Yudha Saputera, Pemain Bintang yang Diselamatkan oleh Basket

 

Credit foto : akun @yudhasaputera
Pemain basket Yudha Saputera dari klub Prawira Harum Bandung (kiri) dalam sebuah pertandingan.

Indonesian Basketball League (IBL) 2024 tak lama lagi akan bergulir. Persaingan musim depan dipastikan bakal lebih sengit mengingat adanya sejumlah aturan baru yang berlaku.

Sebelum membahas musim baru, ada baiknya sedikit flashback ke musim lalu di mana tercipta sebuah sejarah manis bagi tim asal kota Bandung, yakni Prawira Harum Bandung. Mereka berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Pelita Jaya Bakrie dengan skor 2-0 dalam partai final dengan format best of three.

Tak hanya menjadi jawara musim 2023, tim besutan David Singleton itu sekaligus mengakhiri penantian selama 25 tahun. Ya, raihan tersebut menjadi yang pertama setelah terakhir dirasakan pada 1998 ketika masih memakai nama Panasia Indosyntec.

Pencapaian manis tersebut memang terwujud berkat kerja keras tim. Namun, ada satu pemain yang penampilannya cukup menonjol sepanjang musim dan memiliki peran yang signifikan dalam kesuksesan Prawira menjadi juara.

Dia adalah Yudha Saputera. Ya, pemain yang berposisi sebagai point guard itu merupakan salah satu pilar kunci Prawira dalam perjalanannya menggapai podium tertinggi pada 2023 silam.

Meski tubuhnya tak terlalu tinggi jika dibandingkan pemain basket kebanyakan, tetapi Yudha memiliki kelincahan dan akurasi tembakan yang mumpuni. Bahkan, dia menjadi salah satu pemain lokal di tim Prawira yang bisa menyaingi perolehan poin para pemain asingnya, yaitu Jarred Shaw dan Brandone Francis.

Credit foto : akun @yudhasaputera
Pemain basket Yudha Saputera dari klub Prawira Harum Bandung (kanan) dalam sebuah pertandingan

“Dari awal saya tidak pernah khawatir sih soal postur. Karena selama saya main basket merasa aman-aman saja, bahkan saya bisa bersaing juga. Memang dari kecil sudah biasa menghadapi lawan yang secara usia dan tubuhnya lebih besar,” kata Yudha saat diwawancarai Ludus.id.

Terbukti, sepanjang 2023, Yudha tampil 1.181 menit bersama Prawira dengan raihan 487 poin, 38 rebounds, dan 165 assists. Statistik tersebut memang tak menjadikannya sebagai Most Valuable Player (MVP) Final, tetapi cukup membuatnya jadi salah satu pemain yang konsisten membela Timnas Indonesia.

Tentu, segala pencapaian tersebut ingin ditingkatkannya pada tahun ini. Apalagi, Prawira bertekad untuk mempertahankan gelar juara yang diraihnya tahun lalu.

“Mempertahankan pasti selalu lebih sulit. Namun, kami tetap pada rencana yang sudah ditetapkan. Saya percaya dengan pelatih dan tinggal eksekusinya saja nanti di lapangan,” ucap Yudha.

Tugas itu tentu tak mudah lantaran IBL menerapkan sejumlah aturan baru. Namun, Yudha menanggapi hal itu secara positif sebagai ajang menempa diri menghadapi lawan dari luar negeri ketika tampil membela timnas.

“Saya hanya memikirkan bagaimana caranya bisa berkembang setiap harinya. Adanya aturan baru itu juga membuat saya bisa belajar lagi. Dengan semakin banyaknya pemain asing bisa jadi bekal saya kalau terpilih membela timnas. Jadi, sudah terbiasa melawan pemain asing,” tutur dia.

Credit foto : Ludus.id/Pratama Yudha
Pemain basket Yudha Saputera dari klub Prawira Harum Bandung.

Awal Mengenal Basket

Yudha Saputera lahir di Cirebon pada 21 November 1998. Anak bungsu dari 3 bersaudara ini awalnya tak langsung menyukai basket.

Selayaknya anak-anak kebanyakan, Yudha masih menjadikan sepak bola sebagai olahraga yang kerap dimainkan bersama teman-teman sebayanya.

Barulah saat kelas 3 SD, Yudha mulai memainkan basket. Itu pun lantaran ikut-ikutan dengan temannya yang sudah masuk klub basket lebih dulu.

“Jadi, dulu saya baru pindah ke rumah baru, nah ada teman di komplek itu yang kadang saya ajak main sering tidak ada di rumah. Ternyata, dia ikut klub basket. Akhirnya, saya ikut juga di sana. Namanya klub Prima Cirebon,” ungkap Yudha.

Kendati sudah ikut klub, tetapi Yudha masih belum serius menekuni basket dikarenakan teman-temannya lebih sering bermain sepak bola. Pemain yang kini berusia 25 tahun itu akhirnya memilih untuk rehat sejenak dari basket.

Barulah ketika naik ke SMP, Yudha baru mulai serius bermain basket. Apalagi, SMPN 5 Cirebon memiliki sejumlah murid yang jago bermain basket karena menjadi salah satu ekstra kurikuler resmi sekolah.

Credit foto : akun @yudhasaputera
Pemain basket Yudha Saputera dari klub Prawira Harum Bandung (kanan) dalam sebuah pertandingan

Bisa dibilang, bergabung dengan ekskul basket merupakan pilihan yang tepat bagi Yudha. Pasalnya, dia menjadi salah satu murid yang berprestasi lewat jalur tersebut.

“Dari SMPN 5 Cirebon, saya kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN 2 Cirebon karena di sekolah itu basketnya juga bagus dan senior-senior yang jago dari SMP juga sekolah di sana. Saya juga masuk lewat jalur prestasi di basket,” kata Yudha.

Seiring waktu berjalan, Yudha kemudian memilih Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) Bandung selepas lulus dari SMA. Di kampus tersebut, kemampuannya sebagai pebasket andal semain terasah.

Pasalnya, dia ikut membela tim ITHB di ajang Liga Mahasiswa (LIMA) Basketball dan pernah menjadi kampiun pada 2019 silam. Melalui ajang tersebut, namanya semakin bersinar dan mendapatkan sejumlah tawaran untuk membela tim profesional.

Bahkan, dia juga sudah menerima panggilan untuk membela Timnas Basket Indonesia. Namun, dirinya tak mau terburu-buru menerima setiap tawaran yang datang.

Yudha mengakui jika saat itu fokusnya masih menyelesaikan perkuliahan hingga mendapatkan gelar sarjana. Baru setelah lulus, dia membuka diri untuk menggeluti dunia basket profesional.

“Sebenarnya di kampus juga serius main basket karena mau melihat potensi saya bisa sejauh apa. Memang waktu itu juga sudah ada beberapa tim yang mengajukan penawaran, salah satunya Prawira, tetapi saya mau menyelesaikan kuliah dulu,” ujar Yudha.

Benar saja, setelah lulus, pemain bertinggi 176 cm itu langsung mengikuti pemusatan latihan Timnas Basket Indonesia. Pasalnya, dia menyelesaikan kuliahnya di tahun 2020 di mana kompetisi tak bergulir akibat pandemi Covid-19 sehingga dia mendapat kesempatan membela timnas lebih dulu ketimbang tampil di IBL.

Credit foto : akun @yudhasaputera
Pemain basket Yudha Saputera dari klub Prawira Harum Bandung (kanan) dalam sebuah pertandingan

“Saya justru timnas dulu karena waktu itu pas Covid-19. Waktu itu langsung ikut TC timnas. Baru setelah itu gabung ke Prawira Bandung,” imbuh Yudha.

Bersama Prawira, Yudha benar-benar mencuri perhatian di musim 2021 yang notabene menjadi musim pertamanya di IBL. Buktinya, dia sukses menyabet gelar IBL Most Inspiring Young Player 2021 dan IBL All Rookie Team 2021.

Tak hanya di level klub, prestasinya juga menular di level timnas. Dia menjadi salah satu pemain yang berjasa membawa Timnas Indonesia mencetak sejarah dengan meraih medali emas pertama sepanjang keikutsertaan di SEA Games dari nomor basket putra pada edisi 2021.

Tak sampai di situ, prestasi Yudha juga berlanjut di tahun berikutnya dengan merebut gelar IBL Rookie of the Year, IBL All Indonesian First Team, dan IBL All Star 2022.

Puncaknya, Yudha berhasil membawa Prawira juara IBL 2023. “Momen meraih emas SEA Games 2021 dan juara IBL 2023 jadi yang paling berkesan dalam karier saya sejauh ini. Termasuk bisa main di FIBA Asia 2022 dan Asian Games 2023,” ucap Yudha.

“Namun, yang paling seru karena bisa bertemu banyak teman baru. Sekarang jadi punya banyak teman dari berbagai daerah. Jadi mendapat banyak pelajaran hidup juga,” jelasnya.

Berhasil menancapkan nama di IBL juga menjadi pembuktian Yudha kepada sang idola, Andakara Prastawa, yang menjadi lawannya di final IBL 2023. Yudha melihat dirinya memiliki beberapa kesamaan dengan Prastawa, terutama soal postur, sehingga yakin bisa meraih prestasi yang sama dengan panutannya itu.

“Saya mengidolakan Andakara Prastawa. Dia jadi salah satu alasan saya mau masuk IBL. Karena dia kan posturnya sama kayak saya, tetapi dia bisa dominan, berarti saya juga bisa,” ungkapnya.

Credit foto : Ludus.id/Pratama Yudha
Pemain basket Yudha Saputera dari klub Prawira Harum Bandung.

Sempat Dicoret Tim Jawa Barat di PON 2016

Cemerlangnya karier yang dijalani Yudha Saputera kini tak datang begitu saja. Perjuangan keras sempat dilaluinya sedari masa sekolah.

Bahkan, Yudha mengaku sempat merasakan terpuruk pada 2016 silam. Itu lantaran dirinya dicoret dari tim basket Jawa Barat yang akan bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Padahal, jika terpilih, Yudha bisa membawa pulang medali emas PON 2016 lantaran Jawa Barat meraih podium tertinggi setelah mengalahkan Jawa Timur di partai final.

“Dicoret dari tim PON Jabar di PON 2016 jadi titik terendah saya. Waktu itu lumayan down. Untungnya, pelatih menasihati saya dan saya juga menerima kalau dibilang saya belum siap,” ujar penggemar Manchester City itu.

Beruntung, Yudha memiliki keluarga yang tak pernah lelah memberinya semangat sehingga dirinya bisa cepat bangkit. “Keluarga saya merupakan support system yang paling utama. Kalau ibu saya dulu tak mengizinkan saya latihan, saya gak akan bisa seperti sekarang,” jelas dia.

Satu hal yang pasti, Yudha menyebut basket telah menyelamatkannya. Pasalnya, dia tumbuh di lingkungan yang kurang sehat secara pergaulan. Dan basket telah membawanya ke jalur yang benar.

“Menekuni basket bisa dibilang menyelamatkan hidup saya karena saya besar di lingkungan yang kurang sehat. Jadi, dengan saya ikut basket, saya terhindar dari itu semua,” tutup Yudha.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.