Suwardi, dari Silat PSHT Menuju Sabuk Abadi One Pride MMA

Credit foto : akun @stevewardi
Suwardi dengan sabuk kelas terbang One Pride MMA yang ia dapatkan sejak 2016.

Kejuaraan Mixed Martial Arts (MMA) One Pride 2024 bakal menjadi ajang Suwardi mempertahankan gelar juara kelas terbangnya yang sudah lama ia genggam.

Menyambut musim baru, Suwardi optimistis mempertahankan gelar sabuk kelas terbang atau kelas flyweight 56,7kg One Pride MMA. Suwardi akan menantang Irfan Aruan di Hall A Basket Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu 3 Januari 2024.

Petarung asal Magetan, Jawa Timur, ini mengaku ingin menikmati pertarungan melawan Irfan Aruan sekaligus mengukur kemampuannya dalam pertarungan lima ronde. “Namun, kalau ronde pertama saya bisa mengunci maka akan saya eksekusi (mengakhiri pertandingan),” kata Suwardi.

Melawan Irfan Aruan, petarung berjuluk Becak Lawu itu sudah memantau dan menganalisis kemampuan lawan yang memiliki ketahanan fisik dan kekuatan untuk menyerang. Suwardi sudah menganalisis lawanya sejak dua bulan lamanya.

“Dia (Irfan Aruan) petarung yang berbakat mempunyai kekuatan yang bagus. Terbukti di pertandingan terakhir dia bisa TKO lawan, yang kami waspadai nanti soal kekuatannya,” kata Suwardi.

Pertarungan ini menjadi penting bagi Suwardi karena jika menang, ia akan mendapatkan sabuk abadi pertama di kelas flyweight One Pride MAA. “Saya akan berusaha dan memastikan sabuk abadi itu bisa didapat,” kata Suwardi.

Credit foto : akun @stevewardi
Suwardi saat akan bertarung dengan salah satu pertarung lainnya di One Pride MMA, beberapa waktu lalu.

Berawal dari tanpa Pekerjaan Tetap

Garis nasib Suwardi terbilang bagus di One Pride MMA. Merantau ke luar Magetan, ia pernah bekerja di bengkel, berdagang bakso, buruh perkebunan kelapa sawit dan kini menjadi petarung One Pride MMA.

Suwardi mantap dengan pilihannya sebagai pertarung One Pride MMA. Ia memiliki dasar pencak silat di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang membuatnya mampu bertahan di industri One Pride MMA sejak 2016.

“Alasan utamanya karena dulu saya memang tidak ada pekerjaan tetap karena hanya lulusan SMP, dan tidak ada kesempatan bekerja layak seperti di kantor,” kata Suwardi kepada Ludus.id.

Sejak kecil, Suwardi tak seperti anak-anak lainnya. Hal yang wajar karena orang tuanya tergolong kurang mampu dari segi ekonomi dan ia rela hanya bersekolah sampai bangku SMP.

Meski begitu, anak pertama dari pasangan Giman dan Tarmi ini sudah menyukai beladiri dan menimba ilmu di PSHT sejak masih Sekolah Dasar (SD).

Suwardi hidup merantau dari Madura, Bogor, hingga ke Jakarta. Ketika di ibu kota, Suwardi mulai bersentuhan dengan dunia MMA.

Awalnya, Suwardi mengantarkan temannya berlatih Brazilian Jiu-jitsu di daerah Mangga Besar, Jakarta Barat. Ia pun mendapat tawaran berlatih dari salah satu pelatih di sana.

Credit foto : akun @stevewardi
Suwardi ketika timbang badang jelang salah satu pertarungan di One Pride MMA.

Ia sempat menolak karena tak mampu membayar iurannya, tetapi pelatih berhasil meyakinkan Suwardi berlatih tanpa iuran karena potensinya yang luar biasa.

Meski sudah menjadi atlet beladiri, ia malah meninggalkan Jakarta dan bekerja di perkebunan Kelapa Sawit di Bogor, karena mengejar penghasilan yang lebih tinggi.

Akan tetapi, ia tidak meninggakan beladiri. Suwardi bergabung dengan Synergy Asta dan mengikuti beberapa turnamen beladiri.

Prestasi mendatangi Suwardi. Ia menjadi juara Submission Challenge Bandung dan Juara Submission Challenge ISC pada 2014.

Lambat laun ia menyukai kariernya sebagai petarung MMA. Ia bahkan tanpa ragu mengikuti audisi One Pride MMA dan menjadi juara kelas terbang setelah mengalahkan Rengga Raphael Richard pada 2016. Pertarungan itulah menjadi awal Suwardi menjadi pemilik sabuk kelas terbang hingga saat ini.

Sebagai petarung yang memiliki dasar pencak silat, Suwardi kerap memeragakan pencak silat di atas ring. Ia ingin memperlihatkan bahwa pencak silat juga memiliki prestasi seperti aliran beladiri lainnya, khususnya di One Pride MMA.

“Saya ingin mematahkan yang namanya pencak silat itu tradisional, arogan, dan kerap dianggap bikin onar. Pencak silat ternyata juga bisa berprestasi dan bikin beda saat di ring, serta membanggakan,” jelas Suwardi.

Credit foto : Ludus.id/Gerry Anugrah Putra
Suwardi ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 31 Januari 2024.

Mendapatkan Segalanya dari MMA

Menjadi petarung andalan One Pride MMA, Suwardi mengaku mendapatkan semuanya, selain gelar juara. Perekonomiannya mulai membaik dan bisa membeli apa yang ia dan keluarga butuhkan.

Sebelumnya, ia tidak terbayang bisa membeli rumah dan kendaraan roda empat untuk keluarganya. Suwardi yang berasal dari keluarga kurang mampu di Magetan, kini menjadi petarung yang secara ekonomi terbilang mampu berkat kerja kerasnya sebagai petarung.

“Alhamdulilah apa yang saya tidak bayangkan dulu, sekarang tiba-tiba bisa terpenuhi semuanya. Saya sangat bersyukur karena kerja keras saya di atas ring bisa membuahkan hasil seperti sekarang ini,.” tutur Suwardi.

Menjadi petarung legendaris di One Pride MMA, Suwardi ke depannya ingin menginspirasi dan mengajak generasi muda untuk bisa menggeluti MMA dan menjadi petarung profesional. Ia juga memiliki tekad membangun pemusatan latihan khusus MMA sebanyak-banyaknya untuk memfasilitasi generasi muda yang ingin terjun di dunia MMA.

“Saya ingin mengajak generasi muda yang ingin berprestasi di MMA. Saya akan dukung. Kalau bisa saya akan bikin kamp (MMA) sebanyak-banyaknya, agar bisa berprestasi tidak hanya di nasional tetapi juga di ajang internasional serta jadi jenjang karier,” ujar Suwardi.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.