Taekwondo Kota Cirebon (TKC) menjadi tim yang paling banyak mengirimkan atletnya di Taekwondo Kids Championship 2024. Pada kejuaraan yang dilangsungkan di Mall Teras Kota, BSD, Tangerang Selatan, pada Minggu 25 Februari 2024, TKC menurunkan 43 atlet.
Kepada Ludus.id, pelatih kepala Suwiryadi mengatakan bahwa TKC menurunkan anak-anak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berlatih di Kota Udang itu. Suwiryadi juga mengatakan bahwa timnya memiliki target di Taekwondo Kids Championship 2024.
TKC menjadikan ajang tersebut sebagai ajang mencari pengalaman bagi atlet muda mereka, terutama kategori pemula. Banyak dari mereka hanya bertanding di Kota Cirebon saja, tetapi masih kurang pengalaman bertanding di luar kota.
Suwiryadi bukan tanpa alasan mengapa ia membawa banyak atlet ke Tangerang Selatan. Ia ingin mengasah mental anak-anakanya jika bertanding di level nasional. “Saya menurunkan 75 persen pemula dan 25 persen di kategori prestasi. Jadi bagi pemula ini adalah pengalaman pertama mereka bertanding di event luar kota Cirebon,” kata Suwiryadi.
Mantan atlet nasional itu ingin ada hal positif yang didapat oleh atletnya dari Taekwondo Kids Championship 2024 ini. Sebagai pelatih kepala, ia ingin anak asuhnya merasakan pertandingan yang sebenarnya, seperti melawan tekanan penonton selain harus melawan ‘musuh’ di area pertandingan.
Bagi Suwiryadi, Taekwondo Kids Championship ini menjadi ajang ujian mental bagi anak asuhnya serta melihat pengaplikasikan hasil latihan di kejuaraan nasional. “Mau dapat juara atau tidak itu tak masalah karena terpenting bagaimana merasakan tekanan-tekanan di pertandingan, dari menghadapi lawan dan juga tekanan penonton,” jelas Suwiryadi.
Hasilnya, TKC menjadi tim favorit di Taekwondo Kids Championship 2024 ini. Salah satu atlet pemula, Muhammad Rafid Faeyza, mendapatkan prestasi di ajang ini dan ia merasa senang mendapatkan pengalaman bertanding di luar Cirebon.
“Senang karena mendapat pengalaman berharga. Ini menjadi medali emas keempat saya di Kyorugi pemula,” ucap Faeyza.
Wadah Taekwondo di Cirebon
TKC menjadi wadah anak-anak muda dalam menyalurkan bakat dan minat terhadap taekwondo. Berawal dari keinginan Suwiryadi memajukan taekwondo dengan mengumpulkan para pemegang sabuk hitam, kini TCK menjadi representasi taekwondo di Kota Cirebon.
Suwiryadi mengumpulkan para pemegang sabuk hitam ini untuk mengembangkan taekwondo dan mempersatukannya dari beberapa klub yang ada di kota tersebut. “Sejak 2000 sampai sekarang menjadi satu wadah (taekwondo) di TKC ini. Jadi kalau dipersempit lagi, TKC ini wadah yang membidani anak-anak taekwondo di kota Cirebon,” jelas pria yang juga aktif di Pengurus Cabang (Pengcab) Taekwondo Indonesia (TI) Kota Cirebon itu.
Suwiryadi melihat antusiasme yang tinggi akan taekwondo di Kota Cirebon ini. Ia menjabarkan bagaimana terjadi perkembangan pesat peminat taekwondo yang awalnya puluhan, kini sudah ada 500 atlet Kota Cirebon yang berdasarkan penghitungan setiap ujian kenaikan tingkat.
“Artinya ini perkembangan yang signifikan dari 2000 sampai 2024 ini, taekwondo sangat digandrungi oleh anak-anak SD hingga mahasiswa Kota Cirebon,” terang Suwiryadi.
Namun, mengembangkan TKC tidaklah mudah. Ada perjuangan yang dilakukan Suwiryadi dan rekan-rekannya dalam mengembangkan TKC dan taekwondo secara keseluruhan di Kota Cirebon. Keterbatasan tempat latihan di kota mereka menjadi salah satu kesulitan yang dialami Suwiryadi.
Mereka kerap tidak mendapatkan jadwal latihan yang rutin. Hal ini dianggap Suwiryadi tidaklah ideal, apalagi jika ada kejuraan yang persiapan latihannya harus digelar setiap hari. Untuk itulah, Suwiryadi mencoba membuka tempat latihan sendiri untuk publik taekwondo Kota Cirebon.
“Saya pribadi punya Kevin Sports Dojang untuk menunjang prestasi secara keseluruhan di Cirebon,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suwiryadi tidak menyulitkan siapa saja yang ingin bergabung dengan TKC, tetapi ia punya syarat bagi calon anggota yang berminat masuk. Calon anggota harus punya komitmen berupa proses untuk mencapai sebuah prestasi.
Setiap anggota TKC memiliki dedikasi, disiplin waktu dan percaya dengan proses. Hal ini penting, terlebih proses merupakan jalan menuju prestasi dan itu menjadi hal yang harus dijalani semua anggota TKC.
“Itu syarat bergabungnya. Kalau untuk adminstrasi hanya sebatas menutupi dana kas untuk mengikuti kejuaraan. Selebihnya, kita juga ada latihan yang free dan ditangani oleh asisten pelatih berlisensi,” ucap Suwiryadi.
Prestasi TKC
Tidak mengherankan jika TKC akhirnya memiliki prestasi yang cukup baik, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. TKC pernah menjuarai gelara Walikota Cup di Yogyakarta dan ikut beberapa event di luar negeri meski mengirimkan satu atau dua atlet saja.
Selain itu, yang tak kalah membanggakannya adalah pernah mejuarai Korea Open beberapa tahun lalu. “Meski sifatnya open dan siapa saja bisa ikut, tetapi itulah prestasi tertinggi TKC,” ujar Suwiryadi.
Tidak hanya itu, atlet TKC juga kerap beberapa kali menjuarai Pra-PON seperti pada tahun 2019. Lalu juga Porda Jawa Barat dab kini ada dua atlet TKC yang bergabung dengan Pelatihan Nasional (Pelatnas) PON Jawa Barat, yakni Febrianti dan Ari Zul di kategori Kyorugi.
Dengan segala prestasi dan perjuangan TKC mengembangkan taekwondo di Cirebon membuat Suwiryadi berharap perkumpulan ini tetap eksis dan bisa menjaga prestasi hinggal level tertinggi.
“Sebagai bagian pendiri TKC, harapannya TKC ini bisa eksis dalam membina dan memberikan sumbangsih kepada Cirebon. Selain itu juga bisa berkolaborasi dengan provinsi Jawa Barat yang sifatnya lebih luas dan hasil anak-anak TKC ini bisa beprestasi di tingkatan nasional,” pungkas Suwiryadi.