Tuan rumah Prancis berhasil mengamankan medali emas bola voli putra Olimpiade Paris 2024. Sementara, Italia menguasai bola voli putri yang dilangsungkan di South Paris Arena 1, 10-11 Agustus 2024 waktu setempat.
Dominasi Prancis pada bola voli putra Olimpiade dipastikan berlanjut setidaknya empat tahun lagi setelah mereka berhasil mempertahankan gelar juara di Olimpiade Paris 2024, mengulang kesuksesan mereka tiga tahun lalu di Tokyo.
Mendapat dukungan dari 10 ribu penonton di pertandingan final, tuan rumah Prancis tampil dominan dan tidak memberikan kesempatan kepada pemuncak Peringkat Dunia FIVB, Polandia, dengan kemenangan telak 3-0 (25-19, 25-20, 25-23).
Les Bleus, julukan tim Prancis, menjadi negara ketiga yang berhasil mempertahankan gelar juara bola voli putra di Olimpiade, dan yang pertama dalam 36 tahun terakhir, setelah Uni Sovietmelakukannya di Tokyo 1964 dan Mexico City 1968. Sementara Amerika Serikat berhasil di Los Angeles 1984 dan Seoul 1988.
Kini dengan dua medali emas dalam sejarah Olimpiade, Prancis juga menjadi tim bola voli putra ketiga yang memenangkan Olimpiade di kandang sendiri. Mereka bergabung dengan Uni Soviet (Moskow 1980), Amerika Serikat (Los Angeles 1984), dan Brasil (Rio 2016).
Dengan sepuluh anggota skuad yang memenangkan emas di Tokyo tiga tahun lalu, Prancis sempat mengalami naik-turun selama babak penyisihan. Namun, mereka menemukan ritme permainan saat mengalahkan Jerman dengan comeback luar biasa di perempat final dan tak terbendung lagi setelah itu, menyapu bersih juara dunia Italia di semifinal dan pemimpin Peringkat Dunia Polandia dalam perebutan emas.
Kemenangan telak atas Polandia juga membawa Prancis naik ke peringkat kedua di Peringkat Dunia dengan skor 378,07. Polandia tetap di puncak peringkat dengan skor 401,31.
Bagi Polandia, medali perak yang diraih di Paris adalah yang kedua dalam sejarah Olimpiade mereka, setelah emas yang diraih di Montreal pada 1976. Perjalanan mereka di Prancis menandai pertama kalinya mereka mencapai babak perebutan medali sejak Moskow 1980, mengakhiri penantian 44 tahun untuk tampil di semifinal Olimpiade.
Pemain andalan Prancis, Jean Patry, tampil gemilang melawan Polandia, memimpin perolehan skor dengan 17 poin (14 serangan, dua blok, satu ace). Pemain luar Trévor Clévenot dan Earvin Ngapeth juga menunjukkan performa yang kuat dalam permainan Prancis.
Quentin Jouffroy, yang masuk sebagai pemain pengganti untuk servis pada set kedua dan ketiga, memberikan kontribusi besar dengan empat ace yang krusial.
Di sisi Polandia, kapten dan pemain veteran Bartosz Kurek menjadi pencetak skor terbanyak dengan sepuluh poin (sembilan serangan, satu ace), diikuti oleh Wilfredo Leon dan Jakub Kochanowski, masing-masing dengan sembilan poin.
Statistik pertandingan menunjukkan Prancis unggul dalam setiap aspek, melampaui Polandia dalam hal serangan (39 berbanding 38), blok (sembilan berbanding empat), dan ace (delapan berbanding empat) – mereka juga mendapatkan lebih banyak poin dari kesalahan lawan (19 berbanding 16).
Bintang kemenangan alias MVP Prancis berasal dari Earvin Ngapeth. Bermain di Olimpiade ketiganya, Earvin Ngapeth memainkan peran penting bagi tim peraih medali emas.
Dia membantu Prancis meraih gelar juara dengan mencetak 92 poin sepanjang enam pertandingan yang mereka jalani di turnamen ini – terdiri dari 75 serangan, sepuluh blok, dan lima ace.
“Ngapeth memberikan kontribusi yang sangat berarti, terutama saat timnya melakukan comeback luar biasa melawan Jerman di perempat final, di mana ia mencatatkan 21 poin, pencapaian tertingginya dalam turnamen ini,” tulis laman resmi FIVB.
Forza Italia bergema di Paris
Di nomor putri, Italia berhasil mendulang medali emas setelah mengalahkan Amerika Serikat. Italia yang merupakan peringkat sat dunia menang dengan skor 3-0 (25-18, 25-20, 25-17) di final.
Dukungan suporter Italia yang memadati South Paris Arena 1 juga memengaruhi permainan Italia. Teriakan Forza Italia pun bergema tanda menyambut kesuksesan Italia meraih emas.
Italia menjadi negara ketujuh yang meraih medali emas Olimpiade di bola voli putri, bergabung dengan Uni Soviet (empat kali), China (tiga), Kuba (tiga), Brasil (dua), Jepang (dua), dan Amerika Serikat (satu).
Medali emas di Paris ini juga menjadi medali Olimpiade pertama dalam sejarah bola voli putri Italia. Mereka membutuhkan tujuh kali percobaan untuk mencapainya dan berhasil masuk ke babak perebutan medali untuk pertama kalinya di ibu kota Prancis.
Italia tampil sempurna selama 16 hari kompetisi di Paris, meraih gelar dengan kampanye tak terkalahkan dari enam kemenangan dan hanya kehilangan satu set.
Bagi Amerika Serikat, medali perak ini menandai penampilan podium kelima berturut-turut setelah meraih perak di Beijing 2008 dan London 2012, perunggu di Rio 2016, serta emas di Tokyo 2020.
Skuad mereka di Paris terdiri dari sembilan pemain yang juara di Olimpiade Tokyo 2020, termasuk pemain luar Jordan Larson, yang telah berpartisipasi dalam empat kampanye Olimpiade terakhir tim ini.
Pemain bintang Italia, Paola Egonu, memainkan perannya dengan sempurna dalam pertandingan final, memimpin serangan dengan 22 poin. Myriam Sylla dan Caterina Bosetti juga tampil solid dengan masing-masing mencetak sepuluh dan sembilan poin.
Amerika Serikat mencoba berbagai pergantian pemain selama pertandingan untuk menemukan cara terbaik menghentikan Italia, dengan pemain cadangan Jordan Thompson menjadi yang paling produktif dengan delapan poin.
Italia bermain lebih efektif dan mengungguli Amerika Serikat dalam serangan (45 berbanding 35), blok (11 berbanding nol), dan ace (tujuh berbanding tiga), yang membuat kesalahan mereka yang lebih banyak (17 berbanding 12).
Salah satu alasan utama Italia meraih medali emas Olimpiade pertama mereka di voli putri pada Olimpiade Paris 2024 adalah Paola Egonu, yang terpilih sebagai Pemain Terbaik (MVP) turnamen ini.
Pemain berusia 25 tahun tersebut sangat berperan dalam kampanye tak terkalahkan Italia, meraih enam kemenangan untuk meraih gelar, serta mengakhiri turnamen sebagai pencetak skor terbanyak kedua dengan 110 poin
Dalam penampilan keduanya di Olimpiade, Paola Egonu sangat penting dalam kemenangan Italia atas Amerika Serikat di final, dengan menyumbangkan 22 poin.
Sebulan yang lalu, Paola Egonu juga diakui sebagai MVP di Volleyball Nations League 2024, ketika dia memimpin Italia meraih gelar untuk kedua kalinya dalam tiga tahun.
“Egonu adalah salah satu dari lima pemain Italia yang terpilih dalam Dream Team Olimpiade Paris 2024 – formasi ideal ini juga mencakup satu pemain dari peraih medali perak, Amerika Serikat, dan satu pemain dari peraih perunggu, Brasil,” tulis laman resmi FIVB.