Potensi Besar Indonesia di MMA dan Peluang Rebut 6 Medali Emas di Level Junior

Ketua Umum PB Pertacami (kiri), Tommy Paulus Hermawan, bersama dengan Presiden GAMMA Alexander Engelhardt, dan Waketum NOC Indonesia Ismail Ning. (Ardi Rizal Meliala/Ludus.id)

Olahraga menjadi salah satu wadah untuk menggaungkan nama Indonesia di pentas Internasional. Maka, tak heran Indonesia cukup getol membawa sejumlah event olahraga kelas dunia ke tanah air.

Terbaru dan yang sedang berlangsung adalah GAMMA World MMA Championships 2024 atau Kejuaraan Dunia MMA GAMMA 2024. Event ini diselenggarakan di Dewa United Arena, Banten, 6-14 Desember 2024.

Untuk pertama kali, kejuaraan ini menyandingkan kategori junior U18 dan senior secara bersamaan. Jelas, ini menjadi sebuah pencapaian spesial bagi Indonesia lantaran belum ada negara lain yang diberi kepercayaan serupa.

Baca juga:

Dididik Pelatih Brasil, Tim Junior Pertacami Siap Taklukkan GAMMA World Championship 2024

Indonesia pun mampu menjawab kepercayaan tersebut dengan baik, dimulai dari upacara pembukaan untuk kategori junior U18. Penampilan atraksi dan kebudayaan khas Suku Dayak, Kalimantan, sukses membuat para penonton yang hadir di Dewa United Arena terpukau, termasuk Presiden GAMMA, Alexander Engelhardt.

Atraksi dan tarian tradisional khas Suku Dayak, Kalimantan, dalam pembukaan U18 GAMMA World MMA Championships 2024. (Ardi Rizal Meliala/Ludus.id)

Engelhardt pun tak segan memberikan komplimen atas pertunjukan apik yang telah disajikan oleh PB Pertacami (Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia) sebagai penyelenggara. Dia bahkan menyebut Indonesia telah mengangkat derajat event mixed martial art naik beberapa level.

“Ini ajang yang luar biasa dan menjadi contoh untuk agenda (MMA) di masa depan. Ini sangat positif dan menjadi upacara pembukaan yang sangat indah,” kata Engelhardt.

“Ini adalah pengalaman baru yang belum pernah sebelumnya. Indonesia membawa (MMA) langsung naik beberapa tingkat lebih tinggi. Akan sangat sulit untuk membuat yang lebih baik,” tambah Engelhardt.

Mengenai peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah lagi di masa depan, Engelhardt dengan tegas menyatakan peluangnya akan sangat besar. Apalagi, melihat basis penggemar MMA di Indonesia juga cukup besar.

“Tentunya, ada peluang bagi Indonesia ke depan (untuk jadi tuan rumah), tak hanya untuk kejuaraan dunia tapi juga event (MMA) lainnya. Ada lebih banyak kemungkinan,” ucap Engelhardt.

“Ini juga jadi contoh nyata untuk menunjukkan sejauh mana MMA bisa tumbuh, menjadi bagian dari Indonesia, tak hanya bagi penggemarnya tapi juga masyarakatnya,” jelas dia.

Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari NOC Indonesia sebagai perpanjangan tangan federasi olahraga nasional ke ranah internasional. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum NOC Indonesia, Ismail Ning.

NOC Indonesia melihat potensi besar sport tourism yang berjalan selaras dengan bergulirnya event ini. Dengan jumlah total lebih dari 500 peserta yang berasal dari 63 negara yang hadir ke Indonesia, diharapkan kegiatan olahraga ini tak hanya sekadar untuk meningkatkan kesadaran terhadap Indonesia di mata dunia dan peningkatan prestasi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi terhadap negara lewat peningkatan perputaran ekonomi di wilayah setempat.

“Kami sangat mendukung event ini karena kami melihat MMA ini olahraga yang populer di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan. Ketika Pertacami menyampaikan kepada kami bahwa akan ada kejuaraan dunia, tentunya kami sambut baik karena ini sejalan dengan misi pemerintah yang ingin menggalakkan sport tourism,” kata Wakil Ketua Umum NOC Indonesia, Ismail Ning.

6 Atlet Junior Indonesia Tampil di Final

Tak hanya ingin sukses penyelenggaraan, PB Pertacami juga mencanangkan sukses secara prestasi. Sebelumnya, Ketua Umum PB Pertacami, Tommy Paulus Hermawan, mengatakan bahwa para atlet junior menjanjikan lima medali emas untuk dibawa pulang dari Kejuaraan Dunia MMA GAMMA 2024 ini.

Adapun, target itu semakin dekat untuk diwujudkan setelah enam wakil Indonesia memastikan tempatnya di final. Mereka adalah Bumi Magani (putra U16 -54 kg), Lintang Satya Putra (putra U16 75+ kg), dan Manayra Maritza (putri U18 -52,2 kg) yang seluruhnya adalah atlet pelatnas.

Atlet U18 PB Pertacami, Bumi Margani, merayakan kemenangan dengan bendera Indonesia dalam U18 GAMMA World MMA Championships 2024 di Dewa United Arena, Senin (9/12). (dok PB Pertacami)

Tiga atlet lainnya, yakni Qianzy Ratu Enereida (putri U10 -26 kg), Aurelia Zee Ratu (putri U12 -38 kg), serta Jibril Dirgham (putra U14 -54 kg). Keenam atlet tersebut membuka kansIndonesia untuk meraih enam medali emas.

Tentunya, pencapaian ini terbilang positif dan jauh melebihi prestasi di kejuaraan dunia junior tahun lalu ketika Indonesia hanya membawa pulang satu medali perunggu.

Ini juga merupakan hasil dari persiapan panjang yang dilakukan Pertacami dengan menggelar pemusatan latihan untuk tim junior selama kurang lebih lima bulan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Ini sekaligus membuktikan Indonesia memiliki potensi yang besar di MMA, mengingat peserta di kategori U18 terbilang banyak, mencapai 181 atlet dari 21 negara.

“Kejuaraan dunia ini sebagai wujud bukti komitmen dan keseriusan dari PB Pertacami untuk mengembangkan MMA di Indonesia dan supaya lebih banyak atlet di masa depan karena kami percaya Indonesia memiliki banyak potensi di olahraga MMA,” kata Tommy.

“Semoga dari kejuaraan dunia ini, banyak atlet Indonesia yang terpanggil untuk menyalurkan bakatnya melalui MMA. Mereka tahu sudah ada tempat untuk bisa menyalurkan kemampuan agar suatu hari nanti bisa ikut mengibarkan bendera Merah Putih,” lanjut Tommy.

Di sisi lain, pelatih Indonesia, Marcos Tulio de Machado, turut mengapresiasi pencapaian anak-anak asuhnya yang berhasil menunjukkan semangat juang tinggi untuk bisa tampil di partai final. Bagi Marcos, ini menjadi bukti bahwa mentalitas kuat menjadi fondasi penting bagi kesuksesan atlet.

“Anak-anak telah membuktikan itu. Mereka bertarung dengan postur lawan yang lebih besar. Jadi, ini bukan tentang berat badan, postur, tapi ini tentang mentalitas,” kata pelatih asal Brasil itu. (Pratama Yudha)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.