Direktur Utama Indonesia Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, mengatakan bahwa ada peningkatan secara statistik dari beberapa indikator termasuk penonton. IBL juga terus berinovasi dan tak beristirahat meski musim 2024 akan selesai.
Pencapaian IBL 2024 menjadi sorotan karena menerapkan beberapa regulasi baru, salah satunya format home dan away bagi klub. Format ini membuat fan menjadi lebih dekat dengan klub kesayangannya.
Tidak hanya jumlah penonton, perolehan poin dari setiap pertandingan juga meningkat karena tensi pertandingan naik akibat format baru.
Junas Mirardiarsyah membeberkan dalam 182 pertandingan yang digelar selama tujuh bulan babak reguler, total perolegan poin per gim (ppg) setiap pertandingan naik dari 145,6 poin menjadi 154,1 poin.
Belum lagi jumlah dunk sebanyak 655 dari sebelumnya 284 dan perolehan double-double musim ini dari sebelumnya 241,1 menjadi 383.
“Jumlah over time (babak tambahan) tercatat delapan kali,” kata Junas Miradiarsyah saat sesi jumpa pers IBL Finals, di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (30/7).
Jumlah tersebut juga belum dilihat dari kualitas kompetisi yang semakin ketat dan kualitas permainan yang meningkat, seiring dengan format home-away. Jumah penonton dan broadcast streamers juga naik sebanyak 68 persen.
“Pemain juga tercatat ada 176 pemain lokal, 73 asing, empat naturalisasi, dan satu pemain asing keturunan atau berdarah campuran Indonesia (heritage),” tambah Junas Miradiarsyah.
Peningkatan itulah yang membuat Junas Miradiarsyah cukup pede memasuk IBL musim 2025. Ia berharap penyelenggaraan semakin bagus dan kualitas klub peserta semakin meningkat pesat.
Format home-away juga dianggap Junas mengedukasi fan agar lebih merasa memiliki tim kesayangannya. Para penggemar menjadi antusias karena banyaknya aktivasi di luar pertadingan yang dapat dimanfaatkan.
Hal tersebut membuat klub bisa mengembangkan ekosistem olahraganya, tidak hanya di dalam lapangan, tetapi juga di luar lapangan.
Sebelum musim 2024, IBL selalu menggunakan format atau sistem series dari satu kota ke kota lainnya. Selain itu, salary cap juga membuat menarik musim ini karena klub harus bisa mengontrol pemasukan finansial dengan maksimal total gaji pemain sebesar Rp10 miliar.
Musim ini, duel Pelita Jaya Jakarta kontra Satria Muda Pertamina kembali tersaji di final. Kedua tim asal Jakarta itu merupakan rival era saat ini dan sudah bertemu lima kali di laga pamungkas IBL.
Satria Muda Pertamina lebih dahulu menjamu Pelita Jaya Jakarta pada Kamis (1/8), di Britama Arena, Jakarta Utara yang merupakan kandang mereka. Baru di gim kedua, Pelita Jaya Jakarta bertindak sebagai tuan rumah dalam laga pada Sabtu (3/8) Tangerang Indoor SC.
Gim ketiga jika dibutuhkan juga akan dilangsungkan di Tangerang Indoor SC pada 4 Agustus. Hal ini karena seed Pelita Jaya Jakarta lebih baik ketimbang Satria Muda dalam musim reguler.
Basket tak berhenti
Musim IBL 2024 akan usai dengan ditandai IBL Finals. Namun, IBL, selaku operator, tak tidak akan berhenti menggelar kompetisi.
2024 tak sepenuhnya berakhir. Usai IBL Finals, akan ada turnamen Bernama IBL All Indonesian Tournament. Turnamen ini akan menampikan semua pemain Indonesia dan tanpa pemain asing.
IBL All Indonesian Tournament akan digelar pada 21 September-5 Oktober 2024. Sedangkan pembagian grup akan digelar pada 15 Agustus 2024.
Pada Desember 2024, akan ada IBL Tune Up Games yang menjadi ajang uji coba klub-klub IBL sebelum terjun ke musim reguler 2025. Rangkaian tersebut membuat kegiatan basket professional tak berhenti hanya sampai IBL Finals.
“Salah satu yang kita improve adalah musim ini belum berakhir. Kita buat basket ini gak stop,” kata Junas Miradiarsyah.
Musim baru nanti juga tidak akan banyak perubahan drastis dari regulasi yang sudah ada saat ini. IBL akan mempertahankan regulasi yang ada saat ini sembari melihat perkembangan ke depan.
“11 Januari 2025 kita akan tip-off musim baru. Tidak akan banyak perubahan, baru setelah dua atau tiga tahun kita lihat dan tambahkan,” ucap pria yang juga gitaris band hardcore legendaris Jakarta, Step Forward itu.