Waspada! Misinformasi Kesehatan yang Viral Bisa Jadi Berbahaya

 

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi keharusan meneliti kandungan dan efek samping obat sebelum mengonsumsinya.

Widi (36) baru saja membuka salah satu akun media sosialnya. Tips-tips kesehatan mulai dari obat herbal untuk menyembuhkan asam lambung, darah tinggi, sampai makanan yang digadang-gadang dapat membantu meningkatkan kesehatan organ dalam tubuh hingga membuat kulit cerah sudah berseliweran.

Untuk makin meyakinkan, sejumlah tips dan produk yang muncul itu dibawakan oleh selebritas atau influencer/pemengaruh terkenal. Hasilnya terlihat sangat menjanjikan.

Biasanya, jika ada yang menarik perhatian, karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta Pusat itu mencoba untuk mencari tahu lebih dalam mengenai tips atau produk yang menggiurkan tersebut dari sisi medis. Maklum saja, sebagai penyintas grave’s disease hyperthyroidism atau gangguan fungsi tiroid yang memicu autoimun, Widi harus lebih berhati-hati dengan asupan yang masuk ke dalam tubuh.

Masih terekam dalam ingatan, rasa takut akan Covid-19 pada 2019 lalu membuat Widi mengonsumsi herbal dan vitamin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang justru mengganggu keseimbangan fungsi kelenjar tiroid yang memegang peranan penting dalam mengontrol metabolisme tubuh. Efeknya, selama tiga tahun, dia harus menjalani pemeriksaan hormon tiroid secara rutin.

Pada zaman sekarang, ketika gempuran media sosial sangat masif, orang memiliki pilihan yang lebih beragam dan bebas untuk memakai, memakan, atau meminum produk kesehatan untuk dirinya. Namun, hal ini justru menjadi pisau bermata dua karena di satu sisi ada banyak pihak yang justru memicu maraknya misinformasi kesehatan. Berikut ini sejumlah misinformasi kesehatan yang umumnya terjadi.

Food Fads dan Fad Diet

Ini merupakan informasi mengenai pola makan yang tidak biasa dengan tujuan untuk menjadikan tubuh lebih sehat atau menurunkan berat badan tanpa memerhatikan kesehatan menyeluruh. Misalnya, tips diet hanya makan protein saja selama jangka waktu tertentu. Padahal, tubuh memerlukan nutrisi lain seperti karbohidrat, serat, dan lemak sehat.

Health Fraud

Health fraud pada dasarnya sama dengan food fads dan fad diets. Hanya saja, health fraud bertujuan mengeruk keuntungan besar dari berita yang disebarkan. Nutrition fraud menjadi salah satu health fraud yang paling populer. Nutrition fraud mencakup pada klaim menyesatkan atas produk makanan dan nutrisi, baik makanan tradisional, produk makanan, dan nutrisi diet. Biasanya, produk nutrition fraud menjanjikan hasil yang cepat dan sensasional dengan harga mahal.

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi : Mencari informasi kesehatan dari internet.

Ciri Misinformasi Kesehatan

Oklahoma State University dalam laman resmi mereka, okastate.edu, menyebutkan beberapa tanda misinformasi kesehatan yaitu biasanya para pengiklan menggunakan kata “alami”, “ajaib”, “penyembuhan”, dan “terobosan” untuk membuat orang percaya. Ada iming-iming dapat mengobati penyakit mematikan juga menjadi indikasi. Selain itu, biasanya pengiklan pun akan memakai jasa sosok terkenal untuk menarik perhatian khalayak.

Target Misinformasi Kesehatan

Misinformasi kesehatan disengaja menyasar sejumlah target karena dianggap rentan terpengaruh. Kaum lanjut usia yang mendambakan kesehatan menjadi sasaran utama karena dianggap gagap teknologi sehingga kurang bisa memeriksa ulang kebenaran informasi dan terobsesi dengan fungsi tubuh yang lebih baik.

Penderita kanker dan HIV/AIDS juga menjadi target karena rela mengeluarkan banyak uang demi kesembuhan. Orang-orang yang terobsesi dengan bentuk badan ideal juga menjadi incaran. Biasanya, mereka rela membeli apapun untuk mendapatkan hasil instan.

Atlet juga dapat menjadi mangsa produsen obat-obatan dalam olahraga yang mengandung zat ergogenik atau bahan-bahan yang dapat meningkatkan performa. Padahal, dua kunci utama tampilan super atlet adalah latihan dan nutrisi yang optimal.

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi penjualan obat-obatan

Mencegah Menjadi Korban Misinformasi Kesehatan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisa terhindar dari misinformasi kesehatan yang merugikan. Berikut tips yang dapat dilakukan.

Cek Sebelum Membeli

Tanyakan ke dokter atau tenaga medis kepercayaan mengenai informasi yang diterima dapat menjadi langkah bijak. Mereka mengetahui kondisi medis dan apa yang cocok dengan kondisi dan target yang ingin dicapai. Kemudian, periksa produsen dan bahan produksi yang digunakan apakah aman atau tidak. Ini bisa dilakukan dengan memeriksakan nama produsen atau produk ke laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau menanyakan ke tenaga medis kepercayaan Anda jika kandungan yang tertera tidak membahayakan kesehatan.

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi ramuan herbal untuk pengobatan.

Lihat Review

Biasanya, sudah ada orang yang lebih dulu membeli atau mencoba tips atau produk kesehatan yang membuat Anda tergiur. Ini memudahkan untuk mencari ulasan agar tidak terjak dengan hasil nihil. Ulasan bisa dicek di akun marketplace atau lokapasar yang menjual produk kesehatan atau di kolom komentar media sosial.

Percaya Intuisi

Jika ragu untuk mencoba saran atau produk kesehatan yang tengah viral, ada baiknya untuk mengikuti kata hati. Menurut psychology today, intuisi merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar dengan bantuan pengalaman masa lalu dan pengetahuan kumulatif. Para ilmuwan meyakini intuisi secara positif memengaruhi pengambilan keputusan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.