Tiket Final Kolombia dan Air Mata James Rodriguez

Kredit foto: Copa America
Kolombia lolos ke final Copa America 2024 usai mengatasi Uruguay 1-0, Kamis, (10/7).

Mengubah keraguan menjadi tepuk tangan kekaguman. Itulah yang dilakukan skuad Kolombia di Copa America 2024.

Jujur saja, jelas tidak banyak yang menjagokan Los Cafeteros bakal merengkuh tiket final, apalagi jadi juara. Hanya suporter Kolombia yang percaya tim kesayangan mereka punya kemampuan itu.

Lihatlah materi tim besutan Nestor Gabriel Lorenzo. Nama paling mentereng hanya Luis Diaz, winger yang membela Liverpool. Disusul James Rodriguez yang pernah bermain untuk Real Madrid dan Yerry Mina yang pernah berkostum Barcelona.

Bandingkan dengan Uruguay yang punya sederet nama mentereng seperti Darwin Nunez (Liverpool), Federico Valverde (Real Madrid), Ronald Araujo (Barcelona), Jose Gimenez (Atletico Madrid), Facundo Pellistri (Manchester United), dan Luis Suarez (Inter Miami/eks Barcelona). Maka, tak heran ketika dua tim ini bentrok untuk berebut tiket final Copa America 2024 di Stadion Bank of America, North Carolina, Kamis (11/7), La Celesete, julukan Uruguay, lebih difavoritkan untuk keluar sebagai pemenang.

Pelatih Kolombia, Nestor Lorenzo, dan pelatih Uruguay, Marcelo Bielsa tidak banyak melakukan perubahan skema dari laga sebelumnya. Kedua tim langsung bermain cepat sejak awal.

Kolombia menguasai 10 menit pertama laga. Ada dua tembakan ke gawang Uruguay dalam periode itu, namun tidak ada yang menjadi gol.

Uruguay berhasil keluar dari tekanan dan dapat peluang pertama melalui sepakan sang ujung tombak, Darwin Nunez pada menit ke-17. Namun, bola masih melebar ke kiri gawang.

Nunez kembali mendapat peluang dari serangan balik cepat. Setelah melewati satu pemain, Nunez punya kans mengoyak gawang Kolombia, tetapi lagi-lagi bola sepakannya mengangkasa. Seharusnya ini jadi momen Nunez untuk menghapus julukan “Lord” atau “Mister Chaos” yang melekat pada dirinya ketika nanti kembali membela Liverpool. Sayangnya, itu tidak terjadi.

Malah Kolombia yang berhasil unggul pada menit ke-39, usai umpan sepak pojok James Rodriguez ditanduk dengan sempurna oleh Jefferson Lerma.

Kredit foto: TVP Sport
Jefferson Lerma jadi pencetak gol kemenangan Kolombia atas Uruguay di semifinal Copa America 2024.

Jelang babak pertama rampung, bek Kolombia, Daniel Munoz yang sebetulnya bermain apik, harus keluar setelah menerima kartu kuning kedua akibat menyikut Manuel Ugarte.

Meski hanya dengan 10 orang, Kolombia tidak mengendurkan serangan.

Penyerang veteran, Luis Suarez pun masuk menggantikan bek sayap Guillermo Valera pada menit ke-67 demi meningkatkan daya gedor Uruguay. Semenit setelah masuk lapangan, Suarez punya kans untuk menyamakan kedudukan, namun bola sepakannya masih membentur tiang.

Hingga akhir laga, tidak ada lagi tambahan gol. Kolombia menang 1-0 dan bakal menantang Argentina di final pada Senin (15/7) pagi WIB. Tangis haru pun pecah di antara para pemain dan pendukung Kolombia.

Tangis James Rodriguez 

Usai laga, kapten Kolombia, James Rodriguez diganjar penghargaan pemain terbaik di laga ini. Hebatnya dari lima penampilan sejak babak grup, mantan gelandang Real Madrid itu selalu meraih penghargaan pemain terbaik.

Pria berjuluk “El Diez” atau “Si Nomor 10” itu betul-betul moncer dengan torehan satu gol dan enam umpan gol. Jumlah “assists” Rodriguez jadi yang terbanyak dalam satu turnamen Copa America sejak Opta mencatat data ini pada 2011. Eks pemain Everton ini melampaui rekor lima umpan gol Messi di Copa America 2021.

Kredit foto: Copa America
Kapten Kolombia, James Rodriguez borong penghargaan pemain terbaik laga sebanyak lima kali sejak babak grup Copa America 2024.

Terakhir kali Kolombia di final Copa America pada 2001, James Rodriguez masih berumur 10 tahun. Tak heran air matanya tidak terbendung saat diwawancara.

“Bagi saya… Saya sudah di sini hampir 13 tahun, menginginkan ini…” ujar dirinya sambil menarik napas panjang untuk menghentikan air mata yang mengalir.

“Kami bahagia,” tutup James Rodriguez sambil berlalu.

Nama James Rodriguez mulai dikenal sejak performa impresifnya di Piala Dunia 2014 lalu. Hal itu yang membuat Real Madrid memboyongnya. Namun, selama 6 musim dia kebanyakan jadi pemain pinjaman atau di bangku cadangan.

Dia kemudian masuk belantara transfer dengan pindah ke Everton, Al Rayyan, Olympiakos, dan dua tahun terakhir di Sao Paulo. James tidak pernah bisa mempertahankan permainan terbaiknya di level klub. Namun, semua berbeda setiap dia mengenakan seragam kuning biru kebanggaan Kolombia.

Rekan setimnya, Luis Diaz pun memberikan pujian selangit.

“Saya katakan kepadanya bahwa dia, Falcao, dan Cuadrado yang dulu saya tonton di televisi, adalah idola saya. Bisa berbagi lapangan dengan mereka membuat saya bangga,” tutur Diaz.

“Dia pantas. Ini adalah turnamennya. Kita sedang melihat penampilan terbaiknya. Kita tahu apa yang telah dia lalui, apa yang dia derita. Sepak bola memberikan dia revans dan dia menunjukan itu dengan berkelas,” jelas Diaz.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.