David Da Silva seolah menahan tangis usai membawa Persib Bandung selangkah lebih dekat ke gelar juara Liga 1 2023-2024. Pria yang populer dengan sapaan DDS itu seketika ingat masa kecilnya yang sulit, merajut mimpi di bawah garis kemiskinan dan tumbuh di tengah kerasnya kehidupan di favela Sao Paulo
David terpilih sebagai man of the match (MOTM) laga leg pertama final Championship Series antara Persib kontra Madura United yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (26/5). Gundul bukan sembarang gundul, begitu kalimat yang dilontarkan komentator pertandingan saat David dengan begitu cemerlangnya mempecundangi tim tamu.
Pertandingan berlangung alot di babak pertama. Namun pada babak kedua, tim berjuluk Maung Bandung mengamuk usai gol pembuka yang dicetak Ciro Alves pada menit ke-70. Soreang bergemuruh ketika David mencetak dua gol lagi saat injury time, yaitu pada 90+4′ dan 90+12′.
Hasil itu membuat Persib kini di atas angin. Nyaris mustahil bagi Madura United mengejar ketertinggalan agregat tiga gol dari Persib pada leg kedua yang akan berlangsung di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada Jumat (31/5).
Jika Persib berhasil menyabet gelar juara Liga Indonesia pertama sejak 10 tahun silam, tentu nama David akan dielu-elukan sebagai pahlawan. Tak hanya tampil cemerlang di laga itu, David memang monster mematikan Persib di sepanjang musim ini.
David memuncaki daftar top skorer sementara Liga 1 musim 2023-2024 dengan torehan 29 gol dalam 33 penampilan. Tak ayal, tangis haru bahagia pun seolah berusaha ditahan oleh pemain berusia 34 tahun ini.
Jurang kemiskinan dan kriminalitas
“Sejak masih muda, saya datang dari keluarga miskin, segalanya berjalan sulit, tidak hanya bagi saya, tapi semuanya yang berasal dari favela,” kata David dikutip Instagram resmi @liga1match.
David tumbuh besar di kawasan favela atau permukiman padat yang keras. Dia merajut mimpi lewat sepak bola jalanan di Guarulhos, Sao Paulo.
Guarulhos adalah daerah penting distribusi narkoba kokain di Amerika Selatan. Daerah ini adalah salah satu wilayah transit ekspor kokain favorit kartel menuju Eropa dan Afrika.
Sepanjang Januari hingga Mei 2022 saja, kepolisian Brasil berhasil menyita sebanyak lebih dari 1,2 ton paket kokain siap kirim ke Eropa di Bandara Internasional Guarulhos, sebagaimana dilaporkan O Globo.
Lingkungan masa kecil David begitu lekat dengan dunia gelap. Namun, meski keluarganya terus dibelit kemiskinan, David memilih untuk tidak terjun ke dunia haram tersebut.
Pemerintah setempat menetapkan sejumlah kawasan favela Sao Rafael, Guarulhos tak layak huni lantaran jaraknya berdekatan dengan dua menara transmisi listrik. Dikutip Terra, delapan keluarga yang tingga di favela tersebut digusur paksa oleh pihak berwenang pada Februari 2022 silam.
Lokasi tersebut ilegal karena tanahnya dimiliki oleh perusahaan pembangkit listrik CTEEP (Perusahaan Transmisi Listrik Perusahaan Paulista). Jika pemukiman padat penduduk tersebut dibiarkan, risiko terjadinya kebakaran akibat arus listrik akan semakin tinggi.
“Kami tak punya tempat tinggal, setidaknya mereka (pemerintah) harus membantu. Saya panik, butuh waktu lima tahun membangun rumah di sini,” ujar salah satu warga dikutip sumber yang sama.
Pemandangan itulah yang sehari-hari disaksikan David semasa menghabiskan masa muda di kampung halaman. Lingkungan keras tersebut jugalah yang kemungkinan menjadi faktor mengapa David lebih sering menghabiskan karier sepak bolanya di luar negeri saat masih belia.
Terus diasingkan
Di usia 20 tahun, David sempat memulai karier sepak bola di dua klub amatir Brasil, Taboao Serra dan Sumare AC. Kemudian pada 2011, David hijrah ke Birkirkara FC, klub Liga Malta.
Kiprah David di Liga Malta hanya berlangsung setengah musim. Kemudian dia hijrah ke Shelbourne FC, klub kasta teratas Liga Irlandia. Petualangan David di Irlandia juga tak berlangsung mulus.
David sempat berstatus tanpa klub sebelum kemudian mudik ke Brasil bersama CA Joseense pada 2012. Lagi-lagi tak berjalan mulus, David hengkang ke klub Brasil lainnya, Catanduvense.
David kembali terasingkan. Kemudian untuk kesekian kali, David mencoba peruntungan bersama klub Uni Emirat Arab, Khor Fakkan SSC pada awal 2014. Hanya bertahan setahun, David pindah lagi ke Al-Musannah SC di Liga Oman.
Belum menyerah juga, David hengkang ke klub Arab Saudi, Al-Orobah. Masih belum bersinar, David mencoba peruntungan di Jepang bersama Zweig Kanazawa, namun hanya berlangsung setengah musim.
David kembali ke Timur Tengah bersama klub Liga Kuwait, Al Qadsia SC pada 2017. Tak kunjung patah arang, David pindah lagi ke klub Qatar, Al Khor SC. Setelah itu, barulah David mendarat di Indonesia bersama Persebaya Surabaya pada 2018.
Masa lalunya yang keras di favela membuat mental David menjadi sekeras karang. Namun pada akhirnya, kerja keras David menemui titik terang. Penyerang dengan tinggi 185 cm itu tampil moncer bersama Bajul Ijo di Liga 1 2018 dengan torehan 20 gol dari 23 penampilan.
Masih penasaran, David merantau lagi ke klub Korea Selatan, Pohang Steelers. Di Negeri Ginseng, David hanya mampu mencetak dua gol dari sembilan penampilan di K-League 2019. David kemudian kembali ke pelukan Persebaya dan mencetak 14 gol dalam 17 penampilan di Liga 1 2019.
David untuk kesekian kalinya menyeberang ke Malaysia bersama Terengganu FC dan mencetak tujuh gol dalam 15 laga di Liga Super Malaysia. Rupanya David lebih betah di Indonesia. Dia pun direkrut Persib Bandung pada paruh musim Liga 1 2021-2022, dan sisanya adalah perjalanan manis bersama Pangeran Biru.
“Saya terus bekerja keras dan ini adalah hadiah dari Tuhan yang diberikan kepada saya berkat semua kerja keras saya, di lapangan, di jalanan, di mana-mana yang telah saya lalui, saya memberikan yang terbaik,” kenang David.
“Tuhan memberkati saya dengan dua gol ini dan saya harus mengucapkan selamat kepada rekan setim saya berkat kemenangan 3-0, dan keluarga yang bersama saya setiap saat, saya sangat senang,” ucapnya.
Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Kesabaran dan kerja keras David dari mulai tumbuh di kerasnya sepak bola jalanan favela dan diasingkan sejumlah klub kini berbuah manis bersama Maung Bandung.