
Winata Zahara Memperagakan Jurus (Poomsae) di acara Ujian Kenaikan Tingkat Golden Taekwondo Academy
Namanya Winata Zahara, biasa dipanggil Wina, warga negara Indonesia yang bekerja dan kini menetap di Hongkong. Tak disangka, berawal dari upaya dirinya mengajak dan menggalang para pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di Hongkong, termasuk TKW yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di sana untuk bisa saling menjaga komunikasi dan membekali dirinya dengan ilmu bela diri sebagai bentuk pertahanan, Wina akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan taekwondo.
Di tengah kesibukannya bekerja, ia tetap masih meyempatkan diri berlatih taekwondo. Baginya taekwondo bukan saja membuat dirinya sehat secara fisik, tetapi juga membantunya meningkatkan kepercayaan diri dan memperluas pergaulannya.
Kini, bukan saja prestasi yang diraih. Namun, juga perkenalannya dengan beberapa praktisi taekwondo dunia, membuat namanya dikenal sebagai salah satu praktisi taekwondo Indonesia yang eksistensinya sukses diakui di Hongkong.
Tak terasa wanita asal Grabag, Magelang Jawa Tengah yang sudah dikaruniai anak ini, kini sudah satu dasawarsa lebih memberikan warna dan kontribusi positif, bukan saja bagi para TKW, tetapi juga eksistensinya pada olahraga ini di Hongkong.

Winata Zahara melatih muridnya di Golden Taewondo Academy
“Awalnya Wina ingin mengajak mereka untuk bisa bersilaturahmi, berkumpul dan berbagi pengalaman, serta permasalahan. Namun, kan harus ada wadah dan waktu luang agar kita bisa terus menjaga komunikasi. Waktu luang ini yang Wina ingin isi dengan kegiatan positif, yang menyehatkan sekaligus bermanfaat. Misalnya olahraga yang bisa membantu membuat diri kita lebih aman melindungi diri. Maklumlah kita kan kerja di negeri orang, jauh dari keluarga. Yang bisa menyelamatkan diri kita ya kita sendiri,” kata Wina kepada LUDUS.
Wina dan beberapa rekannya asal Indonesia kemudian bergabung di sebuah klub taekwondo yang bernama FHKTA. Di klub inilah Wina yang telah bekerja sejak tahun 2013 mengenal taekwondo. Berlatih serius dengan keras, menjadi usaha Wina agar dirinya bisa mewujudkan semangat silaturahmi antar sesama pekerja itu.
Ternyata, yang didapatkan bukan saja waktu dan kebersamaan di tengah aktivitas taekwondo yang digeluti, tetapi dari taekwondo, para pekerja asal Indonesia juga bisa berprestasi di turnamen open nasional maupun turnamen open internasional yang digelar di negara tersebut.
Di sela-sela kesibukannya bekerja dan berlatih taekwondo di dojangnya saat ini yang bernama Golden Taekwondo Academy (GTA), LUDUS mewawancarai Wina yang antusiasmenya begitu tinggi menceritakan pengalamannya bersama klub yang telah membesarkan namanya itu.

Winata Zahara (Kanan) memamerkan medali usai menjuarai Open Tournament di Hongkong 2015 kategori individual poomsae.
“Saya bersyukur, dengan keikutsertaan kami dalam aktivitas olahraga taekwondo Ini, solidaritas dan rasa memiliki diantara kami sesama pekerja di negara ini menjadi lebih baik, karena selalu ada motivasi dan rasa aman serta nyaman dalam bekerja,” kata perempuan asal Grabag, Magelang Jawa Tengah.
Lebih lanjut Wina mengatakan bahwa dirinya bersyukur gagasan dan inisiatifnya mampu dipahami sekaligus menggerakan semangat para pekerja lain. Selain menghilangkan jenuh, berolahraga bela diri juga bermanfaat untuk olah tubuh dan terutama sebagai self defense, apalagi menurutnya kejahatan kepada khususnya kaum perempuan sebagai pekerja bisa terjadi kapan saja.
Bersama klub FHKTA, pada bulan Desember 2014, hampir sepuluh tahun silam, setelah berlatih taekwondo kurang lebih satu tahun sejak 2013, untuk pertama kalinya, ia sukses meraih medali emas di kategori poomsae. Baik Individual poomsae, maupun di kategori poomsae team. Yang membanggakan, dirinya berhasil menjuarai open turnamen di Hongkong tersebut ketika Ia masih geup (colour belt) bersabuk hijau dan mampu mengalahkan lawannya yang rata-rata bersabuk hitam (black belt).
“Prestasi di awal-awal berlatih taekwondo itu telah membuat kesan tersendiri untuk saya yang tidak bisa saya lupakan. Prestasi itu bagi saya merupakan pintu masuk, agar saya makin giat berlatih dan menimba ilmu di olahraga taekwondo,” katanya.

Winata Zahara (kiri) menunjukkan sertifikat DAN Kukkiwon usai Promotion Test dari DAN 3 ke DAN 4 Kukkiwon.
Wina menyampaikan terima kasihnya kepada pelatih pertamanya Master Mekh Gurung yang melatihnya di klub FHKTA. Dari tangan dingin beliaulah Wina mengenal taekwondo dan dari tangan beliaulah Wina mampu meningkatkan kapasitas dan skill taekwondonya serta berprestasi membawa nama klub di kejuaraan lokal dan tingkat nasional di Hongkong.
Dirinya sering menjadi andalan di klubnya. Bahkan Wina kerap mengikuti dua nomor sekaligus, baik kyorugi maupun poomsae dan telah berhasil memperoleh beberapa medali dari kejuaraan-kejuaraan tersebut. Karena prestasi dan keseriusannya berlatih, dalam sebuah ujian kenaikan tingkat Geup, Wina pernah langsung mendapat promosi kenaikan dua tingkat sekaligus.
Ia bersyukur, keseriusannya berlatih, diapresiasi dengan baik oleh para pelatih di sana. Hal tersebutlah yang makin menambah motivasinya untuk makin giat berlatih taekwondo. Dirinya berjanji, kecintaannya kepada taekwondo akan terus ia kembangkan sampai ia berkesempatan menimba ilmunya sepulangnya kembali ke Indonesia.

Winata Zahara, lebih popular disapa Taekwina, perempuan Indonesia asal asal Grabag, Magelang Jawa Tengah sukses menyatukan dan membangun kebersamaan serta solidaritas pekerja Indonesia di Hongkong dengan kegiatan Taekwondo.
Sebelum bergabung di GTA, Wina memang kerap mengikuti banyak turnamen. Wina menceritakan bagaimana dirinya memiliki mimpi suatu saat bisa mendirikan dojang taekwondo di Hongkong dan bersamaan dengan ini menjadikan dojangnya sebagai salah satu tempat terbaik bagi warga Indonesia untuk membangun solidaritas bersama bagi sesama anak bangsa yang mencari nafkah hidupnya di negara tersebut.
Kini, setelah berumah tangga dan memiliki putri, dirinya lebih fokus membina generasi muda, sambil terus meningkatkan kapasitas dirinya dalam hal pengetahuan dan teknik gerakan taekwondo. Oleh karenanya, bersama klubnya di GTA Wina kerap mengikuti berbagai program misalnya seminar dan diklat kepelatihan, perwasitan termasuk meningkatkan kapasitas black belt dengan mengikuti Ujian DAN Kukkiwon, hingga tak terasa saat ini Ia pemegang sabuk hitam DAN 4 Kukkiwon.