok umur dipenuhi peserta baru. Popularitas voli kini disebut sebagai yang kedua terbesar di Indonesia setelah sepak bola, sebuah momentum emas yang menurut Imam Sudjarwo tak boleh terbuang percuma jika negeri ini ingin memperbaiki peringkat di panggung internasional.
Ada pula kabar bahwa Padepokan Voli Jenderal Kunarto di Sentul semakin hidup: pelatihan, kursus wasit, program pelatih nasional dan internasional berlangsung di sana. Fasilitas itu tak hanya membentuk pemain dan perangkat pertandingan, tapi juga menjadi sumber pemasukan organisasi, bukti bahwa profesionalisme perlahan tumbuh.

Foto/PP PBVSI
Tapi satu momen yang terasa paling memecah perhatian justru ketika Imam Sudjarwo mulai mengurai peta baru kompetisi nasional. Livoli Divisi 1 tidak lagi berjalan dengan format lama; ia dibelah menjadi empat rayon: Sumatera, Kalimantan, Jawa–Nusra, dan Maluku–Sulawesi–Papua.
Tiga tim terbaik dari tiap rayon melaju ke babak utama, bergabung dengan empat tim degradasi dari Divisi Utama. Enam belas tim nanti berkumpul di satu kota di Pulau Jawa untuk memperebutkan supremasi. Format yang disebut-sebut sebagai upaya pemerataan dan pemerataan, membuka ruang bagi klub-klub dari daerah untuk merasakan atmosfer kompetisi yang lebih setara. Nama barunya sudah disiapkan: Indonesia Volleyball League 1 dan Indonesia Volleyball League 2, dengan jadwal yang mulai ditata untuk penerapan di tahun-tahun berikutnya.

Foto/PP PBVSI
Tapi reformasi terbesar belum berhenti di sana. Di hadapan para peserta Rakernas, Ketua Umum PBVSI mengumumkan rencana penerbitan Peraturan Salary Cap dan Transfer Pemain. Sebuah langkah yang, bagi banyak klub, seperti angin segar yang sudah lama diharapkan.
Biaya tinggi untuk mendatangkan pemain menjadi keluhan yang berulang setiap musim Proliga bergulir. Imam Sudjarwo menegaskan aturan itu akan terbit pada awal 2026, dengan implementasi penuh dimulai setahun sesudahnya. Klub diberi waktu transisi agar tak tergagap, namun pesannya jelas: kompetisi harus sehat, seimbang, dan tidak menguras kantong hingga mematikan semangat.

Di sepanjang jalannya Rakernas, ada pula komitmen yang diarahkan untuk masa depan jangka panjang. Kelompok umur U-17 dan U-19 akan menjadi prioritas pembinaan, karena dari sanalah mata rantai prestasi biasanya dimulai. Tim nasional senior maupun kelompok umur dijadwalkan mengikuti turnamen luar negeri, termasuk Asian Games. Pengalaman bertanding, kata Imam Sudjarwo, adalah pintu pertama untuk melahirkan mental kompetitif. Bola voli Indonesia diminta belajar dari dunia, bukan hanya dari arena sendiri.

Foto/PP PBVSI
Di ruang sidang itu, keputusan-keputusan dibacakan, dicatat, dan mungkin masih menunggu perdebatan lanjutan ketika para pengurus kembali ke provinsi masing-masing. Tapi satu hal terasa: suara federasi kini mengarah pada perbaikan sistem, bukan sekadar pembenahan musiman.

Foto/Dok.NOC Indonesia
Rakernas bukan hanya rapat rutin; ia menjadi cermin bahwa bola voli Indonesia sedang menuju sebuah fase baru, lebih teratur, lebih terukur, dan lebih berani menentukan nasibnya sendiri. Dari sana, sebuah harapan diam-diam tumbuh: bahwa di tengah euforia publik dan lahirnya banyak liga, integritas tetap menjadi fondasi utama, seperti yang diingatkan sejak awal pertemuan itu.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





