Dua Perunggu dari Tim Anggar Putri: Indonesia Akhiri Islamic Solidarity Games 2025 Riyadh di Posisi 13 dengan 4 Emas 12 Perak 9 Perunggu
Akhmad Sef


LUDUS - Tim anggar putri Indonesia menutup Islamic Solidarity Games 2025 dengan sebuah kisah yang tak hanya bicara soal angka di papan medali. Ada gugup yang menegang di arena, ada peralatan yang sempat tak lolos pemeriksaan, ada jeda sebelum keputusan teknis turun, lalu ada tiga atlet yang memilih untuk tidak menyerah ketika situasi paling sederhana sekalipun tampak ingin menjatuhkan mereka. Dari kegamangan itulah lahir dua medali perunggu: satu dari tim sabre putri, satu dari tim foil putri, yang menjadi penutup perjalanan kontingen Indonesia.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Nomor tim sabre putri mempertemukan Alma Fauziah Ismail, Nissa Nazwa, dan Indah Nur Safarin dengan Uzbekistan di semifinal. Mereka melangkah dengan ringan, mencoba memainkan strategi tanpa beban, tetapi menghadapi lawan dengan pengalaman dan jam terbang yang membuat tiap langkah terasa seperti benturan panjang.
Kekalahan 13–45 tak bisa ditawar, tetapi perunggu yang mereka dapatkan, bersama Turki, menjadi catatan manis di balik dominasi Azerbaijan yang meraih emas dan Uzbekistan yang membawa pulang perak.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Alma menyimpan rasa lega ketika berkata bahwa timnya bermain cukup baik, terlebih menghadapi negara-negara dengan rekam jejak kuat di event multinasional seperti ISG. Mereka datang dengan semangat nothing to lose, menjaga disiplin, dan menyadari sepenuhnya bahwa lawan-lawan itu sudah lama hidup di arus deras kompetisi.
“Kami bersyukur dengan hasilnya, tapi tetap sadar masih banyak yang harus dibenahi. Dari sisi teknis, kami perlu memperbaiki konsistensi. Kadang di awal bout kami bisa unggul, tapi di poin-poin kritis masih suka hilang fokus. Dari sisi fisik, ritme pertandingan yang padat juga menantang, jadi ke depan program conditioning harus lebih dimatangkan lagi,” sambung Alma.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Tim foil putri membawa cerita serupa tetapi dengan ritme berbeda. Putri Yanti, Siti Putri Amalia, dan Jesyca Emilia mencoba mengimbangi Bahrain di semifinal. Mereka sempat menguasai beberapa fase awal bout, tetapi fokus yang goyah di momen-momen kritis membuat skor akhir 33–45 tak bisa dibalikkan.
Bahrain menjulang dengan perak, sementara Oman pulang dengan emas. Di balik perunggu yang diraih, ada pengakuan jujur tentang konsistensi yang perlu dipertajam dan kesiapan fisik yang harus ditingkatkan karena ritme pertandingan yang padat menggerus stamina. Ada keinginan kuat untuk kembali dengan fondasi lebih matang.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Tapi sebelum semua bout itu dimulai, ada satu babak lain yang tidak disaksikan penonton: beberapa peralatan tidak lolos pemeriksaan teknis. Waktu berjalan tanpa kompromi, panik mulai merayap, dan ruang tunggu yang biasanya riuh berubah seperti ruang sempit dengan dinding yang bergerak semakin dekat. Melalui koordinasi cepat pelatih, panitia, dan official, serta dukungan penuh Chef de Mission Endri Erawan, setiap alat akhirnya dinyatakan lengkap dan memenuhi standar. Bagi Alma, momen itu seperti menekan ulang tombol napas. Ada kelegaan yang membuncah, ada motivasi yang justru tumbuh dari kesempitan.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Baginya, perunggu itu bukan sekadar warna di papan pengumuman, melainkan bukti bahwa tim ini berjalan bersama: atlet yang bertarung, pelatih yang mencermati detail, panitia yang berjibaku, CdM yang memastikan tiap kebutuhan tidak tergelincir.
Pengalaman ISG memberi satu pelajaran yang akan mereka bawa pulang: detail kecil dapat mengubah hasil pertandingan, dan ketidaksiapan sekecil apa pun bisa menampar keras. Mereka bangga dengan perjuangan itu, tetapi mereka tahu pekerjaan rumah masih panjang. Masih ada event berikutnya, ada kematangan yang harus dikejar, ada hasil lebih baik yang mereka harapkan untuk Indonesia.

Dua perunggu itu menjadi penutup rangkaian perjalanan Tim Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025 Riyadh. Peringkat ke-13 (dari 42 negara peraih medali) dengan empat emas, dua belas perak, dan sembilan perunggu memang hanya sebuah angka, tetapi di balik angka itu ada tim anggar putri yang meninggalkan jejak kecil tentang bagaimana ketegangan dapat berubah menjadi keberanian, dan bagaimana ketidaksempurnaan, jika dijalani bersama, bisa tetap pulang membawa cahaya.

Mereka menutup rangkaian itu dengan semangat yang sama seperti para peraih medali lain yang lebih dulu berjuang. Semua bergerak dalam orbit yang sama, mewakili merah putih, entah dengan kemenangan atau dengan sisa tenaga terakhir.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Maka selamat untuk para peraih medali, dan untuk mereka yang mungkin pulang tanpa podium tetapi meninggalkan sesuatu yang lebih lama usianya daripada kemenangan: kesetiaan pada perjuangan. Sampai jumpa di Selangor, Malaysia, tahun 2029, ketika cerita lain menunggu ditulis, dan ketika Indonesia sekali lagi belajar menafsirkan arti berjuang.

Berikut perolehan medali tim Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025 Riyadh:
4 Medali Emas

Foto/ISSA/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
- Muhammad Husni (Angkat Besi, Kelas 60Kg, Snatch)
- Muhammad Husni (Angkat Besi, Kelas 60Kg, Clean & Jerk)
- Muhammad Husni (Angkat Besi, Kelas 60Kg, Total)
- Adellia (Renang, 200M Gaya Dada)
12 Medali Perak

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
- Tita Nurcahya Melyani (Angkat Besi, Kelas 48Kg, Snatch)
- Tita Nurcahya Melyani (Angkat Besi, Kelas 48Kg, Clean & Jerk)
- Tita Nurcahya Melyani (Angkat Besi, Kelas 48Kg, Total)
- Basilia Bamerop Ninggan (Angkat Besi, Kelas 53Kg, Snatch)
- Basilia Bamerop Ninggan (Angkat Besi, Kelas 53Kg, Clean & Jerk)
- Basilia Bamerop Ninggan (Angkat Besi, Kelas 53Kg, Total)
- Jason Donovan Yusuf, Joe Aditya, Nadia Aisha Nurazmi, Azzahra Permatahani (Renang, 4x100 Meter Estafet Gaya Bebas)
- Leonardo Adventino Geovani (Angkat Besi, 65Kg, Snatch)
- Azzahra Permatahani (Renang, 200 Meter Gaya Ganti Perorangan)
- Adellia (Renang, 100 Meter Gaya Dada)
- Farrel Armando Tangkas, Muhammad Dwiky Raharjo, Azzahra Permatahani, Nadia Aisha Nurazmi (Renang, 4x100 Meter Estafet Gaya Ganti)
- Candrea Flairene, Adellia, Azzahra Permatahani, Nadia Aisha Nurazmi (Renang, Estafet Medley 4x100 Meter Putri)
9 Medali Perunggu

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
- Nadia Aisha Nurazmi (Renang, 50 Meter Gaya Bebas)
- Nadita Aprilia (Angkat Besi, 63Kg, Clean & Jerk)
- Candrea Flairene (Renang, 100 Meter Gaya Punggung)
- Farrel Armando Tangkas, Muhammad Dwiky Raharjo, Joe Aditya W. Kurniawan, Jason Donovan Yusuf (Renang, Estafet Medley 4x100 Meter Putra)
- Candrea Flairene (Renang, 50 Meter Gaya Punggung)
- Jason Donovan Yusuf ((Renang, 50 Meter Gaya Punggung)
- Nadia Aisha Nurazmi, Azzahra Permatahani, Candrea Flairene, Adellia (Renang, Estafet gaya bebas 4x100 Meter Putri)
- Alma Fauziah Ismail, Nissa Nazwa, Indah Nur Safarin (Anggar, Tim Sabre Putri)
- Putri Yanti, Siti Putri Amalia, Jesyca EmiliaAnggar (Tim Foil Putri)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





