Hari yang dinanti Marc Marquez tiba. Gelar juara seri MotoGP Aragon 2024 membuat Marquez tersenyum lebar. Apakah ini awal dari sebuah era kemenangan seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu?
Usaha dan doa sudah dilakukan Marquez untuk kembali merasakan finis pertama di sebuah seri balap MotoGP. Perbaikan fisik setelah sempat cedera parah pada 2020, hingga langkah ekstrem meninggalkan Repsol Honda menuju Gresini Racing jadi cara yang ditempuh guna kembali memulihkan nama baik sebagai sosok juara.
Berpisah dengan tim Repsol Honda yang pernah membuat namanya melambung di lintasan balap roda dua bisa jadi merupakan langkah tega, namun MotoGP serupa dengan olahraga lainnya adalah soal bisnis ‘menjadi juara’, bukan perihal mengenang masa lalu yang indah. Maka, sah saja Marquez melakukan itu demi prestasi terbaik.
Lantaran sejak 2013 hingga 2019 selalu bersaing di jajaran pembalap terdepan, mungkin Marquez merasa aneh dengan posisi medioker yang dia alami pada musim 2021 hingga 2023. Finis di luar tiga besar dan tak jarang hanya bak penggembira seolah tak ada dalam kamus hidupnya.
Ada tanda-tanda perbaikan ketika Marquez pindah ke Gresini pada musim ini. Adaptasi tunggangan dari RC213V ke Desmosedici GP23 jadi kunci. Pembalap berusia 31 tahun itu mulai akrab dengan podium yang sudah lama jadi dambaan hati.
Sprint race MotoGP Portugal dan Amerika jadi pembuktian Marquez bisa menjinakkan Desmosedici dengan baik, namun masih ada kendala di sesi full race.
Marquez lantas memperbaiki performa dalam sesi balapan panjang hari Minggu di MotoGP Spanyol, Prancis, dan Catalunya. Tiga podium beruntun jadi sinyal positif.
Konsistensi dan kestabilan Marquez masih naik turun. Sempat finis ke-10 di MotoGP Belanda, lantas jadi runner-up di MotoGP Jerman. Pemilik enam gelar juara dunia MotoGP itu merasa masih ada sedikit masalah yang membuat dirinya tidak bisa sekencang pembalap lain.
Sampai akhirnya jadwal balapan tiba di MotoGP Aragon. Sirkuit Motorland Aragon sebenarnya bukan rumah Marquez karena secara fisik kampung halamannya lebih dekat dengan Sirkuit Barcelona Catalunya. Hanya saja catatan statistik membuat Aragon lebih dekat di hati pembalap yang pernah mendapat julukan Baby Alien itu.
Sejak rangkaian MotoGP Aragon dimulai pada Jumat (30/8), Marquez sudah mempertontonkan gelagat bakal jadi juara. Marquez selalu memimpin sesi Free Practice 1, Practice, dan Free Practice 2. Selanjutnya pembalap Spanyol tersukses di kancah MotoGP itu jadi pole sitter.
Finis terdepan di sprint race MotoGP Aragon membuat Marquez mengakhiri 1.042 hari penantian berdiri di podium tertinggi. Kemudian hasil prestisius di full race MotoGP Aragon menuntaskan 1.043 hari perjuangan Marquez kembali jadi juara seri.
Sebelum MotoGP Aragon, Marquez menjadi juara seri di MotoGP Emilia Romagna pada 21 Oktober 2021.
Tercatat sudah tujuh kali Marquez juara di Aragon, enam di kelas MotoGP dan satu di kelas Moto2. Sirkuit yang dibuka pada 2009 itu jadi saksi kelahiran kembali sang pemilik 2855 poin di sepanjang sejarah berlaga di MotoGP tersebut.
Kemenangan pada akhir pekan kemarin tak lepas dari tipikal Motorland Aragon yang merupakan sirkuit dengan putaran berlawanan arah dengan jarum jam dan menyediakan banyak tikungan ke kiri, itu yang disuka Marquez.
Selain itu daya cengkeram ban setelah hujan beberapa kali juga makin klop dengan gaya Marquez yang suka bila motornya bisa sedikit tergelincir.
“Ini adalah akhir pekan yang sempurna, akhir pekan yang begitu bagus. Saya punya perasaan yang bagus sejak awal. Itu sebabnya saya enggan memaksa tampil dalam pemanasan di lintasan basah. Agar saya tidak mengambil risiko kehilangan feeling balapan yang nyaman saat lintasan sudah mengering,” jelas Marquez soal teknis kemenangannya.
Setelah ratusan bahkan ribuan hari berlalu, Marquez merasa kemenangan di Aragon pada awal September memberi nuansa tersendiri yang membuatnya ingin meraih kesuksesan lanjutan bersama Gresini.
“Yang juga terpenting adalah pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya kini telah terjawab,” ucap Marquez dilansir dari Speedweek.
Ancam Bagnaia, Martin, Rossi
Setelah meraih kemenangan ke-60 di ajang MotoGP, bisa jadi gelar juara seri selanjutnya akan datang lebih cepat. Tak perlu menunggu ribuan hari lagi. Jika itu terjadi, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin berada dalam ancaman. Yang jelas, kini Marquez sudah menempati peringkat ketiga di klasemen, menyalip Enea Bastianini.
Tak cuma itu, Marquez pun bisa menyamai catatan mantan idola sekaligus rival, yaitu Valentino Rossi yang punya sembilan gelar juara dunia.
Dengan usia 31 tahun, Marquez setidaknya masih memiliki kans menggeber motor hingga beberapa tahun ke depan dan peluang melewati rekor Rossi terbuka lebar. Bukan tak mungkin Marquez menyamai Angel Nieto yang mengumpulkan 13 gelar juara dunia atau Giacomo Agostini yang meraih 15 gelar juara dunia.
Tak ada yang tahu kapan Marquez pensiun karena gelar juara itu memabukkan dan kini dia mulai kembali ‘terjerumus’ ke dalam kenikmatan tersebut.