Sanggoe Darma Tanjung mampu meraih dua medali perak Asian Games dari cabang skateboard meskipun dengan fasilitas dan waktu latihan yang minim.
Bagi para pencinta olahraga Indonesia, nama Sanggoe Darma Tanjung bisa jadi kurang familiar ketimbang atlet beken lainnya macam Eko Yuli Irawan, Lalu Muhammad Zohri, juga I Gede Siman Sudartawa.
Namun, hal itu tak menyurutkan mental Sanggoe untuk tetap berprestasi dan menancapkan namanya untuk mengharumkan nama bangsa hingga level Asia.
Ya, Sanggoe merupakan salah satu atlet berbakat milik Indonesia yang menekuni cabang olahraga skateboard dan kerap tampil di nomor Men’s Street. Dia adalah atlet skateboard paling berkilau di Indonesia dengan raihan dua perak dari dua ajang Asian Games berbeda.
Terhitung, sudah dua kali bagi pemuda kelahiran 28 Desember 2001 itu tampil di multievent sekelas Asian Games. Pertama pada 2018 saat Indonesia jadi tuan rumah lalu di edisi 2022 yang dihelat di Hangzhou pada 2023 ini.
Sedikit informasi, roller sports pertama kali dipertandingkan di Asian Games pada 2010. Namun, hanya nomor artistic skating dan speed skating track yang dilombakan.
Sempat absen pada edisi 2014, roller sports kembali hadir di 2018 dengan melombakan skateboarding dan speed skating road. Pada momen itulah Sanggoe tampil untuk Indonesia.
Hebatnya, dia selalu menyumbangkan medali buat kontingen Merah Putih. Bukan emas memang, melainkan perak. Namun, perjuangannya tetap patut diapresiasi lantaran skateboard bukanlah olahraga prestasi yang populer di Tanah Air.
Pada 2018 lalu, Sanggoe harus rela melihat podium pertama direbut oleh wakil Jepang, Keyaki Ike. Sementara, pada perlombaan tahun ini, atlet 21 tahun itu kembali gagal memetik medali emas setelah hanya mengumpulkan 200,63 poin saat tampil di QT Roller Sports Centre, Hangzhou, Rabu 27 September 2023.
Dia kalah dari atlet tuan rumah, Zhang Jie, yang tampil prima dengan total nilai 231,14 poin. Sedangkan, medali perunggu diamankan wakil tuan rumah lainnya, Su Jianjun dengan 195,73 poin.
Kendati masih gagal mempersembahkan emas, Sanggoe mengaku tetap bersyukur dengan prestasi yang diraihnya. Pasalnya, dia tak menyangka jika dirinya bisa kembali meraih perak seperti yang didapatnya pada 2018 lalu.
Penyebabnya tak lain dikarenakan pesaingnya saat ini sudah semakin kuat. Bahkan, dia juga bersaing dengan skater peringkat tiga dunia asal Jepang, Ginu Onodera. Beruntung, performa Ginu tak cemerlang ketika tampil sehingga hanya finis di urutan ketujuh.
“Terima kasih buat semuanya, saya tidak menyangka juga dapat medali karena Jepang, China, Korea sekarang ganas-ganas mainnya,” kata Sanggoe selepas pertandingan dalam keterangan pers NOC Indonesia.
“Tadi saya kira dia (Ginu) yang dapat medali emas. Tapi setiap pemain karakternya beda-beda, lebih karena sering latihan tiap hari,” tambah dia.
Walaupun cukup puas dengan hasil yang didapat, Sanggoe mengakui kalau dirinya masih penasaran untuk merebut medali emas. “Masih penasaran untuk bisa dapat medali emas sebenarnya. Kita harus coba latihan terus,” ungkap dia.
Berlatih Sejak Usia 5 Tahun
Sanggoe jelas merupakan berlian yang patut diasah dan dijaga kilaunya. Bukan tanpa alasan, memulai olahraga ini sejak dini, Sanggoe mampu bersinar walau tanpa pelatih dan pelatnas berkepanjangan.
Ya, Sanggoe mengakui jika dia mulai belajar skateboard pada usia yang cukup belia, yakni 5 tahun. Berawal dari melihat orang yang bermain skateboard di skatepark milik pamannya di Bali.
Sejak saat itu, bakatnya terus diasah meski tak memiliki pelatih. Kemampuan yang dimilikinya sekarang berasal dari latihan secara otodidak.
Miris memang, tetapi itu bukan jadi halangan bagi Sanggoe untuk bisa mencetak prestasi. Bahkan, dia menjadi atlet skateboard termuda Indonesia pada 2018 lalu dengan usia 16 tahun.
Tanpa pelatih, Sanggoe mempelajari trik-trik bermain skateboard bersama dengan teman-teman sepermainannya. Tak terhitung berapa kali dia terjatuh, tapi, berkali-kali juga dia bangkit dengan mental juaranya.
Satu hal yang masih menjadi sorotan Sanggoe adalah perhatian dari Pengurus Besar Sepatu Roda Indonesia. Di saat cabang olahraga lain sudah memulai pelatnas sejak lama, skateboard hanya berlatih selama satu pekan di Jakarta.
Persiapan tersebut jelas sangat minim yang menyulitkan atlet mana pun untuk berprestasi. Namun, Sanggoe bisa mengubah kesulitan tersebut jadi satu prestasi membanggakan.
“Saya lihat kalau cabang olahraga lain pelatnasnya lama. Kami bisa dibilang tak ada pelatnas karena hanya berkumpul satu minggu di Jakarta. Mendingan saya latihan sendiri di Bali daripada di Jakarta,” kata Sanggoe.
Maka dari itu, Sanggoe tak segan meminta kepada Chief de Mission (CdM) Basuki Hadimuljono yang sekaligus Menteri PUPR, saat hadir menyaksikan penampilannya, untuk bisa membantu menyampaikan permintaanya tersebut.
Dia juga berharap jika nantinya di Ibu Kota Nusantara (IKN) dibangun skatepark yang memadai agar bisa membantu meningkatkan jumlah skater di Indonesia.
“Saya ingin nanti di IKN ada skate park saja sih, Pak,” ujar Sanggoe.
Beruntung, Basuki memberikan respons yang positif. Bahkan, tak hanya di IKN, dia juga berencana untuk memperbaiki skatepark yang ada di wilayah Jakarta Timur.
“Saya tadi juga sudah dipesan kalau di Taman Mini ada skatepark yang katanya terbengkalai, nanti kita perbaiki,” tutur Basuki.
Atas prestasinya itu, Sanggoe yang masih memiliki masa depan panjang mendapat sanjungan yang tinggi dari Basuki setelah mengetahui fakta bahwa selama ini hanya latihan mandiri.
Pasalnya, tak banyak atlet yang melakukan hal tersebut dan bisa konsisten menyumbangkan prestasi seperti Sanggoe.
“Kita bersyukur Sanggoe dapat perak, apapun alasannya tapi ini adalah hasilnya. Tapi semua tahu mungkin he’s better. Sanggoe ini sudah hebat, tidak ada pelatih, tidak ada program bisa dapat perak, orang lain sudah TC di mana-mana,” ucap Basuki.