Start Sports

Ada yang selalu tak terduga dari cara bangsa ini merayakan perjuangan. Kadang kemenangan datang diam-diam, di antara keringat yang jatuh di karpet lapangan.

Boulevard City Riyadh. Di sebuah arena yang gemanya terasa hingga ke dada, Nadita Aprilia berdiri di depan barbel yang menunggu disentuh.

Di sebuah hotel di jantung Mamuju, Sulawesi Barat, pada 8 November 2025, puluhan pengurus catur dari berbagai provinsi berkumpul.

Di Olympic Pool Riyadh, air memantulkan cahaya dari langit Arab yang biru tua. Di sanalah, di tengah riuhnya Islamic Solidarity Games (ISG) 2025, para perenang muda Indonesia berenang bukan sekadar untuk waktu tercepat

Di antara sorak sorai dan deru besi yang beradu di arena, seorang pemuda bernama Leonardo Adventino Geovani menatap barbel di hadapannya dengan napas tertahan.

Ada sesuatu yang khas di Pusat Pelatihan Paralimpiade Indonesia (PPPI) Delingan, Karanganyar, pada awal November 2025 itu.

Ada yang berkilau di Olympic Pool Stadium sore itu, bukan hanya pantulan cahaya di permukaan air, tapi juga semangat empat perenang muda Indonesia yang menyatu dalam irama satu napas.

Delapan jam di bawah langit Bahrain yang menyala merah pada Sabtu, 8 November 2025, menjadi semacam ujian ketabahan bagi Sean Gelael dan tim United Autosports 95.

Tiga kali teriakan lepas menggema di Boulevard City, Riyadh. Tiga kali pula lagu Indonesia Raya berkumandang.

Ada yang bergetar di Boulevard City, Riyadh, sore ini, Sabtu (8/11/25). Seorang gadis 20 tahun dari Indonesia baru saja menantang gravitasi, dan menang, meski bukan dengan medali emas.

Jumat malam, 7 November 2025, langit Riyadh bersinar dengan warna-warna dari lima benua Islam.