Titik Nol Timnas Putri Indonesia Usai Juara Piala AFF 2024

Timnas putri Indonesia merayakan gelar juara Piala AFF Wanita 2024 usai mengalahkan Kamboja dengan skor 3-1 di New Laos Stadium, Vientiane, Kamis (5/12). (Tim Media PSSI).

Timnas Putri Indonesia baru saja menjuarai Piala AFF 2024 usai membungkam Kamboja dengan skor 3-1 pada laga final yang berlangsung di New Laos Stadium, Vientiane, Kamis (5/12). Gelar juara ini patut dirayakan mengingat kompetisi putri di tanah air masih tiada. Namun perlu diingat, mereka kini masih berada di titik nol.

Titik nol yang dimaksud merujuk pada pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir kala merekrut pelatih anyar timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki pada Mei 2024 silam. Berbeda dengan pelatih timnas putra, Shin Tae-yong, misi arsitek asal Jepang tersebut memang berat sebab sepak bola putri di tanah air masih berada di dasar jurang.

“Ini adalah misi jangka panjang yang meski kondisi awal kita minus, tapi kita harus memulainya dengan bekal keseriusan, konsistensi, dan semangat. Saya yakin ini adalah awal dari kebangkitan sepak bola putri kita,” ujar Erick ketika itu.

Dengan ketiadaan kompetisi resmi selevel Liga 1 untuk sepak bola putri di Indonesia, Mochizuki harus bekerja keras memoles fisik, teknik dan mental timnas putri Indonesia. PSSI kemudian menggelontorkan dana hingga Rp36 miliar untuk kegiatan pemusatan latihan (TC) Garuda Pertiwi di luar negeri.

Berbagai negara pun disambangi timnas putri Indonesia untuk agenda TC. Dari mulai Hongkong, Jepang hingga Belanda, timnas putri Indonesia beruji coba dan memperoleh pelajaran demi pelajaran berharga dari tim-tim elite.

Baca juga:

Mental Timnas Putri Sudah Teruji

Sepanjang TC di Belanda pada Oktober 2024 silam, total sang penjaga gawang, Laita Ro’ati Masykuroh memungut bola dari gawangnya sebanyak 27 kali. Kekalahan telak 0-15 dari timnas putri Belanda menjadi agenda penutup timnas putri Indonesia di Negeri Kincir Angin.

Timnas putri Indonesia saat menghadapi timnas Belanda pada Oktober 2023 silam. (Tim Media PSSI).

Setelah berjibaku di Belanda, timnas putri Indonesia melanjutkan agenda TC ke Jepang. Agenda TC timnas putri Indonesia di Negeri Sakura pun tak kalah berat.

Usai dihajar habis-habisan, mental timnas putri Indonesia kian terbentuk. Namun dari segi permainan, bahkan untuk level Asia Tenggara, timnas putri Indonesia masih belum tampil meyakinkan.

Timnas putri Indonesia hanya mampu mencetak sebiji gol sepanjang babak grup, atas nama Claudia Scheunemann ke gawang Malaysia. Namun, hasil tersebut sudah cukup untuk membawa Garuda Pertiwi ke babak gugur lantaran pada laga sebelumnya, mereka mendulang satu poin berkat hasil imbang tanpa gol dengan Kamboja.

Meski demikian, permainan timnas putri Indonesia kian matang. Senin (2/12), Tim Merah Putih berhasil menang meyakinkan dengan skor 3-0 atas Singapura. Mimpi terus dipupuk Mochizuki jelang bentrok ulangan dengan Kamboja di partai puncak.

“Saya berpikir karena sudah sampai final, ini (timnas putri Indonesia) tim yang kuat. Target kami bahwa kami akan menjadi top di Asia dan selanjutnya untuk Piala Dunia,” ucap Mochizuki jelang laga final dipetik laman resmi PSSI.

Angkat trofi di turnamen kualifikasi

Hingga tibalah partai final menghadapi Kamboja, sebuah tim yang sempat menyulitkan Indonesia di babak grup. Tim berjuluk Angkor Women tampil sporadis dengan menerapkan pressing-pressing tinggi. Hal ini turut diakui Mochizuki pada konferensi pers usai laga.

“Tentu ini merupakan pertandingan yang sulit. Sejak awal pertandingan, Kamboja bermain dengan cepat sejak menit awal,” ujar Mochizuki.

Pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki memberi keterangan kepada awak media usai laga final kontra Kamboja. (Tim Media PSSI).

Timnas putri Indonesia lantas tampil sabar dengan membiarkan Kamboja dominan menguasai bola. Pola 5-3-2 terus dipertahankan ketika fase bertahan. Indonesia juga memeragakan blok pertahanan menengah dengan mengandalkan duet ujung tombak, Sheva Imut dan Sydney Hopper sebagai garda pressing terdepan.

Peningkatan pesat timnas putri Indonesia terlihat saat mereka mengalirkan bola ke sisi sayap. Hopper pun menjadi protagonis pada gol pertama Tim Merah Putih di menit ke-19.

Hopper berinisiatif bergerak menusuk seraya meminta bola kepada Ellen Tira Fertika yang tengah melakukan lemparan ke dalam. Bomber berusia 17 tahun itu kemudian mengirim umpan silang terukur yang berhasil dituntaskan Reva Octaviani.

Pada momen ini, momentum berpihak pada kubu Indonesia. Garuda Pertiwi kian percaya diri menguasai dan mengalirkan bola ke depan. Timnas putri Indonesia tidak goyah meski Kamboja sempat menyamakan kedudukan di lewat gol Hok Saody di menit ke-32.

“Namun, ketika Reva Octaviani mencetak gol pertama, saya berpikir kita bisa memenangi pertandingan. Para pemain juga melihat bahwa kita bisa memenangi pertandingan,” sambung Mochizuki.

Terbukti, timnas putri Indonesia menyerang dengan cukup efektif dua menit berselang. Skema yang sama dengan gol pertama kembali diperagakan ketika Garuda Pertiwi berhasil kembali unggul di menit ke-35.

Lagi-lagi berawal dari lemparan ke dalam, Sheva Imut mengirim umpan silang dari sisi sayap dan berhasil dituntaskan Hopper menjadi gol. Adapun gol pamungkas Indonesia, yang kembali dicetak Reva Octaviani, tercipta berkat blunder bek Kamboja, Hear Srelias.

Skor 3-1 bertahan hingga wasit Asaka Koizumi meniup peluit panjang. Gelar ini sekaligus menjadi prestasi perdana Mochizuki selama menukangi timnas putri Indonesia.

“Menyenangkan bisa menjadi juara di turnamen ini. Saya juga senang bisa mencetak gol internasional pertama saya, dan mudah-mudahan saya bisa mencetak lebih banyak gol. Terima kasih untuk semua penggemar saya,” tutur Hopper usai pertandingan.

“Banyak momen yang tercipta untuk menjadi gol, melawan Kamboha memang tidak mudah, tapi alhamdulillah kita semua bisa kompak, juga bermain secara tim. Saya rasa itu adalah 100 persen yang diberikan setiap pemain,” kata Reva Octaviani.

Titik nol

Berkat jerih payah selama TC di luar negeri hingga penampilan di Piala AFF 2024, Mochizuki menyulap timnas putri Indonesia dari yang semula berada di angka minus menuju titik nol hanya dalam waktu setengah tahun. Namun, titik nol jelas belum cukup untuk menyongsong level selanjutnya.

Pada laga menghadapi Kamboja, jika dilihat secara keseluruhan, seringkali timnas putri Indonesia masih bermasalah dalam hal akurasi umpan. Patut diingat bahwa Piala AFF 2024 merupakan ajang kualifikasi menuju ASEAN Women Championship 2025.

Sebanyak tiga tim teratas dari Piala AFF Wanita 2024 berhak melaju ke ajang tersebut, meliputi Singapura selaku juara ketiga, Kamboja sebagai runner-up dan Indonesia sebagai kampiun. Adapun peserta lainnya adalah empat tim yang lolos ke semifinal ASEAN Women Championship edisi 2022 silam, meliputi Thailand, Vietnam, Myanmar dan Filipina.

Tim terakhir yang disebut merupakan kontestan Piala Dunia Wanita 2023. Belum lagi, Australia, yang merupakan tuan rumah Piala Dunia Wanita edisi terakhir, juga dipastikan turut berpartisipasi pada ASEAN Women Championship 2025.

Claudia Scheunemann menjadi salah satu motor serangan timnas putri Indonesia dari sisi sayap. (Tim Media PSSI).

Oleh sebab itu, kepada media Jepang, Mochizuki kembali mewanti-wanti PSSI soal janji menggulirkan Liga 1 Putri. Mochi, sapaan akrabnya, mengaku kewalahan membangun tim tanpa adanya kompetisi domestik.

“Itu di luar kewenangan pelatih tim nasional, tetapi saya pikir kondisi tim akan berubah jika ada kompetisi wanita. Saya ingin memastikan Indonesia menggulirkan liga wanita dan mengubah lingkungan sepak bola di beberapa tahun mendatang,” kata Mochizuki kepada Sankei.

“Bagaimanapun juga kami membutuhkan tempat untuk berlatih dan bermain di setiap pekan. Saya akan mengerahkan seluruh kekuatan saya ke dalam ini,” tutup Mochi.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.