Thom Haye ‘The Professor’ Antar Timnas Indonesia Selangkah Lebih Dekat ke Piala Dunia 2026

Kredit foto: Instagram @rizkyridhoramadhani
Skuad Timnas Indonesia merayakan kelolosan ke Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Timnas Indonesia masih belum berhenti mencetak sejarah. Setelah mampu menorehkan cerita manis dengan pertama kali menembus fase gugur Piala Asia di Piala Asia 2023 dan melangkah ke semifinal Piala Asia U-23 2024, kini skuad skuad Garuda kembali membubuhkan tinta emas usai memastikan satu tempat di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Torehan tersebut terasa sangat membanggakan. Dengan format kualifikasi saat ini, skuad garuda lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia untuk pertama kali, sekaligus lolos ke Piala Asia 2027 di Arab Saudi.

Sebelumnya, capaian terbaik Indonesia hanya sampai ke putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 1986, yaitu melaju ke putaran kedua AFC Zona B. Kala itu, tim Merah Putih menyerah dari Korea Selatan secara agregat 1-6 dalam format dua laga.

Kembali ke tahun ini, kepastian Indonesia melangkah ke putaran ketiga didapat setelah Indonesia berjaya atas Filipina pada laga pamungkas di Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (11/6).

Pada pertandingan itu, tim Merah Putih menang dengan skor meyakinkan 2-0. Gol diciptakan oleh Thom Haye (32′) dan Rizky Ridho (56′). Para pemain pun tak kuasa menahan kegembiraan setelah wasit meniup peluit panjang.

Mereka saling berpelukan satu sama lain merayakan keberhasilan ini. Tak lupa, Asnawi Mangkualam cs merayakan kelolosan ini bersama para suporter dengan cara berjalan mengelilingi stadion sembari menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka” yang kerap dinyanyikan ketika skuad garuda selesai bertanding.

Pelatih Shin Tae-yong pun ikut larut dalam kegembiraan. Dalam konferensi pers, dia menyatakan rasa bangganya melihat perjuangan anak-anak asuhnya dan mengatakan kemenangan ini tercipta berkat kerja sama tim yang tampil maksimal di laga penentuan.

“Bisa dilihat secara psikologis memang kami juga kesulitan. Namun, berkat kerja keras pemain di lapangan, kami bisa mencetak sejarah baru dan akhirnya lolos ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Kami akan mempersiapkan tim ini agar semakin baik dan berusaha semaksimal mungkin,” ujar Shin Tae-yong.

Indonesia pantas menang 

Indonesia bisa dibilang memang pantas keluar sebagai pemenang di laga ini. Skuad Garuda jelas unggul segala-galanya dari Filipina di atas lapangan.

Jika Anda menyaksikan pertandingannya, akan terlihat kalau Marselino Ferdinan cs membuat pertandingan berjalan satu arah. Indonesia melakukan serangan tanpa henti sepanjang 90 menit pertandingan.

Saat duel belum genap berjalan satu menit saja, Indonesia sudah mengancam pertahanan The Azkals lewat upaya Ragnar Oratmangoen. Itu jadi satu di antara sekian banyak peluang yang dilewatkan Indonesia.

Filipina memang menerapkan pertahanan ketat di laga ini yang membuat Indonesia kesulitan mencetak gol. Beruntung, upaya tim Merah Putih berbuah manis pada menit ke-32 setelah tembakan jarak jauh Thom Haye meluncur deras ke gawang Filipina yang tak mampu dihalau kiper Kevin Ray Mendoza.

Gol tersebut memantik kepercayaan diri para penggawa Merah Putih untuk memenangkan pertandingan penting ini. Di sisi lain, permainan Filipina pun mulai goyah dan menunjukkan sejumlah lubang yang mampu dieksploitasi para pemain Indonesia.

Pasukan Shin Tae-yong semakin nyaman mengontrol permainan setelah gol kedua hadir lewat skema tendangan bebas pada menit ke-56. Bek Indonesia, Rizky Ridho mengoyak gawang Kevin Ray Mendoza setelah memanfaatkan umpan sepak bebas Nathan Tjoe A On.

Kredit foto: Instagram @rizkyridhoramadhani
Bek Timnas Indonesia, Rizky Ridho, ketika merayakan gol ke gawang Timnas Filipina.

Pertahanan Indonesia pun cukup solid lewat kombinasi Jay Idzes, Justin Hubner, dan Rizky Ridho. Ketiga pemain ini tampil sangat baik dalam memutus aliran serangan Filipina sebelum masuk ke kotak penalti skuad Garuda.

Dalam statistik selama 90 menit, Indonesia benar-benar dominan atas lawannya. Mereka membuat 20 tembakan berbanding 7 milik Filipina. Tim Merah Putih mendapatkan tujuh kali on target, sementara Filipina hanya sekali.

Indonesia juga unggul dalam penguasaan bola sebanyak 54 persen berbanding 46 persen. Rafael Struijk dan kolega pun membukukan 411 operan sukses sedangkan Filipina cuma 354 kali.

Kendati demikian, hasil duel ini membuktikan penyelesaian akhir masih menjadi masalah utama Indonesia. Atas hal itu, Shin Tae-yong berjanji bakal terus bekerja keras demi mencari solusi untuk membuat lini depan Indonesia kembali sangar.

“Jujur, saya tak bisa memberi nilai baik kepada lini depan. Memang, mereka harus evaluasi diri dengan baik. Makanya, saya akan terus mencari pemain depan yang lain,” ungkap pria berpaspor Korea Selatan itu.

Thom Haye ‘The Professor’ jadi bintang kemenangan

Sukses yang dirasakan Indonesia tak akan tercipta tanpa peran Thom Haye di laga ini. Dia menjadi salah satu pemain yang tampil paling menonjol di antara 16 pemain yang turun membela Indonesia saat menghadapi Filipina.

Performanya di lini tengah sangat solid dalam mengatur dan mengalirkan bola ke segala lini. Dia juga tak segan membantu pertahanan ketika tim Merah Putih sedang diserang.

Kredit foto: Instagram @rizkyridhoramadhani
Thom Haye (kiri) pemain terbaik di laga Indonesia vs Filipina di laga terakhir Grup F Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Gol pertama Indonesia juga tercipta berkat kejelian Thom dalam melihat situasi dan memaksimalkan peluang. Gelandang berusia 29 tahun ini melihat dirinya tak mendapatkan penjagaan ketat sehingga bisa dengan bebas melepaskan tendangan jarak jauh yang berbuah gol pertamanya buat timnas Indonesia.

“Bagi saya, ini adalah malam yang spesial. Ini gol pertama saya bagi timnas Indonesia di kandang. Semua keluarga dan teman-teman saya di sini, keluarga saya dari Jakarta juga di sini. Jadi, hari ini sangat spesial bagi saya,” ungkap Thom.

Thom, yang baru dinaturalisasi pada Maret 2024, langsung menjadi sosok penting sejak debut melawan Vietnam pada lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di bulan yang sama.

Sayang, dia belum mampu mengantarkan Indonesia memutus rekor buruk kala bersua Irak setelah menelan kekalahan 0-2. Dari situ, dia bertekad untuk mempersembahkan kemenangan bagi Indonesia ketika bersua Filipina.

“Saya tetap merasa ini adalah pertandingan yang sulit. Setelah kalah dari Irak, kami tahu apa yang harus kami lakukan. Kami memulainya dengan kuat, tapi belum bisa mencetak gol di awal,” kata Thom.

“Kami akhirnya bisa mencetak satu gol dan memimpin 1-0 saat turun minum dan saya sangat senang karena bisa berkontribusi,” tutur dia.

Pemain yang memiliki nama lengkap Thom Jan Marinus Haye itu hadir di saat yang tepat ketika Timnas Indonesia membutuhkan pemain sepertinya. Gelandang kelahiran Amsterdam, 9 Februari 1995, itu saat ini merupakan pemain yang membela klub SC Heerenveen yang berkompetisi di Eredivisie Belanda.

Thom memulai karier sepak bolanya di akademi Amsterdamsche FC dan berlanjut ke AZ Alkmaar. Dia merumput sejak usia 11 tahun selama enam tahun mulai 2006-2012 di AZ.

Dia kemudian mendapatkan kontrak profesionalnya bersama AZ pada Februari 2011 dan mendapat debutnya pada Februari 2014 melawan Ajax Amsterdam di Eredivisie.

Dia kemudian hijrah ke Willem II pada musim panas 2016 dan bertahan selama dua tahun di sana sebelum pindah ke Italia untuk membela Lecce.

Gagal mendapatkan posisi starter, Thom hanya bertahan semusim di Lecce sebelum kembali lagi ke Belanda bersama ADO Den Haag. Enam bulan kemudian, dia meninggalkan klub tersebut dan dikontrak NAC Breda.

Barulah pada musim dingin 2022, Thom berkostum Heerenveen yang bertahan hingga saat ini. Dia dikenal sebagai pemain yang memiliki umpan dan tendangan bebas yang akurat. Gaya bermainnya itu yang membuatnya dijuluki “The Professor”.

Di  level internasional, Thom sempat membela Belanda di kelompok umur. Dia bahkan pernah mengantarkan Oranje menjuarai Piala Eropa U-17 sebanyak dua kali pada 2011 dan 2012.

Namun, dia belum pernah sekali pun dipanggil Timnas Belanda senior sampai akhirnya mendapatkan tawaran untuk membela  Indonesia.

Thom dipilih Shin Tae-yong karena kemampuannya dan memiliki darah Indonesia. Ya, para pemain yang belakangan dinaturalisasi oleh PSSI merupakan pemain yang memiliki darah Indonesia.

Kredit foto: Instagram @rizkyridhoramadhani
Timnas Indonesia saat sesi foto sebelum pertandingan vs Timnas Filipina.

Untuk Thom, darah Indonesia di dalam dirinya berasal dari kakeknya yang merupakan orang Solo, Jawa Tengah dan nenek dari Sulawesi Utara.

Thom melakukan sumpah WNI pada Maret 2024. Setelah sah menjadi WNI, dia langsung menjadi pemain termahal di timnas Indonesia. Di laman Transfermarkt, nilai pasar Thom mencapai Rp54,14 miliar.

Melihat perannya dalam beberapa pertandingan terakhir bersama skuad Garuda, Thom telah membuktikan jika dia merupakan aset berharga yang berpotensi mengantarkan Indonesia menciptakan sejarah lainnya di masa depan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.