Terima Kasih Pramudya Kusumawardana

 

Credit foto : Dokumentasi PBSI
Pramudya Kusumawardana (kiri) bersama Yeremia Rambitan menjuarai Kejuaraan Asia 2022 di Manila.

Pilihan Pramudya Kusumawardana untuk meninggalkan Pelatnas Bulutangkis di Cipayung sudah bulat. Pram memilih melanjutkan studinya untuk kuliah di jurusan Sport Science/ Sport Psycohology, ke Sydney Australia. Keputusan itu disampaikan ke PBSI melalui pernyataan tertulis, Senin (18/12/2023).

Dalam pernyataannya, Pram menuliskan empat poin alasan dia mundur.

“Poin pertama adalah kesehatan mental saya sedang tidak bagus. Hal ini tidak bagus untuk keseharian saya karena hal ini memiliki efek terhadap kehidupan saya sehingga saya membutuhkan istirahat,” kata Pramudya.

Poin kedua ialah pendidikan, kata Pram. “Saya masih mementingkan pendidikan. Sebagian orang sudah tahu saya akan menekuni pendidikan Sports Science dan Sport Psychology. Saya ambil studi di luar karena merasa sistem di Indonesia belum mendukung untuk atlet professional,” kata Pram.

Pram mengatakan, poin ketiga yakni perebutan Olimpiade, banyak hal yang harus disiapkan dan tidak selesai begitu saja. “Saya rasa untuk ke sana, saya tidak punya kapabilitas atlet di Olimpiade berdasarkan progres dan statistik mengingat Indonesia punya historis yang besar di ajang tersebut,” lanjut Pram.

“Poin terakhir, saya juga sebagai manusia biasa, saya punya pikiran dan impian serta target sendiri. Saya punya target sendiri kapan untuk mengambil keputusan,” kata Pramudya.

Credit foto : Dokumentasi PBSI
Pemain bulu tangkis nasional Pramudya Kusumawardana

Pramudya sudah menimbang keputusan itu sejak awal 2023. Dia tetap mengikuti beberapa turnamen, sambil berkonsultasi dengan pelatih. Gangguan terhadap kesehatan mental membuat Pram membulatkan tekad untuk mundur.

Pengurus PBSI  Yuni Yuni Kartika dalam suatu podcast di sebuah dikanal Youtube PB INA menegaskan kepastian mundurnya Pram dari pelatnas karena melanjutkan studi di Austraia. Yuni mengungkapkan adanya kemungkinan Pram tetap bermain Bulutangkis, tidak berpasangan dengan Yeremia Rambitan lagi, tetapi dengan pasangan barunya di Australia.

“Pram kuliah disana dan tetap main bulutangkis, tetapi tidak berpasangan lagi dengan Yere. Pasti tidak bisa, karena Yere masih dipelatnas. Dia sudah ada partner di Australia,” kata Yuni.

Sebelumnya, pelatih ganda Putra Aryono Miranat juga membenarkan niat Pramudya mundur dari pelatnas karena ingin meneruskan studinya. Wacana tersebut sudah lama diungkapkan, tetapi dia terus berdiskusi dengan Pram agar dia tidak keluar dari pelatnas.

Aryono menegaskan, keputusan hengkangnya Pram dari pelatnas bukan karena ada masalah dengan tandemnya di ganda putra Yeremia, apalagi dengan PBSI.

Credit foto : Dokumentasi PBSI
Pramudya Kusumawardana (kiri) bersama Yeremia Rambitan dalam sebuah pertandingan.

“Saya hanya berupaya agar keputusan Pram dipertimbangkan karena pasangan Pram dengan Yere saat ini masih menjadi salah satu ganda potensial Indonesia,” kata Aryono.

Mantan pemain timnas bulu tangkis Debby Susanto, mengungkapkan, keputusan Pram untuk keluar dari pelatnas PBSI sudah pasti telah dipikirkannya matang-matang.

“Pram juga telah banyak menerima masukan. Baik dari pelatih, rekan sesama atlet, bahkan rekan partnernya di ganda putra yaitu Yeremia Erich Yoche Yacob. Terlebih-lebih pula keluarga yang menjadi support system Pram selama ini, pastilah mereka semua telah memberikan masukan konstruktif kepada Pram. Pram punya caranya sendiri dalam menelaah dan menerima semua masukan-masukan tersebut,” kata Debby.

Sementara itu, rekan Pram, Yeremia Rambitan, sebelumnya berharap Pram bisa bertahan paling tidak sampai Olimpiade Paris mendatang. Harapan itu dilontarkan Yeremia karena saat ini mereka masih berjuang untuk lolos ke Olimpiade Paris pada Juli 2024. Pram/Yere berada di posisi ke-15 Race to Paris per tanggal 5 Desember 2023.

Artinya, mereka sebenarnya masih memiliki peluang untuk bisa mengejar rekan-rekannya yang berada di atas mereka, seperti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (9), Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri (10), Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (12), dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (13). Terlebih perhitungan poin Olimpiade masih berlanjut hingga 30 April 2024. Namun Yere pasrah, semua keputusan ada pada Pram.

Sebagai sesama pemain sekaligus partner ganda, dirinya hanya bisa berharap keputusan menempuh studi dipertimbangkan dulu sampai perjuangan menembus Olimpiade Paris 2024 usai. Menurutnya, ini mimpi keduanya, yakni tampil di pentas olahraga tertinggi dunia, Olimpiade.

Credit foto : Dokumentasi PBSI
Pramudya Kusumawardana (kiri) bersama Yeremia Rambitan dalam sebuah pertandingan.

Namun apa boleh buat, keputusan Pram sudah bulat, dan dipastikan tiket Olimpiade Paris 2024 juga hilang. Padahal PBSI sudah menyiapkan tour event yang akan dijalani keduanya di tahun depan menuju tiket Olimpiade tersebut.

Apapun yang menjadi keputusan Pram, publik seharusnya mendukung. Pilihan tersebut tidaklah mudah diputuskan Pram. Apalagi selama ini, kariernya di dunia bulutangkis sebagai ganda putra peringkat 18 Dunia BWF, prestasinya relatif bagus. Artinya peluang untuk menembus Olimpiade Paris 2024 sebenarnya juga masih terbuka lebar.

Pasangan ini, (Pramudya/Yeremia)  mulai disorot setelah penampilan apik pada 2021 yang mengantarkan mereka menembus BWF World Tour Finals.  Mereka kemudian mencapai semifinal Swiss Open 2022 dan menjadi juara Asia setelah mengalahkan ganda putra nomor satu Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.  Tren positif keduanya terhenti usai Yeremia menderita cedera pada perempat final Indonesia Open 2022 yang membuatnya absen selama enam bulan. Padahal, Pramudya/Yeremia saat itu sedang dalam performa terbaik dan berada di peringkat ke-11 ranking BWF.

Pramudya kemudian dipasangkan dengan Rahmat Hidayat pada Indonesia International Challenge dan Indonesia Masters Super 100 di Malang bulan Oktober tahun lalu.  Hasilnya, Pramudya dan Rahmat menjadi juara dalam dua turnamen tersebut.

Duet Pramudya/Yeremia baru kembali pada Malaysia Open 2023.  Meski mengalami pasang surut, Pramudya/Yeremia berhasil menembus semifinal Indonesia Open 2023 dan menjadi juara SEA Games 2023.  Mereka juga mencapai enam perempat final di Thailand Masters, Spain Masters, Indonesia Open, Australian Open, Arctic Open, dan China Masters.

Selamat menempuh jalan baru, Pram. Terima kasih atas perjuanganmu selama ini.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.