Tiga Menit yang Timbulkan Efek Domino: PSSI Tuntut Keadilan, Bahrain Cemas

Kredit foto: AFC
Kapten kesebelasan timnas Bahrain dan Indonesia bersama wasit Ahmed Al-Kaf dan kolega.

Jeda internasional telah usai, namun hawa panas yang timbul dari keputusan wasit Ahmed Al-Kaf pada laga Bahrain kontra timnas Indonesia pada Kamis (10/10) silam masih terasa. Kontroversi tambahan waktu pada laga itu menimbulkan efek domino. PSSI terus menuntut keadilan, sedangkan Bahrain cemas lantaran timnas mereka masih harus bertandang ke Jakarta.

Rabu (16/10) sore WIB, tepat sehari setelah kekalahan 1-2 timnas Indonesia dari China, Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) meluncurkan rilis yang cukup menghebohkan. Rupanya mereka tak tahan dengan amarah masyarakat Indonesia.

Bukan tanpa sebab, usai laga Bahrain kontra Indonesia di Stadion Nasional Bahrain, Riffa yang berakhir imbang 2-2, bukan hanya caci maki saja yang diterima BFA dan sejumlah pemain timnas mereka. Laman resmi BFA mengalami peretasan, bahkan mereka mengklaim ada ancaman pembunuhan terhadap pemain timnas Bahrain.

BFA lantas menanggapi amarah berlebihan sejumlah warganet Indonesia dengan serius. Federasi negara Timur Tengah tersebut kemudian melapor ke AFC dan FIFA atas serangan-serangan siber tersebut.

Tak sampai di situ, BFA khawatir dengan keselamatan skuad Bahrain ketika bertandang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta pada FIFA Matchday Maret 2025 mendatang. Untuk itu, BFA mengajukan agar laga tandang timnas Bahrain kontra Indonesia dipindahkan ke negara netral.

“Federasi akan mengajukan permohonan untuk memindahkan pertandingan dari Indonesia untuk menjaga keselamatan tim nasional, karena hal ini prioritas utama, terutama karena AFC dan FIFA sangat memperhatikan keselamatan tim-tim yang bertanding dalam kompetisi,” bunyi rilis BFA pada Instagram resmi mereka, @bahrainfa.

Keresahan BFA cukup masuk akal mengingat insiden kelam masih menggerogoti sepak bola tanah air. Pada fase grup Piala AFF 2022 lalu, bus timnas Thailand sempat dilempari batu oleh oknum tak bertanggung jawab saat menuju kawasan SUGBK.

Kredit foto: X @TL_Central
Bus timnas Thailand dilempari benda-benda termasuk batu jelang laga fase grup Piala AFF 2022 kontra timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.

Untungnya, manajer timnas Thailand, Nualphan Lamsam masih bermurah hati. Perempuan yang akrab disapa Madame Pang itu memaafkan aksi tak terpuji tersebut,

“Buat saya, itu (pelemparan batu terhadap bus timnas Thailand oleh oknum tak dikenal) tidak apa-apa. Saya tidak berpikir ini menjadi masalah karena kami baik-baik saja,” ujar Madame Pang.

“Kita punya hubungan yang kuat antara Thailand dan Indonesia. Sebagai manajer saya berterima kasih untuk semua suporter Indonesia,” ucap Madame Pang bermurah hati.

Masih jelas juga di ingatan ketika Media Officer Madura United, Ferdiansyah Alifurrahman mengalami luka-luka akibat dikeroyok oknum tak dikenal. Insiden ini terjadi menjelang konferensi pers usai laga PSS Sleman kontra Madura United di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada Liga 1 2023-2024.

Kredit foto: Istimewa
Media Officer Madura United, Ferdiansyah Alifurrahman dikeroyok usai laga lanjutan Liga 1 2023-2024 di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Padahal, kedua tim tidak memiliki sejarah permusuhan. Ironisnya, insiden tersebut terjadi di ruang konferensi pers yang seharusnya steril dari masyarakat tidak berkepentingan.

Terbaru, terjadi kerusuhan usai laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (23/9) silam. Sejumlah oknum Bobotoh mengejar steward dan mengamuk. Insiden ini adalah imbas peristiwa yang terjadi di laga sebelumnya kala Persib menghadapi Port FC di Asia Champions League 2 (ACL 2).

Diduga, sebelumnya terdapat steward yang melakukan tindakan intimidasi terhadap Bobotoh. Hal ini diperparah dengan dugaan tindak pelecehan verbal oknum steward terhadap Bobotoh perempuan.

Insiden-insiden gelap tersebut bukan tak mungkin dilihat mata internasional, termasuk pihak Bahrain. Tak menutup kemungkinan pula deretan kejadian tak mengenakkan di sepak bola tanah air ini dijadikan dasar kuat bagi BFA untuk mengajukan pemindahan laga timnas Indonesia kontra Bahrain ke negara netral.

Patut diingat pula, sepak bola Indonesia masih dipantau FIFA imbas tragedi Kanjuruhan pada awal Oktober 2022 silam. Amarah yang dikhawatirkan tak terkendali pada pertemuan kedua timnas Indonesia dan Bahrain tentu bisa menyebabkan kerugian fatal bagi sepak bola tanah air.

Tindak tanduk AFC dan FIFA

Memang berlebihan jika ada oknum penggemar timnas Indonesia yang sampai melancarkan ancaman pembunuhan terhadap pemain timnas Bahrain. Tidak ada alasan untuk membenarkan segala bentuk perilaku kekerasan, tak terkecuali ancaman verbal.

Namun demikian, hingga tulisan ini dibuat, AFC dan FIFA tidak menunjukkan kedewasaan dalam menanggapi kontroversi di Riffa. Bukannya malah menyejukkan suasana, Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFC, Datuk Seri Windsor John malah pura-pura bodoh soal surat protes yang dikirimkan PSSI.

“Kami butuh PSSI untuk mengklarifikasi apa yang mereka keluhkan, apakah itu terkait performa, manajemen waktu (pertandingan) atau masalah spesifik lainnya. Kami sudah mendengar berbagai laporan di media, tapi keluhan itu harus terperinci,” ujar pria berpaspor Malaysia itu, dipetik New Straits Times.

Kredit foto: AFC
Sekjen AFC, Datuk Seri Windsor John tutup mata atas protes beruntun PSSI terhadap insiden tambahan waktu kontroversial di laga Bahrain kontra timnas Indonesia.

Padahal PSSI, melalui Komite Eksekutif (Exco), Arya Sinulingga mengatakan pihaknya sudah tiga kali mengajukan protes. Protes pertama diajukan Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji kepada pengawas pertandingan tepat usai laga.

Protes yang diajukan Sumardji bahkan sudah diterima oleh dan ditandatangani oleh pengawas pertandingan. Keesokan harinya, PSSI mengirim surat protes resmi kepada FIFA yang diteruskan kepada AFC.

Dalam surat itu, PSSI secara detail menjelaskan apa yang menjadi keluhan, dari mulai melarnya tambahan waktu, hingga penunjukan wasit dari negara Timur Tengah. Tak menyerah sampai di situ, PSSI sekali lagi mengirim surat kepada AFC dan FIFA dua hari usai pertandingan.

“Saya gak paham nih dengan Sekjen AFC, mungkin manajemennya kali yang tidak begitu baik, jadi tidak sampai ke beliau. Jadi, jangan dijadikan polemik, prosedural sudah kami lakukan,” kata Arya.

Pada Selasa (15/10) siang WIB, lima hari usai pertandingan, AFC dan FIFA akhirnya membalas surat PSSI. Hasilnya cukup mengejutkan. Rupanya, kedua asosiasi tersebut justru saling lempar tanggung jawab.

“AFC menyatakan protes tidak diterima dan untuk lebih jelasnya kami diminta mengirim surat ke FIFA. Sebenarnya ke FIFA, kami juga sudah kirim. Jawaban FIFA, kami diminta mengirim surat ke AFC, ini agak aneh,” tutur Sumardji dalam wawancara bersama CNN Indonesia TV.

PSSI terus tuntut keadilan

PSSI kini menanggapi dengan serius permohonan federasi Bahrain untuk memindahkan pertandingan kedua di negara netral. Masih melalui Arya, PSSI bersikukuh agar laga kandang timnas Indonesia kontra Bahrain tetap digelar di Jakarta.

“Kita akan buat surat ke AFC untuk menyatakan bahwa pertandingan supaya fair tetap di Jakarta, karena sebelumnya kan tandingnya di Bahrain,” ujar Arya dalam keterangannya, Rabu (16/10) malam WIB.

“Yang kedua,kita akan memberi tahu bahwa kami akan menjamin keamanan dan kenyamanan kepada tamu kita, seperti Bahrain, karena bangsa kita ini bangsa yang ramah,” sambung Arya.

Kredit foto: Ludus.id/Ilham Sigit Pratama
Exco PSSI, Arya Sinulingga memberi keterangan kepada media di GBK Arena, Senayan, Jakarta.

Arya juga menjelaskan perihal kelakuan warganet Indonesia yang menyerang pihak Bahrain. Menurut Arya, perilaku penggemar sepak bola tanah air di kehidupan nyata tidak segarang di dunia maya.

“Lalu soal di sosmed, terkadang netizen-netizen Indonesia ini terkadang ramai, tapi sebenarnya ramah itu, baik-baik. Sangat terkenal-lah kita bangsa yang ramah. Kita pernah buktikan kok pernah jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 (2023) dan terselenggara dengan baik,” jelas Arya.

“Keamanan dan kenyamanan semua di berbagai event internasional aman dan nyaman, tidak perlu dikhawatirkan. Itu yang diarahkan Ketum (Erick Thohir) ke kita, buat surat ke AFC,” tutupnya.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.