Tandukan Spanyol Bikin Italia Terluka

Kredit foto: UEFA
Pemain depan Spanyol, Yamine Lamal dan Alvaro Morata merayakan gol bunuh diri Italia.

Spanyol menunjukkan jati diri mereka sebagai tim yang diperhitungkan di gelaran Euro 2024. Mereka mampu mengalahkan juara bertahan Italia lewat pertandingan sengit dan adu taktik.

Secara permainan Spanyol membuka mata publik bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa. Mereka mencetak gol dan belum kebobolan dari dua laga penyisihan grup yang sudah dijalani.

Tim Matador sebenarnya datang ke Jerman bukan sebagai tim yang difavoritkan. Namun, sentuhan ciamik pelatih Luis de la Fuente mampu mengubah pandangan publik tentang potensi Spanyol untuk memboyong trofi Henry Delaunay.

Melawan Italia pada penyisihan Grup B di Stadion AufSchalke Arena, Jumat (21/6), Spanyol menunjukkan dominasi mereka. Italia seolah diajari cara bermain bola yang baik dan benar.

Menghadapi Gli Azzuri, Luis de la Fuente hanya melakukan perubahan minim dari pertandingan pertama melawan Kroasia. Ia memasang Aymeric Laporta menggantikan Nacho di posisi bek tengah. Formasi pun tidak berubah, yakni 4-3-3 dengan mengandalkan Alvaro Morata, Lamine Yamal, dan Nico Williams sebagai trisula serang.

Kredit foto: UEFA
Pelatih Spanyol, Luis de la Fuente sedang memberikan instruksi di lapangan.

Sedangkan di kubu Italia, pelatih Luciano Spalletti tak melakukan perubahan dalam skema. Pelatih berkepala plontos itu tetap mengandalkan skuad yang di laga pertama mampu mengalahkan Albania 2-1.

Sayangnya, Spalletti kali ini tak mujur. Timnya dipaksa bermain bertahan dan sulit keluar dari tekanan Spanyol yang sudah mengambil insiatif serangan sejak menit pertama.

Alur serangan Spanyol dimulai dari kreasi Nico Williams yang punya peluang emas. Pemain Athletic Bilbao itu mengirim umpan manis kepada Pedri tetapi masih bisa ditepis kiper Italia, Gianluigi Donnarumma.

Bukan Italia namanya jika tak bermain dengan pertahanan Grendel. Italia bertahan sangat baik dalam meredam segala serangan dari Spanyol.

Namun, Italia tidak sepenuhnya bertahan. Mereka beberapa kali mencoba membangun serangan dan mayoritas serangan mereka berawal dari umpan bek ke lini depan sembari memanfaatkan ruang antara bek dan kiper Spanyol.

Model serangan seperti itu mampu diantisipasi dengan baik oleh Spanyol. Semua percobaan Italia berhasil dipatahkan barisan pertahanan Spanyol.

La Furia Roja juga mampu melepaskan 20 tembakan ke gawang Italia dan sembilan di antaranya merupakan tembakan tepat sasaran. Sementara, Italia hanya melepaskan empat tembakan dan hanya satu yang mengarah ke gawang Unai Simon.

Alhasil Spanyol mampu menang 1-0 atas Italia melalui gol bunuh diri bek Azzurri, Riccardo Calafiori pada menit ke-55. Berawal dari Williams yang mengirim umpan kepada Morata, bola yang sempat disentuh Donnarumma itu bergulir liar dan mengenai paha Calafiori yang sedang berlari.

Kredit foto: UEFA
Bola yang meluncur deras mengenai paha Riccardo Calafiori dan berakibat gol bunuh diri untuk keunggulan Spanyol.

Bola meluncur deras ke gawang Donnarumma dan papan skor pun mencatatkan nama Calafiori sebagai pencetak gol bunuh diri untuk keunggulan Spanyol.

Meski unggul, Spanyol tak mengendurkan agresivitasnya ke area pertahanan Italia. Beberapa peluang didapat Spanyol meski harus mentok di tangan Donnarumma ataupun tembakannya melayang ke atas mistar.

Spalletti terus melakukan perubahan usai tertinggal. Namun minimnya kreativtas Italia dan agresifnya Spanyol membuat kedudukan 1-0 bertahan hingga akhir pertandingan.

Italia Panik

Spanyol mampu melakukan transisi yang baik dan merepotkan permainan Italia. Sebelumnya, mereka juga sudah mengalahkan tim kuat lainnya, Kroasia dengan skor 3-0.

De la Fuente merasa senang bisa menaklukkan grup neraka ini. Kemenangan melawan Italia memberi berkah, yaitu kepastian Spanyol lolos ke babak 16 besar Euro 2024.

Namun, ia juga harus bekerja ekstra keras di fase gugur. De La Fuente pantas khawatir, calon lawan mereka di babak selanjutnya sudah menganalisis dan mengantongi gaya bermain Spanyol.

“Ini adalah turnamen yang sangat menantang dan semakin jauh kami melaju, lawan-lawan kami akan semakin mengenal kami dan menjadi semakin sulit. Ada banyak tim papan atas di kompetisi ini.” kata De la Fuente dari laman UEFA.

Sementara itu, Spalletti mengakui timnya terlalu panik, terlebih saat memainkan bola di dalam pertahanan sendiri. Ketika berhasil memainkan bola, Italia terasa sulit mempertahankan penguasaan bola.

“Ketika kami berhasil merebut bola kembali, kami kesulitan untuk mempertahankan penguasaan bola; ketika mereka berhasil merebut bola kembali, kami kesulitan untuk merebutnya kembali,” ucap Spalletti usai pertandingan.

“Kami kesulitan menghadapi serangan balik Spanyol, namun kami juga melakukan beberapa kesalahan sederhana dalam beberapa operan sederhana. Pada pertandingan sepenting ini, Anda tak bisa melakukan kesalahan tersebut,” tambah eks pelatih Napoli itu.

Spanyol akan berhadapan dengan Albania di laga selanjutnya, adapun Italia akan meladeni Kroasia. Baik Italia, Kroasia, dan Albania masih memiliki kesempatan lolos.

Namun, peluang terbesar ada pada Italia. Syarat Azzurri hanya satu, yakni menang melawan Kroasia. Mengingat permainan Kroasia yang menurun, tidak berlebihan jika Italia difavoritkan mendampingi Spanyol.

Panggung Nico Williams

Permainan apik Spanyol tak lepas dari Nico Williams. Bermain sebagai winger kiri, ia sukses mengacak-acak pertahanan Italia.

Pemain berusia 21 tahun itu bermain disiplin dan rapi dalam membongkar pertahanan Italia. Ia tercatat melakukan dua kali percobaan tembakan ketika bermanuver ke pertahanan Italia.

Selain itu, ia juga mencatatkan empat peluang ke gawang Italia dan jadi salah satu yang terbanyak di lapangan. Bahkan, gol kemenangan Spanyol juga lahir dari andil Wiliams.

“Segalanya berjalan dengan baik malam ini dan tim ini banyak membantu saya. Situasi satu lawan satu adalah keahlian saya. Ketika Anda melewati bek sayap untuk pertama kalinya, hal tersebut menjadi lebih mudah.” kata Williams selepas laga.

“Kami tahu bahwa ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit dan apa yang harus kami lakukan. Kami mendominasi di semua lini, Italia adalah tim yang luar biasa, tetapi kami bermain sangat baik dan pantas menang.” tambahnya.

Kredit foto: UEFA
Winger Spanyol, Nico Williams dipilih sebagai pemain terbaik di laga Spanyol vs Italia.

Secara keseluruhan, Williams membuat 60 sentuhan bola dan 93 persen umpan akurat. Penampilannya juga mendapat ponten 7,5 oleh Whoscored. Tidak heran pemain Athletic Bilbao itu dipilih UEFA sebagai sebagai man of the match di pertandingan ini.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.