Muhammad Ikhwanuddin dan Keajaiban 10 Besar Balap Unta di Islamic Solidarity Games 2025
Akhmad Sef


LUDUS - Muhammad Ikhwanuddin tidak pernah membayangkan bahwa sebuah keputusan mendadak, pengunduran diri seorang atlet tuan rumah, akan membuka pintu yang sebelumnya tertutup rapat. Di lintasan balap unta Al-Janadriyah, pada nomor 2000 meter putra Islamic Solidarity Games (ISG) Riyadh 2025, ia datang sebagai pendatang baru yang bahkan tidak masuk dua belas besar kualifikasi. Namun nasib, seperti sering terjadi dalam dunia olahraga, tidak selalu tunduk pada hitungan angka. Ia kadang memberi celah kecil, dan Ikhwan masuk melalui celah itu.

Foto/Istimewa
Ia menjalani kualifikasi sebagai atlet Indonesia yang mencoba memahami ritme Sogan, unta yang menjadi rekannya dalam lomba. Catatannya 4:05,886 menit menempatkannya di posisi 13, satu langkah dari garis kelolosan. Ia menerima hasil itu dengan tenang, sebelum kabar lain datang: Aziz Al Howaiti dari Arab Saudi mengundurkan diri, membuat peringkat Ikhwan naik otomatis ke posisi 12 dan memberi tiket ke final.

Foto/ISSA
Final pun hadir sebagai ruang yang tak terduga. Ikhwan mengambil start dari line kedua, membawa Sogan berlari dalam pola yang lebih ia pahami sejak kualifikasi. Catatan waktunya 3:47,895 menit, dengan kecepatan rata-rata 31,593 km/jam, sebuah peningkatan signifikan dari performa sebelumnya. Tak hanya lebih cepat, tapi juga lebih mantap, seperti seseorang yang belajar mendengar desir pasir dan membaca kegelisahan hewan di bawahnya.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
“Alhamdulillah, yang paling penting saya bisa selamat sampai finish. Tapi memang hari ini belum terlalu cepat. Ada beberapa hal yang mungkin kurang saya pahami, jadi untanya juga lari tidak terlalu kencang. Alhamdulillah untanya tidak sampai putar balik,” katanya, seolah menyiratkan betapa rapuhnya keseimbangan antara manusia dan unta dalam lomba seperti ini.
Di depan, podium menjadi milik para pelari gurun yang lebih berpengalaman. Ahmed Aljohni dari Arab Saudi meraih emas dengan waktu 3:02,779 menit, diikuti Rashid Abdullah Alkaabi dari Uni Emirat Arab dengan selisih 0,866 detik, dan rekan senegaranya, Matar Almheiri, yang mencatat 3:04,102 menit. Semua berjalan sesuai prediksi, kecuali satu hal: kehadiran Ikhwan di barisan sepuluh besar.

Ketika balapan usai dan debu mulai turun, Ikhwan turun dari Sogan dengan senyum yang seperti menahan rasa syukur, bukan hanya karena ia masuk 10 besar, tetapi karena ia diberi kesempatan memperbaiki dirinya dalam panggung terbesar yang pernah ia jalani. “Senang banget. Saya sendiri nggak nyangka bisa main seperti ini. Alhamdulillah untuk semua dukungan dari pengurus, pelatih, teman-teman, termasuk tim kesehatan, terima kasih. Juga buat teman-teman yang selalu kasih support di garis finish,” ujarnya.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah
Begitulah debut internasional Muhammad Ikhwanuddin di Islamic Solidarity Games 2025: bukan kisah tentang favorit lomba yang memimpin dari awal, melainkan tentang seseorang yang diberi kehidupan kedua di lintasan dan mengubahnya menjadi sepuluh besar yang tak direncanakan. Sebuah kisah kecil tentang peluang, ketekunan, dan seekor unta bernama Sogan yang tidak pernah putar balik.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





