Satria Muda Sang Penguasa Bola Basket Jakarta

Kredit foto: Dok IBL
Reynaldo Zokora merayakan kemenangan Satria Muda atas Pelita Jaya.

Satria Muda menegaskan diri sebagai penguasa bola basket Jakarta setelah mengalahkan Pelita Jaya dua kali dalam satu musim IBL 2024.

Akhir pekan lalu menjadi mimpi indah bagi SM Fanatics, fan Satria Muda. Mereka melihat klub bola basket kesayangan mereka mengalahkan Pelita Jaya di Britama Arena, Minggu (7/7).

Satria Muda menang tipis 73-72 atas Pelita Jaya dalam laga akhir pekan lalu. Namun, sebelumnya di kandang Pelita Jaya, Satria Muda meluluhlantakkan tuan rumah dengan skor 100-77.

Kali ini, Satria Muda tidak mau kalah di kandangnya sendiri. Bermain di depan para pendukung, Abraham Damar Grahita cs berhasil mengatasi perlawanan sengit Pelita Jaya.

Kredit foto: Dok IBL
Bintang Satria Muda, Abraham Damar Grahita sedang berusaha memasukkan bola ke ring.

Kemenangan ini juga menjadi momen penting karena menandai kembalinya Satria Muda ke Britama Arena untuk pertama kali tahun ini.

Pertandingan berlangsung sengit karena Satria Muda dan Pelita Jaya saling kejar poin. Keunggulan tidak pernah lebih dari tujuh poin sepanjang laga. Pelita Jaya sempat unggul 72-71 melalui KJ McDaniels saat waktu tersisa 16 detik. Satria Muda kemudian mengambil time out.

Strategi yang dirancang berhasil ketika Reynaldo Zamora mencetak poin penting yang membawa Satria Muda unggul. Sisa waktu yang ada tidak cukup bagi Pelita Jaya untuk membalas. Dengan hasil ini, Satria Muda unggul 2-0 dari Pelita Jaya musim ini.

“Kami bisa finis dengan baik. Anak-anak bermain luar biasa meski hasil ini tidak berpengaruh pada klasemen, tapi kami mendapat momentum bagus menuju playoff. Semoga momentum ini berlanjut ke babak berikutnya,” ujar Youbel Sondakh, pelatih Satria Muda.

Poin yang diperoleh Satria Muda merata dengan Zamora mencatatkan dobel-dobel 15 poin, 10 rebound, enam umpan, dan lima steal. Artem Pustovyi menyumbang 12 poin dan enam rebound, sementara Abraham Damar Grahita mencetak 11 poin, enam rebound, dan lima asis dengan akurasi tripoin 3/6 dalam 26 menit bermain. Elgin Cook menambah 11 poin dan tujuh rebound, disusul Dame Diagne dengan 10 poin dan delapan rebound.

Di sisi Pelita Jaya, mereka bermain tanpa Justin Brownlee dan mengandalkan Anthony Beane Jr. yang mencetak 23 poin, tujuh rebound, dan empat asis dengan 5/10 tripoin. James Dickey III menyumbang 10 poin dan tujuh rebound, serta KJ McDaniels yang mencatat dobel-dobel dengan 15 poin, 14 rebound, dan lima asis.

Dengan kemenangan ini, Satria Muda (19-7) sementara naik ke posisi keempat, besar kemungkinan Satria Muda akan melawan Ksatria Bengawan Solo di playoff. Sementara itu, Pelita Jaya (21-5) akan berhadapan dengan Bali United.

Kredit foto: Dok IBL
Britama Arena, venue pertandingan Satria Muda vs Pelita Jaya, Minggu (7/7).

Mengenang rivalitas Satria Muda vs Aspac

Persaingan Satria Muda dengan Pelita Jaya bukan menjadi satu-satunya rivalitas besar bagi bola basket Jakarta. Sebelumnya, Satria Muda kerap bersaing dengan Aspac Jakarta. Jauh sebelum terjadinya Satria Muda vs Pelita Jaya, ada Satria Muda vs Aspac Jakarta yang selalu menjadi magnet bagi publik bola basket Jakarta dan Indonesia pada umumnya.

Fan Aspac pada periode 1990-an dan 2000-an awal di Jakarta bisa dibilang banyak. Sementara Satria Muda juga memiliki penggemar namun tak sebanyak Aspac. Rivalitas keduanya cukup membelah masyarakat bola basket Jakarta, baik sejak masih di Hall A GBK hingga Britama Arena.

Bisa dibilang, pertemuan Satria Muda melawan Aspac menjadi rivalitas terbesar sepanjang sejarah bola basket Indonesia saat ini.

Total, keduanya bertemu 11 kali di pertandingan final. Bahkan, saking panasnya rivalitas keduanya, banyak yang menyamakan keduanya sebagai El Clasico.

Dari 11 laga final yang dijalani, Aspac menang enam kali dan Satria Muda lima kali. Aspac merupakan klub legendaris yang mengalami kompetisi ketika masih bernama Kompetisi Bola Basket Utama alias Kobatama.

Aspac saat ini masih memegang gelar juara terbanyak kompetisi bola basket Indonesia dengan 13 kali juara. Satria Muda menyusul dengan 12 kali gelar juara.

Sayang, Aspac mundur dari IBL pada 2021. Ketidakhadiranhya di IBL cukup dirindukan publik bola basket Indonesia, khususnya PacMan, fan setia Aspac.

Kini, posisi Aspac digantikan oleh Pelita Jaya yang juga klub legendaris. Akan tetapi, Pelita Jaya belum memiliki banyak gelar juara layaknya Aspac dan Satria Muda. PJ baru tiga kali juara kompetisi bola basket Indonesia.

Meski begitu, rivalitas keduanya saat ini menjadi babak baru dalam jagat basket Jakarta dan Indonesia. Keduanya juga kerap bertemu di final IBL dan saling mengalahkan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.