Yoshi Sudarso dikenal sebagai Power Rangers biru di serial Power Rangers Dino Charge. Namun siapa sangka, dirinya kini menerima tantangan bertinju.
Bagi pencinta Power Rangers di Indonesia, nama Yoshi Sudarso tidaklah asing. Dia kerap wara-wiri sebagai Rangers Biru seperti di Power Rangers Dino Charge.
Meski dikenal sebagai Power Rangers, namanya tidak hanya tampil di serial tersebut, tetapi juga di beberapa film termasuk film Indonesia seperti “Milly dan Mamet” serta “Serigala Langit”. Banyak bermain di film aksi, Yoshi Sudarso kini mulai mencoba olahraga tinju.
Yoshi Sudarso menerima tawaran tinju selebritas, Superstars Knockout di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu, 27 Desember 2024. Yoshi akan menghadapi Enrique Dustin yang juga seorang selebritas.
Baca juga:
Banteng Karate Team, Dojo Prestasi dari Taman Menteng
Pria berusia 35 tahun itu memang dikenal dengan film-filmnya yang sering bertemakan action. Tak jarang Yoshi memerankan tokoh yang pandai bela diri seperti saat dirinya menjadi Koda, seorang rangers biru dalam serial Power Rangers Dino Charge.
Namun, Yoshi Sudarso mengungkapkan bahwa tinju dan bela diri akting yang dia geluti selama ini sangatlah berbeda. Bagi Yoshi, bertinju tidaklah mudah karena ada beberapa teknik yang harus dikuasai dengan baik.
“Ya, ternyata tinju tidak sesederhana itu. Meski saya pernah bermain di film action di luar negeri, tetapi latihan stunt seperti untuk film itu sangat beda banget,” kata Yoshi Sudarso.
Meski begitu, dirinya tetap menerima tawaran dari Sultan Sapta Bandaro, selaku promotor dari Sens Entertainment. Dia mengaku memiliki ketakutan untuk bertinju, namun hal itulah yang menguatkan dirinya mau tampil di ring tinju.
“Pas ada acara ini (Superstar Knockout), ada kepikiran mau main, tetapi sebetulnya muncul rasa takut dan itu yang memberikan kepastian harus dijalani (pertandingan tinju) karena rasa takut itu,” tutur Yoshi Sudarso menambahkan.
Yoshi Sudarso mengungkapkan bahwa pertarungan saat akting film berbeda dengan bela diri untuk olahraga. Dia harus menyesuaikan gerakan dan teknik di tinju agar bisa menyerang dan bertahan saat pertandingan.
“Kalau di film combat-nya berbeda banget dan gerakannya juga beda. Intinya sih, di film itu kan kita harus jaga Jarak biar lawan kita tidak kena dan bisa diulang berkali-kali,” tambah Yoshi Sudarso.
Berawal dari Cheerleader
Menariknya, Yoshi Sudarso tak memiliki dasar tinju ataupun combat sport sejenis. Kegiatan yang membuat dia mahir berakting bela diri adalah cheerleader atau pemandu sorak.
Yoshi Sudarso aktif menjadi pemandu sorak ketika menjalani kuliah di California State University. Seperti diketahui, pemandu sorak bukan hanya pengembira saat jeda pertandingan olahraga seperti bola basket ataupun olahraga lainnya, tetapi juga memiliki gerakan yang elastis sekaligus menjaga keseimbangan.
Hal itulah yang dimiliki Yoshi Sudarso. Tubuhnya yang atletis cukup untuk beradaptasi berakting dalam film-film action yang membutuhkan koreografi pertarungan.
“Sebenarnya background saya malah cheerleader ketika masih kuliah. Team sports-nya itu (tim cheerleader), baru masuk ke combat sports,” jelas Yoshi Sudarso.
“Namun, saya sebelumnya pernah bermain jiujitsu dan itu saya lumayan suka meski lagi-lagi ini berbeda banget dengan boxing,” ucapnya.
Melawan Enrique Dustin, Yoshi Sudarso sudah mempersiapkan diri di Nelson Nainggolan Gym. Dia berlatih cukup keras untuk bisa tampil maksimal di pertarungan nanti.
Tidak hanya fisik, tetapi dia juga mengubah pola pikir dari aktor menjadi petinju.
“Sekarang harus dimatangkan dulu otak boxingnya, tetapi karena pernah olahraga yang lain, jadi bisa diambil beberapa sisinya. Jadi, seperti kebiasaan yang harus diubah,” ucapnya.
Dia juga menantang lawannya agar bisa menampilkan pertandingan yang menarik. Secara sesumbar dan disertai senyum, Yoshi Sudarso berharap pertarungannya tidak berhenti di satu ronde saja.
“Let’s make a good show, supaya tidak hanya satu ronde saja,” ucap Yoshi Sudarso.