Selamat Jalan Syabda Perkasa Belawa, Terima Kasih Sudah Membawa Harum Indonesia

“Kalo belum dapet emas berarti harus lebih kerja keras”

Itu caption yang ia tulis di akun instagramnya. Pada tanggal 14 Oktober 2021. Pada saat ia, Syabda Perkasa Belawa, baru saja dikalahkan rekan se-daerahnya Panji Ahmad Maulana (Jawa Barat), di final tunggal putra PON XX Papua, dan hanya dikalungi medali perak. Ia, sadar betul bahwa untuk menjadi terbaik butuh perjuangan dan latihan spartan.

Tak butuh waktu lama. Ia, akhirnya dikalungi medali emas justru di Lithuanian International 2022 dan di Malaysia International Series 2022. Prestasinya memang cepat melesat. Dan, juara 1 Iran Fajr International Challange 2023 ini sebelumnya menjadi penyelamat tim Indonesia di arena Piala Thomas 2022 dengan aksi heroiknya. Menjadi pahlawan Indonesia pada match terakhir melawan Korea Selatan di Grup A, hari Rabu (11/05/22).

Dalam partai penentuan saat kedua tim imbang 2-2, lawan yang dihadapi Syabda adalah  Lee Yun Gyu. Pertarungan yang berakhir dramatis saat itu. Syabda sudah tertinggal 6-11 pada interval gim ketiga. Tapi kegigihan dan pantang menyerah yang dipunyai Syabda, membuat akhirnya ia menang dengan 21-14, 11-21, 21-16. Indonesia pun menang 302 atas Korea Selatan dan menjadi juara grup A kemudian bertemu Cina di perempatfinal. Nama Syabda pun melambung tinggi. Dua gelarnya itu, membuat Syabda naik peringkat ke posisi 135 dunia.

Pengamat bulu tangkis, yang juga Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI Broto Happy menilai sosok Syabda adalah seperti ini:

“Pemain yang memiliki semangat besar, punya daya juang yang tinggi, tekun dan disipilin”

Foto: Instagram Syabda Perkasa Belawa

Tapi, prestasi yang sudah diraihnya, kini hanya tinggal kenangan. Dunia bulu tangkis Indonesia berduka. Di tengah kegembiraan atas keberhasilan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto merebut gelar juara ganda putra All England 2023 di Birmingham, Inggris, hadir berita duka. Anggota Pelatnas Cipayung,  meninggal dunia dalam kecelakaan di jalan tol Pemalang (Jawa Tengah), Senin (20/3/23) dini hari.

Syabda, pemain kelahiran Jakarta, 25 Agustus 2001 ini meninggal dunia setelah kendaraan yang dikemudikan sang ayah, Muanis Hadi Sutamto menabrak kendaraan lain dari belakang. Menurut laporan dari Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Achmad Riedwan, mobil yang ditumpangi oleh Syabda menabrak bagian belakang sebuah truk.

Akibatnya, Syabda dan ibunda, Anik Sulistyowati (49) meninggal dunia. Sang ayah, dalam kondisi kritis. Sementara kakaknya, Diana Sakti Anistyawati dan adiknya, Tahta Bathari Cahyaloka mengalami luka-luka

Kecelakaan  terjadi di ruas jalan Tol trans Jawa KM 315 arah timur desa Petanjungan, kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Sedianya, Syabda dan keluarga akan menghadiri pemakaman sang nenek dari Ibundanya yang meninggal dunia pada Minggu (19/3/23) malam di Sragen.

Keluarga besar penghuni Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, tentu sangat berduka dengan meninggalnya pemain tunggal putra yang masuk ke Cipayung sejak tahun 2018. Syabda dikenal memiliki karakter santun, disiplin tinggi, tangguh, punya daya juang, semangat besar, dan berprestasi.

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Kami keluarga besar PP PBSI, insan bulutangkis, dan para pecinta bulutangkis tentu merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya Syabda, pemain yang memiliki talenta besar dan tangguh. Kami mengucapkan turut berduka cita yang mendalam. Untuk keluarga yang masih dirawat, semoga segera diberi kesembuhan dan kesehatan kembali seperti sedia kala,” ucap Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna.

Foto: PBSI

Perginya Syabda tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, dan seluruh masyarakat olahraga Indonesia. Dua tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo, misalnya, mengungkapkan kesedihannya lewat unggahan perasaan kesedihannya di akun instagramnya. Terutama bagi Christian Adinata, rekan sekamar Syabda di asrama Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

“Saya merasa kehilangan banget dengan meninggalnya Syabda, teman sekamar saya. Syabda itu orangnya selalu nyenengin, selalu bisa membuat mood jadi tambah bagus. Dia juga sangat rajin dan tekun. Dia selalu jadi penyemangat bagi rekan-rekannya, baik saat latihan atau ketika bertanding

— CHRISTIAN ADINATA —

Ada momen belum lama ini, saya dan Syabda berjanji untuk menjadi pemain top dan kelas dunia dan bertanding bersama-sama. Gak nyangka berakhir begini

Foto: PBSI

Dan, janji Syabda, atau lebih tepatnya mimpi Syabda, pemain tangguh yang dipunyai Indonesia, belum terwujud. Pemain tunggal putra yang karier badmintonnya dimulai ketika bergabung dengan PB Djarum pada 2013 silam., tepatnya saat duduk di bangku kelas 1 SMP, kini tinggal kenangan

Sebab, Syabda sudah tenang di pangkuan sang illahi. Syabda pergi meninggalkan banyak torehan prestasi. Namanya pun dikenal sebagai salah satu pemain muda hebat berbakat yang pernah dimiliki Indonesia. Jenazah Syabda dan Ibunya  dimakamkan hari ini, di pemakaman umum Dukuh Karaban, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. 

Selamat jalan Syabda, selamat jalan pahlawan olahraga Indonesia, terima kasih sudah pernah mengharumkan nama Indonesia di arena bulu tangkis dunia!

LAPORAN: Kurniawan Fadilah/BHRLS-bad-0303


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.