Putaran Roda Nasib Mantan Atlet Dayung Masadi

 

Mantan atlet dayung Masadi.

Putaran roda nasib menimpa semua orang. Tidak terkecuali kepada Masadi, atlet dayung andalan Indonesia pada periode 1985 sampai 1996. Masadi yang pernah meraih 10 emas dan dua perak dari berbagai ajang internasional, kini hidup dalam kondisi yang sangat sederhana.

Berkat prestasinya, Masadi mendapat berbagai penghargaan dan berkesempatan mengunjungi berbagai negara untuk berlomba. Atlet kelahiran Semarang 31 Desember 1961 itu juga diterima bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Semarang karena prestasinya yang gemilang.

Namun, kini, sesudah memasuki masa pensiun, kehidupan ekonomi Masadi menurun drastis. Dia tidak lagi memiliki sumber penghasilan yang memadai untuk menghidupi istri dan anaknya.

Oleh karena itu, Masadi berusaha mengetuk hati para dermawan dan pemerhati olah raga agar ada yang bersedia memberinya modal usaha untuk bisa berjualan sembako di warung miliknya.

“Saya mau minta bantuan seikhlasnya, buat masa tua saya. Saya mau buka usaha jualan sembako dirumah. Namun, terkendala modalnya. Warung dan tempat nya sudah ada. Tinggal isi sembako daganganya,” ungkap Masadi pada ludus.id.

Mantan atlet dayung Masadi memperlihatkan piagam penghargaan yang diterima usai meraih medali pada SEA Games.

Anak tambak

Sambil memegang kertas piagam bukti prestasinya, Masadi menceritakan masa lalunya, bagaimana dia menjadi seorang atlet dayung. Sebagai anak pesisir, Masadi menghabiskan waktu kecil di tambak dengan bermain perahu. Dari situlah, ia diajak rekan-rekannya untuk ikut kompetisi perahu dayung.

“Sejak kelas 3 SD, saya sudah ikut kompetisi perahu dayung di Kota Semarang. Dulu dapat hadiah kaos saja sudah senang,” ujarnya.

Dari situ potensi Masadi dilirik oleh sejumlah pelatih. Dia dilatih di pemusatan latihan daerah dan akhirnya menjadi atlet dayung. Setelah berprestasi di tingkat daerah, Masadi ditarik menjadi atlet dayung nasional. Mulai di titik itu, Masadi menjalani perlombaan internasionalnya.

Perjalanan internasional  Masadi diawali dengan mengikuti Kejuaraan Canoe Asia tahun 1985 dan menyabet 2 emas dan 2 perak. Pada tahun 1988, Masadi meraih emas dalam kejuaraan Singapura International Dragon Boat Races.

Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1989, Masadi memperoleh emas pada ajang Sea Games XV Kuala Lumpur di nomor  800 M. Pada nomor 1500 M, Ia pun meraih emas. Di tahun yang sama, Masadi mengikuti kejuaraan Festival Hongkong  Dragon Boat Festival International dan  menyumbangkan emas.

Mantan atlet dayung Masadi.

Pada tanggal 24-25 Juni 1989 dalam ajang Thailand International Swan Boat, Masadi kembali meraih emas. Pada gelaran Hongkong Dragon Festival International Race 1990, Masadi mendapat emas.

Masadi juga mengikuti Pesta Sukan Merdeka Brunei Darussalam pada tahun 1990 dan bisa mendapatkan emas. Terakhir, Masadi  mengikuti kejuaraan dayung pada gelaran Singapura International Dragon Boat Race 1996 dan mendapatkan emas.

“Ya medali emas banyak itu sebagai pembuktian anak tambak seperti saya dapat mengharumkan nama bangsa dan negara. Kalau yang tingkat nasional, saya sudah lupa dapat apa saja,” katanya.

Di masa tuanya, Masadi hanya bisa mengenang masa jayanya sebagai atlet yang mengabdi untuk bangsa negara. Berderet medali dan kertas lembar prestasi masih disimpan rapi. Namun, dia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk mantan atlet agar bisa bertahan hidup karena, pada masa lalu, perhatian pemerintah sangat minim. Berbeda dengan atlet berprestasi sekarang yang begitu mendapatkan emas langsung dapat bonus yang berlimpah. (Wepe)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.