Timnas Irak, lagi-lagi Timnas Irak. Tim berjuluk Singa Mesopotamia ini bagaikan racun yang menggerogoti tubuh Timnas Indonesia.
Tak berlebihan rasanya jika menyebut demikian. Kenyataannya, Irak selalu menjadi batu ganjalan yang menghambat laju skuad Garuda.
Kali ini pun demikian. Berharap tiga poin saat menjamu pasukan Jesus Casas di kandang, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (6/6), dalam laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Indonesia malah dipaksa mengakui keunggulan lawan 0-2 lewat gol penalti Aymen Hussein (54′) dan Ali Jasim (88′).
Padahal, Indonesia tampil cukup solid dengan meraih 55 persen penguasaan bola, ditambah sembilan kali melepaskan tembakan.
Sayang, tim asuhan Shin Tae-yong tak mampu tampil klinis dan sangat buruk dalam penyelesaian akhir. Ditambah, beberapa kesalahan dari barisan pertahanan yang berakibat fatal pada hasil pertandingan.
Beberapa faktor tersebut bisa dikatakan menjadi penyebab tumbangnya skuad Garuda di laga kontra Irak. Kekalahan ini sekaligus memperpanjang rekor buruk Indonesia atas Irak yang tak pernah menang dalam sembilan pertemuan dengan rincian satu hasil imbang dan delapan kekalahan yang dirasakan secara beruntun sejak pertama kali bertemu pada 16 Maret 1973.
Tim Merah Putih sejatinya tampil cukup baik dengan tampil menekan dan bisa menciptakan sejumlah peluang emas di babak pertama. Namun, penyelesaian akhir yang buruk ditambah chemistry yang kurang di sepertiga akhir wilayah pertahanan lawan membuat Marselino Ferdinan cs hanya mencatatkan satu tembakan ke arah gawang sepanjang 90 menit.
Belum lagi, kesalahan Jordi Amat yang mendapatkan kartu merah langsung pada menit ke-59. Dampaknya, keseimbangan permainan Indonesia menjadi goyah karena harus bermain dengan 10 orang.
Puncaknya, Ernando Ari Sutaryadi melakukan blunder yang berakibat gol kedua Irak sekaligus memaksa Indonesia harus menunda pestanya untuk lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Ya, Indonesia sebenarnya hanya membutuhkan satu kemenangan dari dua laga tersisa di ronde kedua melawan Irak dan Filipina. Sial, misi mendapatkan tiga poin dari Irak harus gagal sehingga tim Merah Putih harus berjuang keras untuk mendapatkan kemenangan saat menjamu Timnas Filipina di SUGBK pada laga pamungkas Grup F, Selasa (11/6).
Padahal, PSSI, atas permintaan Shin Tae-yong, sudah berupaya membantu dengan mengubah jadwal kick-off pertandingan, semula 19.00 WIB menjadi 16.00 WIB. Namun, Indonesia masih tetap gagal meraih tiga poin dan mengunci satu tempat di ronde ketiga lebih cepat.
“Para pemain sudah bekerja keras, tetapi banyak hal yang disayangkan. Dengan pengalaman seperti ini, kami harus berusaha lagi ke depannya. Walaupun bermain baik, tapi karena kesalahan sendiri kami gagal. Ini yang harus dievaluasi, semoga ke depannya kami berkembang lagi,” kata Shin Tae-yong selepas laga.
“Saya mewakili seluruh pemain memohon maaf kepada suporter karena hasil ini tidak memuaskan. Tentunya, kami masih ada satu kans melaju ke ronde ketiga. Di tanggal 11 nanti kami akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan poin agar kami bisa melaju ke ronde berikutnya,” tutur sang kapten, Asnawi Mangkualam Bahar.
Perbedaan kualitas dan kendala lapangan
Indonesia memang secara kasat mata terlihat bisa mengimbangi permainan Irak. Setidaknya di babak pertama.
Namun, jika diperhatikan lebih dalam, permainan Indonesia masih tertinggal dalam hal kualitas secara tim. Organisasi permainan Irak terlihat lebih rapih, sementara skuad Garuda bingung ketika sudah memasuki pertahanan lawan.
Memang, lini tengah Indonesia yang dihuni Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Sandy Walsh, dan Marselino Ferdinan lebih bisa menguasai ketimbang Irak. Namun, pertahanan Irak tampil sangat kokoh dalam menjaga benteng pertahanannya yang membuat Indonesia buntu.
Belum lagi soal teknis berupa kondisi lapangan. Pada pertandingan tersebut, sangat terlihat rumput SUGBK tampak belum sempurna.
Kondisinya memang sudah lebih baik dibandingkan saat menjamu Vietnam, Maret lalu. Tapi, beberapa sisi masih tampak tidak rata yang berpengaruh pada permainan Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Asnawi pada sesi konferensi pers usai pertandingan. Dia mengakui jika lapangan SUGBK masih butuh perbaikan.
“Kondisi lapangan memang kurang baik dan sudah diperingatkan beberapa minggu sebelumnya kalau SUGBK berharap jauh lebih baik dibanding pertandingan sebelumnya melawan Vietnam,” kata pemain berdarah Makassar itu.
“Memang ada perubahan, tapi tidak jauh berbeda, beberapa struktur lapangan yang tidak rata cukup berpengaruh juga buat para pemain,” jelasnya.
Dukungan timnas Irak
Kendati menjadi lawan, Irak dengan rendah hati menyuarakan dukungannya agar Indonesia melangkah ke ronde ketiga. Dukungan itu dilontarkan pelatih Jesus Casas selepas memberikan keterangan dalam sesi konferensi pers.
“Terima kasih, semoga tim kalian lolos,” kata Casas.
Uniknya, meski mendukung Indonesia lolos, Casas berharap mereka tidak bertemu lagi di ronde berikutnya.
“Saya tidak berharap bertemu tim kalian untuk ketiga kalinya, tetapi semoga lolos. Cuma jangan berada satu grup lagi,” tutur dia.