Perak Pertama dari Kolam untuk Merah Putih: Semangat Tim Renang Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025
Akhmad Sef


LUDUS - Ada yang berkilau di Olympic Pool Stadium sore itu, bukan hanya pantulan cahaya di permukaan air, tapi juga semangat empat perenang muda Indonesia yang menyatu dalam irama satu napas. Jason Donovan Yusuf, Nadia Aisha Nurzami, Joe Aditya Kurniawan, dan Azzahra Permatahani. Mereka membuka kran medali pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2025 lewat nomor Mix 4x100 meter freestyle relay.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Delapan negara bersaing di final, dan Indonesia menempati lintasan keempat, posisi yang diam-diam mengandung simbol: keseimbangan antara harapan dan tekanan. Jason memulai dengan start cepat, membelah air dengan determinasi yang menjaga posisi Indonesia tetap di barisan depan. Estafet berpindah ke Nadia Aisha, yang menjaga ritme stabil dan tenang, seperti menjaga napas bangsa di permukaan air.
Joe Aditya kemudian melesat di leg ketiga, bersaing ketat dengan tim Turki yang begitu dominan di ajang ini. Ia menahan tempo, menolak menyerah. Dan pada akhirnya, Azzahra Permatahani menutup perjuangan itu dengan determinasi yang tak kalah kuat, mengantarkan Indonesia finis di posisi kedua dengan catatan waktu 3 menit 39,96 detik. Hanya terpaut tipis dari Turki yang meraih emas dengan 3:38,15 detik, sementara Aljazair melengkapi podium dengan 3:41,49 detik.

Foto/Istimewa
“Alhamdulillah senang sekali bisa mempersembahkan medali perak untuk Indonesia. Semoga hari ke depannya bisa menambah koleksi medali dan terus memberikan yang terbaik untuk Tim Indonesia,” ujar Azzahra, suaranya seperti masih membawa ritme napas di bawah air.
Joe menimpali, “Alhamdulillah hari ini bisa dapat medali perak. Terima kasih atas dukungan dan doanya. Semoga besok bisa lebih baik lagi.” Keduanya tersenyum, dan di belakang mereka, Nadia dan Jason mengangguk, seolah mengamini bahwa perak hari ini adalah permulaan, bukan akhir.
Perak ini bukan sekadar angka di papan hasil. Ia adalah tanda bahwa dengan semangat bisa menembus air yang dingin dan jarak yang jauh. Pelatih Albert C. Sutanto menyebutnya dengan jujur, “Kita cukup puas dengan hasil perak di nomor ini karena sebetulnya dengan keterbatasan kuota, kita hanya mampu mengirimkan delapan atlet, empat putra dan empat putri, sehingga yang kita turunkan pun bukan yang terbaik.”

Foto/Istimewa
Pernyataan itu tak terdengar seperti alasan, melainkan pengingat: bahwa dalam olahraga, tak selalu kemenangan yang menjadi pusat cerita, melainkan daya juang di tengah batas.
Tim renang Indonesia memang masih punya tujuh nomor lain yang akan diikuti, dengan lima di antaranya partai final di hari kedua cabang renang ISG 2025. Tapi mungkin, medali perak pertama inilah yang paling berarti, karena dari sinilah harapan mulai mengalir.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Di atas podium, empat anak muda itu berdiri sejajar. Tak ada sorot kamera yang bisa menangkap denyut kecil di dada mereka, denyut yang mungkin berkata: di antara air, waktu, dan batas tubuh, masih ada sesuatu yang lebih besar yang mereka bawa pulang, kerja keras, keyakinan pada merah putih yang dikibarkan di negeri-negeri sesama Islam.
Di Olympic Pool Stadium itu, air menjadi saksi bahwa Indonesia belum berhenti berenang.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!


.jpg%3F2025-11-09T05%3A55%3A35.667Z&w=3840&q=100)


.jpg%3F2025-11-08T19%3A30%3A25.648Z&w=3840&q=100)