Raja Sapta Oktohari Sebut Dua Hal Penting Dari Suksesnya IFSC World Cup Jakarta 2022

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

“Saya melihat apa yang diukir atlet-atlet Indonesia di IFSC Climbing World Cup 2022 Jakarta luar biasa. Ini bekal positif kita untuk Olimpiade Paris 2024. Ini sejarah pertama sport climber kita masuk final lead putra di world cup dan kedigdayaan kita terjaga dengan tampilnya all-Indonesian Finals di speed putra”

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Satu hal penting yang disampaikan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari adalah sukses prestasi atlet panjat tebing Indonesia di IFSC Climbing World Cup Jakarta 2022. Indonesia berhasi menciptakan all-Indonesian Finals yang mempertemukan Aspar Jaelolo dan pemilik rekor speed putra Kiromal Katibin. Aspar berhasil mendapat emas usai menang 5,39 detik, disusul Katibin dengan 5,75 detik. Prestasi ini melahirkan harapan besar bagi olahraga Indonesia. Kedigdayaan yang ditunjukkan atlet sport climbing Indonesia membuka jalan sukses bagi Merah Putih di Olimpiade Paris 2024.

Okto, panggilan akrab Ketua NOC ini memuji penampilan atlet-atlet Merah Putih di IFSC Climbing World Cup 2022 Jakarta, 24-26 September, yang digelar di SCBD Lot 16-17 Jakarta. 

Okto menilai ini merupakan tanda positif karena atlet Indonesia memiliki banyak amunisi di nomor speed. Okto berharap Indonesia tak sekadar lolos kualifikasi Olimpiade Paris saja, terapi juga mendapat kuota maksimal tampil untuk 2024.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Kualifikasi sport climbing akan dimulai 2023. Disiplin speed merupakan nomor baru yang dipertandingkan di Olimpiade Paris. Di Olimpiade Tokyo 2021, sport climbing hanya memainkan nomor combined atau kombinasi perpaduan lead, speed, dan bouldering.

“Kuota sport climbing disiplin speed untuk Olimpiade Paris itu hanya 28 atlet putra dan putri, termasuk dua kuota untuk rumah. Jadi ada 26 kuota putra dan putri dan setiap NOC maksimal mengirim perwakilan 2 putra dan 2 putri. Jadi saya berharap Indonesia meraih kuota maksimal di Olimpiade Paris,” kata Okto, yang juga  memuji Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) yang dinilai sukses menyelenggarakan IFSC World Cup Jakarta dan mendapat banyak support. 

Foto: NOC Indonesia

Satu hal penting lainnya disampaikan Okto, ketika menerima kunjungan Presiden International Federation of Sport Climbing (IFSC) Marco Maria Solaris di kantor NOC Indonesia, Menara Olahraga Senayan (MOS), Jakarta Selasa (27/09) siang. Marco memastikan IFSC akan memberikan jatah tuan rumah Climbing World Cup untuk Indonesia di tahun depan. Hal ini menjawab permintaan Okto kepada IFSC agar Indonesia diberikan lebih banyak kesempatan untuk menggelar event sport climbing level dunia, sehingga mampu menambah jam terbang para atlet Merah Putih

“Sport Climbing ini olahraga baru, saya selalu senang bertemu pemimpin olahraga, di mana pun berada. Kami harus belajar banyak. Pada saat yang sama, saya juga senang bisa menyampaikan inspirasi dari cabang olahraga ini dan nilai yang kami bangun kepada kolega yang termasuk dalam bagian Olimpiade di seluruh dunia. Saya senang bisa datang ke sini di Indonesia sport,” kata Marco.

IFSC, lanjut Marco, cukup puas dengan penyelenggaraan Climbing World Cup 2022 yang mempertandingkan disiplin speed dan lead. Sinergi yang ditunjukkan panitia, dalam hal ini Federasi Panjat Tebing Indonesia di bawah Yenny Wahid, pemerintah, NOC Indonesia, serta sponsor, dinilai membuat penyelenggaraan berjalan lancar.

.“Saya pastikan (Indonesia) masuk dalam kalender 2023, tapi hanya mempertandingkan nomor lead. Lokasinya di mana, kami belum tahu,”  tegasMarco.

Ia menjelaskan langkah memberikan satu alokasi disiplin untuk tuan rumah harus dilakukan IFSC untuk memberi kesempatan bagi semua negara terlibat menyelenggarakan World Cup. Hal ini dilakukan sebagai langkah sosialisasi agar sport climbing lebih dikenal di seluruh benua.

Okto kemudian mengapresiasi langkah IFSC. Apalagi, permintaan agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah World Cup langsung disanggupi oleh Marco. Sebagai informasi, World Cup 2023 Series Jakarta rencananya akan menjadi tur ketiga dan akan diselenggarakan pada 6-7 Mei.

“Dengan banyaknya sport climbing di Indonesia dan kualitas atlet yang kita miliki, saya optimistis Indonesia bisa mendapat medali emas di Olimpiade Paris. Saya suka semangat Marco yang ingin mendorong agar sport climbing ini bisa merata, tak sekadar didominasi satu benua saja.” 


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.