Dengan kekalahan empat atlet taekwondo pada kualifikasi Olimpiade Paris 2024 zona Asia, pekan lalu, membuat Indonesia hanya mengandalkan wild card untuk menuju ke ajang multievent olahraga tertinggi di dunia tersebut. Kegagalan Indonesia itu dipastikan setelah Megawati tamesti sebagai atlet yang terakhir bertanding kalah dari taekwondoin Filipina, Jessica Canabal, pada kelas u-57 kg putri.
“Kami sudah menyiapkan program latihan terbaik untuk babak kualifikasi ini, tetapi kami perlu mengakui keunggulan lawan yang memang pembinaannya jangka panjang,” kata Laras Fitriana Novianty Sumarna, Manajer Taekwondo Indonesia.
Menurut Laras, para atlet Indonesia berlatih intensif untuk menghadapi kualifikasi Asia setelah Asian Games Hangzhou 2022 (September-Oktober 2023).
Sebelum Megawati kalah, tiga taekwondoin Indonesia lainnya juga sudah kalah lebih dulu. Padahal, tiket ke Paris hanya disediakan bagi taekwondoin yang lolos ke final dari empat kelas putra dan empat kelas putri.
Ni Kadek Heni yang berlaga di kelas under 48 kilogram putri dan Ossanando Nauval di kelas under 80 kg putra juga kalah pada perempat final. Adapun Adam Yazid Fedyansyah (U-68 kg putra) tersingkir pada babak 32 besar.
Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Richard Tampubolon mengatakan, mereka akan berusaha keras untuk ke Paris. Selain berlaga di kualifikasi, Richard juga akan mencari jalan melalui wildcard.
Richard meminta jatah itu kepada Chairman Kukkiwon Jeon Kab-kil. Kukkiwon merupakan badan taekwondo dunia yang menerbitkan peringkat Dan (gelar sabuk hitam), promosi, hingga sertifikasi atlet taekwondo.
Jeon Kab-kil mengatakan, tidak bisa menjanjikan wildcard pasti akan diberikan ke Indonesia.
”Saya akan usahakan supaya setidaknya satu atlet Indonesia lolos. Namun, saya juga minta tolong dimengerti karena banyak yang minta tolong lewat jalur ini. Ini bisa saja tidak terwujud, tetapi akan saya usahakan,” kata Jeon, dikutip dari siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Atlet-atlet Indonesia tidak menembus lima besar dunia pada kualifikasi tingkat Asia sehingga tidak lolos olimpiade. Kini, harapan untuk lolos ke Olimpiade Paris hanya dari wildcard.
Indonesia pertama kali mengirimkan taekwondoinnya saat ekshibisi pada Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu, Rahmi Kurnia dan Dirc Richard menembus babak final dan meraih medali perak. Namun, raihan itu tidak dihitung dalam klasemen medali Indonesia karena sifatnya masih ekshibisi.
Setelah itu, tim Merah Putih baru dua kali mengirimkan taekwondoinnya ke Olimpiade. Pada Olimpiade Sydney 2000, Juana Wangsa Putri tampil membela Indonesia. Pada Olimpiade Athena 2004, Juliana Wangsa Putri kembali berlaga bersama Satrio Rahadhani. Keduanya gagal mempersembahkan medali.