Tim Indonesia berhasil mengumpulkan empat medali emas dari nomor poomsae di Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024 di Indoor Stadium, Tangerang, Banten pada 13-19 Oktober lalu. Salah satu medali emas dipersembahkan oleh Wawan Saputra yang tampil di kelas individual putra freestyle.
Wawan tampil solid dengan gerakan yang menawan dan tanpa cela. Dia pun dinobatkan sebagai peraih medali emas setelah juri memberi nilai 7.520.
Taekwondoin berusia 22 tahun ini mengalahkan wakil Singapura, Darren Yap, yang meraih perak serta dua wakil Indonesia lainnya, Mohamad Ilham Faturohman dan Riki Ahmad, yang sama-sama mendapatkan perunggu.
Wawan mengaku tak menyangka bisa mendapatkan medali emas di kejuaraan ini. Sebab, persiapan yang dia lakukan terbilang singkat. Hanya sekitar tiga minggu sebelum turnamen berlangsung.
“Alhamdulillah senang sekali karena posisinya latihannya cuma tiga minggu di pelatnas. Tapi, karena habis main di PON Aceh-Sumatera Utara kemarin, otot-otot masih lumayan kencang, jadi dilatih sedikit langsung kencang lagi dan Alhamdulillah dapat hasil yang maksimal di sini,” ujar Wawan kepada Ludus.id.
“Saya sempat gugup juga soalnya di awal. Tapi, saya coba ubah mindset, saya jadikan percaya diri karena kalau gugup nanti mainnya lemas,” tambah Wawan.
Baca juga:
Indonesia Juara Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024
Lebih lanjut, Wawan mengaku sangat bersyukur bisa membawa pulang medali emas di Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024. Sebab, hasil dari kejuaraan ini bakal menjadi salah satu tolok ukur tim pelatih dan manajer untuk memilih para atlet yang akan diberangkatkan menuju Hong Kong 2024 World Taekwondo Poomsae Championships atau Kejuaraan Dunia Taekwondo Poomsae 2024 yang memiliki grade G8.
Sebagai atlet, Wawan jelas berharap mendapatkan kesempatan itu agar bisa memiliki lebih banyak pengalaman bertanding. Apalagi, dengan nomor poomsae akan dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028, ajang tersebut bakal menjadi kesempatan besar untuk mengumpulkan poin.
“Inshaallah dapat rezeki diberangkatkan. Bulan depan akan ada Kejuaraan Dunia Poomsae di Hong Kong. Paling setelah ini jika terpilih akan persiapan ke sana,” ucap Wawan.
“Saya akan berusaha keras kalau dipercaya mewakili Indonesia. Event ini juga penting untuk mengumpulkan poin (Olimpiade). Apalagi, poomsae untuk yang freestyle baru akan ada di Olimpiade LA 2028,” tutur dia.
Wawan memang harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan posisinya di pelatnas. Dia mengakui persaingan semakin ketat lantaran setiap tahun selalu muncul atlet-atlet baru yang siap merebut posisinya. Ditambah, pelatnas taekwondo cukup rutin melakukan promosi dan degradasi demi mendapatkan atlet terbaik.
“Promosi dan degradasi tentu ada karena kami menurunkan tim yang cukup banyak dan ada satu kelas yang isinya bisa sampai tiga. Untuk ke depan, kejuaraan-kejuaraan yang lain hanya bisa satu, otomatis akan ada promosi dan degradasi,” kata manajer tim poomsae, Laras Fitriana Sumarna.
Berawal dari Pesantren
Wawan Saputra merupakan taekwondoin kelahiran Indramayu, 20 Maret 2002. Atlet yang kini berusia 22 tahun itu adalah anak dari pasangan Riduan dan Wati.
Ketertarikan Wawan kepada taekwondo sudah muncul sejak kecil. Dia mulai mempelajari bela diri asal Korea Selatan ini sejak kelas 3 SD.
Ketertarikan Wawan akan taekwondo muncul setelah dia melihat para seniornya melakukan demonstrasi. Dari situ, dia berkeinginan untuk bisa melakukan hal yang sama.
Bermodalkan rasa penasaran yang besar, Wawan kecil memberanikan diri untuk bergabung dengan klub bernama N-Lion’s.
“Pertama kali belajar taekwondo itu 2011. Saat itu saya masuk pesantren dan di sana ada ekskul taekwondo. Selain dididik agama, kita mendapatkan pelajaran lainnya juga, salah satunya taekwondo,” ujar Wawan.
“Tertarik sama taekwondo karena saya melihat senior-senior bisa terbang sambil berputar. Akhirnya, saya tertarik sama taekwondo dan berjalan sampai sekarang,” jelasnya.
Menariknya, klub N-Lion’s ini bernaung di bawah sebuah pesantren. Wawan sendiri merupakan santri di pesantren tersebut, tepatnya di Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School, Bogor.
Di tempat itulah, Wawan menimba ilmu akademik sembari belajar taekwondo yang menjadi salah satu ekstra kurikuler di sana. Tanpa disangka, dia ternyata memiliki bakat untuk menjadi besar bersama bela diri ini.
“Sejak awal, saya merasa bisa mengikuti ini (taekwondo). Kebetulan dapat dukungan juga dari yang punya yayasan,” ucap dia.
Sekian tahun mempelajari taekwondo, Wawan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi di Kejuaraan Nasional Junior pada 2018. Di ajang tersebut, dia mampu mendapatkan dua medali emas yang mengantarkan dirinya masuk pelatnas.
“Waktu itu, saya terpilih main buat Jawa Barat di Kejurnas Junior 2018. Di situ, alhamdulillah dapat dua emas dan di 2019 berhasil masuk pelatnas,” kata Wawan.
Sejak 2019, Wawan rutin menjadi langganan pelatnas meski beberapa kali sempat terdepak. Namun, dia memiliki tekad yang kuat untuk berprestasi.
Sebagai buktinya, Wawan langsung mempersembahkan medali perunggu pada debutnya di SEA Games Filipina 2019. Tak hanya satu, melainkan dua medali perunggu poomsae masing-masing dari kelas individual putra freestyle dan beregu campuran freestyle.
Kemudian, prestasinya meningkat di SEA Games Kamboja 2023. Dia mampu mengamankan medali perak, masih dari nomor individual putra freestyle.
“Kalau masih mendapat kesempatan lagi, saya bertekad untuk mendapatkan medali emas di SEA Games Thailand 2025. Jadi kan prestasinya terus meningkat sejak 2019,” tutur pemuda yang masih menimba ilmu di STAI Nurul Iman Bogor ini. (Pratama Yudha)