
LUDUS – Tuntas sudah perjalanan pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, di dunia bulu tangkis internasional. Ganda putra berjuluk “The Daddies” itu resmi menyatakan gantung raket alias pensiun.
Keputusan pensiun sebenarnya diumumkan Hendra lebih dulu di akun media sosialnya, Desember 2024. Beberapa hari kemudian, Ahsan juga mengumumkan bahwa dirinya juga akan menyudahi perjalanannya sebagai atlet profesional.
Kendati demikian, mereka tak langsung berhenti setelah mengumumkan keputusan tersebut. Keduanya sepakat menjadikan turnamen Indonesia Masters 2025 sebagai panggung terakhir.
Tibalah saatnya mereka tampil di Indonesia Masters 2025 yang dihelat di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Di babak pertama (21/1/2025), The Daddies menghadapi wakil Taiwan, Chiang Chien-Wei/Wu Hsuan-Yi.
Baca juga: 6 Pebulu Tangkis Tuan Rumah Melaju ke Perempat Final Indonesia Masters 2025
Tak dinyana, mereka menang straight game 21-19 dan 22-20. Perjalanan keduanya pun berlanjut ke babak 16 besar.
Di babak kedua (23/1/2025), Ahsan/Hendra bertemu pasangan muda Malaysia, Yap Roy King/Junaidi Arif. Di sinilah, langkah Ahsan/Hendra benar-benar terhenti setelah kalah 13-21 dan 14-21.
Tak ada penyesalan dari keduanya atas kekalahan ini. Keduanya berpelukan erat ketika pertandingan selesai dengan durasi yang cukup lama. Senyum lebar pun terpancar dari wajah Ahsan/Hendra.
Tak ketinggalan, Ahsan mengucap syukur dengan bersujud di dalam lapangan. Ini sebagai ucapan syukur kepada Tuhan telah diberi kesehatan dan prestasi sepanjang kariernya.
Sebagai tanda terima kasih kepada suporter, Ahsan/Hendra pun terlihat melemparkan raket kepada penonton sebagai kenang-kenangan.
Baca juga: PBSI Andalkan Pemain Senior di Indonesia Masters 2025, Fajar/Rian Bertekad Raih Gelar Juara
Memang, sedari awal, Ahsan/Hendra sudah tampil tanpa beban. Mereka hanya ingin menikmati pertandingan di dalam lapangan. Mereka pun selalu mengajak ketiga anaknya masing-masing saat “entrance” ke lapangan.
Rasa haru semakin bertambah ketika seisi Istora kompak memberikan standing applaus untuk Ahsan/Hendra sebagai penghormatan atas dedikasi dan prestasi yang telah diberikan selama ini.

Dalam sesi konferensi pers, Ahsan/Hendra mengaku bersyukur dan lega atas apa yang telah dijalani dan dapatkan selama ini. Mereka juga terlihat tanpa beban karena sudah tak perlu berlatih intens lagi untuk mempersiapkan turnamen ke depan.
“Akhirnya selesai juga perjuangan kita, dari kecil dulu selalu latihan, sekarang sudah tidak latihan lagi. Pasti ini momen yang sangat dirindukan. Saya juga ucapkan terima kasih ke teman-teman wartawan yang sudah jadi bagian dari perjuangan kita,” kata Ahsan dalam konferensi pers di Istora Senayan, Kamis (23/1/2025).
Baca juga: Pelatih Legendaris Indonesia Herry Iman Pierngadi Resmi Latih Bulu Tangkis Malaysia
“Kalau dibilang sedih ya sedih karena besok-besok saya tidak bisa merasakan atmosfer Istora (lagi). Kami juga mengucapkan terima kasih tadi sudah memberikan standing applause. Tapi, saya berharap mereka tetap mendukung atlet-atlet Indonesia yang masih berjuang di sini,” timpal Hendra.
Keputusan pensiun yang diambil oleh Ahsan/Hendra membuat mereka kini mempunyai waktu lebih banyak bersama keluarga. Hal yang tak mereka dapatkan ketika masih menjadi atlet profesional.
“Setelah ini kami akan kembali ke masyarakat, kembali ke rumah dengan tugas sebagai kepala keluarga. Antar anak sekolah dan lebih banyak waktu untuk di rumah,” ujar Ahsan.
Berbagi Momen Manis Pahit
Ahsan/Hendra mulai berpasangan sejak 2013 setelah berpisah dengan Markis Kido sebagai pasangan sebelumnya. Walaupun masih baru, namun chemistry keduanya bisa terbangun dengan cepat.

Di tahun pertamanya, Ahsan/Hendra sudah mampu mengoleksi 5 gelar BWF Superseries dan 1 Kejuaraan Dunia. Sebuah pencapaian yang membuat ranking mereka melesat sebagai nomor satu dunia.
Tren positif itu terus dipertahankan di tahun berikutnya, ketika mereka mampu meraih medali emas Asian Games Incheon 2014. Ahsan/Hendra juga mampu mempertahankan medali emas Kejuaraan Dunia di edisi 2015.
Kendati demikian, perjalanan mereka tak hanya dipenuhi dengan rasa manis. Terdapat juga rasa pahit, seperti yang terjadi pada 2016.
Kala itu, Ahsan/Hendra tersingkir cepat di Olimpiade Rio 2016 dan terdapat penurunan prestasi yang membuat mereka memutuskan untuk berpisah di akhir 2016.
Namun, seperti jodoh yang seakan sudah ditakdirkan untuk bersama, mereka bereuni pada 2018. Hanya saja, perjalanan mereka tak langsung mulus.
“Momen paling berkesan bagi saya di 2018, kan waktu itu kami sempat pisah. Di 2019 berpasangan lagi dan dalam posisi kami lagi turun. Kami berjuang dari nol lagi, dan itu benar-benar tidak gampang,” ungkap Ahsan.
Prestasi mereka baru kembali menanjak di tahun 2019 dan menjadi ganda putra terbaik Indonesia bersama dengan pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Kedua pasangan itu juga menjadi wakil Indonesia di sektor ganda putra pada Olimpiade Tokyo 2020.
“Tapi, momentumnya di All England 2019. Waktu itu kita final tapi Koh Hendra sakit, tapi Alhamdulillah bisa juara. Dari situ, kami punya keyakinan lagi untuk bangkit dan bisa juara-juara lagi,” lanjutnya.
Benar saja, setelah itu cukup banyak partai final yang mereka lalui bersama. Namun, tak bisa dipungkiri, mereka lebih sering menjadi runner up lantaran kalah dari pasangan Marcus/Kevin.
“Momen paling berkesan bagi saya di 2018, kan waktu itu kami sempat pisah. Di 2019 berpasangan lagi dan dalam posisi kami lagi turun. Kami berjuang dari nol lagi, dan itu benar-benar tidak gampang.” Mohammad Ahsan, Ganda Putra Indonesia.
Untuk Olimpiade, meskipun sudah mencoba dengan maksimal, tampaknya pentas tertinggi atlet sedunia itu tak bersahabat dengan Ahsan/Hendra. Dari dua percobaan, mereka selalu gagal membawa pulang medali.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, mereka kalah dari pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dalam perebutan medali perunggu. Itu juga yang menjadi salah satu penyesalan dari Ahsan/Hendra selama berpasangan.
“Kalau penyesalan, kami berdua belum dapat medali Olimpiade. Sudah dua kali mencoba, tetap tidak dikasih ya bersyukur saja,” tutur Hendra.
Rencana Masa Depan
Meskipun sudah tak lagi menjadi atlet profesional, Ahsan/Hendra dipastikan bakal tetap sering bekerja sama. Apalagi mereka sudah sepakat untuk membangun bisnis bersama.

Bisnis yang dibangun pun tak jauh-jauh dari kegiatan yang selama ini mereka geluti, yakni bulu tangkis. Usaha bersama yang akan mereka bangun adalah sebuah Hall Badminton yang rencananya akan dinamakan Daddies Arena Fitness and Badminton.
“Kami di turnamen internasional sudah resmi berakhir, tetapi ke depan kan masih akan bersama lagi. Ada kerja sama atau main bareng di veteran, kan bisa juga. Jadi, ditunggu saja,” kata Hendra.
“Iya, ke depannya kita ada kerja sama dengan Ko Hendra dan Waroeng Steak. Sekarang lagi tahap pembangunan. Kita rencana buka lapangan (bulu tangkis),” tambah Ahsan.
Terakhir, sebagai pasangan senior, Ahsan/Hendra tak lupa memberikan pesan kepada para juniornya di pelatnas. Menurut mereka, atlet yang ada saat ini harus berjuang lebih keras agar prestasi bulu tangkis Indonesia kembali meningkat.
“Ganda putra harus bangkit, harus bekerja keras lagi. Kan kita lagi trennya menurun, harus introspeksi untuk lebih bekerja keras. Namanya pertandingan pasti ada kalah, yang penting itu belajar. Belajar supaya bisa bangkit lagi dan jangan menyerah,” tutur Ahsan.
Kesan dari Junior
Pensiunnya Ahsan/Hendra juga memunculkan rasa kehilangan dari para juniornya. Yang paling terdekat dan yang masih ada saat ini di pelatnas adalah pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Bagi mereka, Ahsan/Hendra merupakan contoh senior yang sangat baik di dalam dan luar lapangan. Banyak hal dari The Daddies yang bisa diambil menjadi pelajaran bagi para juniornya.
“Mereka (Ahsan/Hendra) adalah senior yang punya dedikasi tinggi, low profile dalam artian tidak sombong. Mereka itu terlihat santai tapi buas (di lapangan),” ungkap Fajar.
“The daddies mempunyai daya juang yang luar biasa. Meski usianya jauh lebih senior tapi di lapangan punya daya juang yang patut dicontoh. Tak mau kalah dan disiplin,” ucap Rian. (Pratama Yudha)