Peraih medali emas cabang taekwondo kyorugi -54 kg putra, Reiynaldy Atmanegara menjadi “bintang tamu” kejuaraan taekwondo antarpelajar, Indonesia Interstudent Takewondo Championships 2023 di Tangerang, Banten. Ia mengisi coaching clinic untuk pelatih dan atlet di GOR Anabatic, Kabupaten Tangerang, Jumat (15/12/23).
Pada dasarnya, hal yang ingin diberikan Reinaldy pada coaching clinic ini adalah tips dan trik agar para taekwondoin muda bisa mendapatkan poin dalam sebuah pertandingan kyorugi dengan cara efisien. Apalagi, selama ini yang ia lihat, banyak taekwondoin yang sulit mendapatkan angka karena teknik tidak tepat.
Tendangan checking menjadi salah satu hal yang sangat diandalkan taekwondoin dalam mendulang poin atas lawannya. Sayangnya, saat mencoba menyerang, atlet kerap tidak melihat bagaimana posisi blok lawannya.
Posisi blok setiap taekwondoin berbeda-beda. Ada yang tangannya lebih melindungi bagian depannya. Namun, ada pula yang melindungi bagian belakang. Taekwondoin cenderung mengincar bagian tubuh depan lawan atau bahkan tak tahu mana yang dituju. Padahal, jika bisa menendang area belakang, atlet tersebut tetap mendapatkan angka.
“Banyak atlet yang ingin melakukan tendangan checking tetapi tidak tahu mana yang dituju. Padahal, dari tendangan checking ini bisa menghasilkan banyak angka. Tendangan checking bisa mendulang banyak poin. Intinya, dalam melakukan tendangan checking, lihat posisi blok lawan. Jika bagian belakang terbuka ya tendang bagian belakangnya,” ucap taekwondoin yang sudah pensiun dari dunia kompetitif sejak 2022 tersebut.
Reinaldy juga mengatakan, tendangan checking tidak harus dilakukan dengan memiringkan badan. Posisi badan lurus juga bisa menghasilkan tendangan checking yang baik.
Selain itu, Reinaldy juga mengevaluasi kebanyakan taekwondoin pemula yang hanya sekadar menangkis saat menahan tendangan checking dari lawan. Terlebih lagi, tangkisan yang dilakukan hanya sekadar menggunakan kaki.
Padahal, saat memblok tendangan checking, seharusnya taekwondoin wajib berorientasi melakukan serangan balik atau yang sering disebut cutter. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memotong serangan lawan untuk mendapatkan angka.
Pertama menangkis kaki lawan dengan bantuan tangan. Membuang kaki menggunakan tangan membuat lawan kehilangan keseimbangan sehingga taekwondoin berkesempatan menyerang lawan.
Ada pula teknik dengan hanya menggunakan kaki, tetapi tidak sekadar menahan. Namun, juga memutar kaki yang fungsinya juga demi membuat lawan kehilangan keseimbangan.
Menangkis dengan hanya menggunakan tangan juga bisa dilakukan. Namun, gerakan harus dilakukan secara tepat agar kaki lawan dapat dibuang.
Selain itu, Reinaldy Atmanegara juga membagikan tips cara melakukan pukulan dengan benar. Sebagai catatan, pukulan di taekwondo cukup tricky, karena posisi tangan harus lurus saat mendarat di badan lawan. Jika tidak lurus, maka poin tidak akan didapatkan.
“Jangan lupa, setelah melakukan pukulan berteriak. Itu bisa mempengaruhi wasit untuk memberikan poin. Pukulan juga bisa dilakukan setelah melakukan ancang-ancang akan menendang. Saat posisi terlalu dekat, taekwondoin dapat mengubah serangannya dari menendang ke memukul,” kata Reynaldi.
Meraih poin dalam situasi clinched (dempet) juga kerap menjadi salah satu kebingungan taekwondoin pemula. Oleh karena itulah, dalam kesempatan ini, Reynaldi memberikan tipsnya. Yang terpenting, kata dia, dalam keadaan seperti ini, taekwondoin bisa tinggal mendorong lawan lalu menendang sembari memundurkan pinggul ke belakang.
“Untuk melatih kelenturan kaki, intinya bisa split setiap hari. Lalu beratih setiap jenis tendangan dengan repetisi 50 kali dua set. Hal ini yang bisa diberikan para pelatih untuk anak asuhnya,” ucap Reynaldi.
Anjurkan Lakukan Senam Tabata untuk Pelatih
Selama coaching clinic kali ini, Reinaldy Atmanegara juga membuat banyak pelatih taekwondo kagum. Meski sudah setahun meninggalkan pelatnas dan tak lagi jadi atlet, nyatanya stamina Reinaldy seolah tidak pernah habis. Ia melatih taekwondoin muda dengan penuh semangat meskipun durasinya cukup lama.
Reinaldy mengatakan, sejatinya, saat memberikan materi, ia juga merasa ngos-ngosan. Namun, ia tetap memberikan tips agar stamina para pelatih tetap terjaga meskipun sudah berumur.
Pria berusia 28 tahun tersebut menyarankan pelatih-pelatih taekwondo rajin melakukan latihan kardio. Dua pekan sekali sudah cukup. Dan durasinya pun tak perlu lama-lama, hanya 20-30 menit tetapi dilakukan secara kontinu.
Selain joging, Reinaldy juga menyarankan pelatih melakukan senam tabata. Ini adalah senam aerobik yang cukup ngetren di situs berbagi video, youtube. Intinya, Tabata merupakan senam aerobik (diiringi musik) dengan beat cepat dan tidak dilakukan dalam waktu lama.
“Tabata ini bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Cukup dua lagu sehari saja melakukan tabata, itu sudah berkeringat dan tentu saja ini bisa melatih fisik,” kata Reynaldi.
Ia juga menyarankan, untuk pelatih yang punya waktu luang, tidak ada salahnya untuk pergi ke gym berlatih angkat beban. Selain memperkuat stamina, latihan beban punya manfaat lain.
Yang paling penting adalah bentuk badan yang lebih shape. “Jadi kalu pergi ke gym kan juga bisa untuk body goals. Jadi kalau punya waktu yang cukup luang bisa dimanfaatkan untuk nge-gym,” ia menuturkan.
Harus Banyak Bertanding
Salah satu hal yang menjadi hambatan bagi taekwondoin muda, kata Reinaldy adalah banyak berlatih, tetapi jarang bertanding. Padahal, jam terbang di pertandingan kyorugi sangat penting bagi pertumbuhan taekwondoin muda.
Ia pun menyatakan, banyaknya pertandingan bakal mengasah kemampuan taekwondoin dalam mendapatkan poin secara efisien. Jika materi yang ia berikan tak diuji dalam sebuah fight, tentu saja ini bisa percuma.
“Kalau banyak menjalani pertandingan, taekwondoin muda bisa mendapatkan atmosfer laga kompetitif. Mental mereka juga terasah,” Reinaldy menegaskan.
Ke depan, ia berharap Indonesia kembali bisa berpartisipasi di ajang taekwondo. Sepanjang kariernya, Reinaldy belum sanggup menembus pesta olahraga mepat tahunan. Untuk itulah ia sangat ingin para penerus bisa melakukannya.
Sebagai catatan, Indonesia kali terakhir ikut serta di ajang taekwondo pada Olimpiade 2004 Athena. Ketika itu, Indonesia diwakili dua taekwondoi, Juana Wangsa Putri di kyorugi -49 kg putri dan Satriyo Rahadhani pada kyorugi -58 kg putra.
“Saya berharap taekwondoin Indonesia tak hanya ingin bagus di tingkat nasional, tapi juga internasional. Harapan saya juga ada lagi nanti taekwondoin Indonesia menembus Olimpiade,” katanya.