Jonatan Christie Kalah di Babak Pertama Australia Open 2025: Ketika Permainan Tak Menemukan Jalannya
Akhmad Sef


LUDUS - Di Sydney Olympic Park, Jonatan Christie kalah di babak 32 besar dari pemain Jepang, Yushi Tanaka, sebuah kekalahan yang tampak sederhana di papan skor, tapi terasa jauh lebih berat ketika dilihat dari cara ia berjalan keluar lapangan. Pertandingan yang seharusnya menjadi batu loncatan justru berubah menjadi tempat permainan yang tak menemukan bentuk terbaiknya.

Foto/PBSI
“Hari ini sangat jauh dengan apa yang sudah dipersiapkan. Jelek mainnya dan tidak bisa berkembang,” ujarnya, dengan suara yang seperti sedang mencari penjelasan untuk dirinya sendiri. Ia, seperti yang disampaikan tim media PBSI, bercerita tentang poin-poin yang sudah dekat, tentang reli yang mulai memanas, tapi setiap kali momentum itu hampir menyala, bola yang disentuh Yushi Tanaka justru bergulir di bibir net, menghentikan langkahnya seperti angin yang tiba-tiba padam.

Foto/PBSI
Australia Open 2025 bukan panggung baru bagi Jonatan. Ia datang sebagai unggulan pertama, sebuah posisi yang biasanya membuat langkah para lawan sedikit bergetar. Tapi yang terjadi berbeda. Pada gim pertama, ia memimpin 7–3, seolah garis besar skenarionya sudah tersusun. Sampai kemudian Tanaka, pemain Jepang peringkat ke-26 dunia, mulai menyamakan angka dan pelan-pelan mengambil alih ritme.
Jonatan tertinggal 9–11 saat interval, titik pertama yang menunjukkan betapa sulitnya hari itu dipaksa berjalan sesuai rencana. Setiap upaya untuk menambang poin terasa seperti menggali pasir, hilang sebelum terkumpul. Dari 13–14, skor justru menjauh menjadi 13–19. Sempat menambah angka, tapi ia tetap kalah 17–21 pada gim pembuka.

Foto/PBSI
Gim kedua tak memberi ruang bagi kebangkitan. Jonatan justru tertinggal 0–4 sebelum sebuah backhand yang masuk memberi poin pertamanya. Tapi itu tidak mengubah apa pun. Tanaka menekan tanpa henti, sementara pola permainan Jonatan seperti benang yang tidak kunjung lurus. Ketika sempat mendekat 4–6, pengembalian yang melebar membuat harapan itu segera patah. Salah satu setelah yang lain, kesalahan sendiri bermunculan, poin gratis yang membuat Tanaka seakan hanya perlu menunggu. Interval menunjukkan jarak yang membeku di angka 4–11, dan setelah itu gim mengalir ke arah yang sama hingga berakhir 7–21.

Foto/PBSI
Kekalahan dua gim langsung ini bukan sekadar hasil pertandingan. Ada rasa janggal yang dirasakan Jonatan sendiri: ketidaksanggupan keluar dari tekanan, pikiran yang penuh, ritme yang tidak tersambung. Karena itu ia berkata, “Belajar dari sini, benar-benar pikirannya harus direfresh dulu. Buang dulu semua yang sudah berlalu. Lalu fokus lagi ke depan karena masih ada BWF World Tour Finals yang menanti.” Sebuah pernyataan yang lebih mirip pengakuan tentang perlunya jeda, tentang pentingnya membersihkan batin sebelum melangkah ke turnamen penutup musim.
Hasil ini membuat sektor tunggal putra Indonesia di Australia Open 2025 menyisakan satu nama saja: Alwi Farhan. Yohanes Saut Marcelyno sudah tumbang lebih dulu pada babak pertama. Ia dikalahkan pemain India Prannoy H.S dengan 21-6, 12-21 dan 17-21. Kini tinggal Alwi, pemain muda yang dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan nyala yang tak boleh dianggap enteng, membawa harapan terakhir dari Merah Putih.

Foto/PBSI
Jonatan Christie meninggalkan arena dengan langkah yang mungkin terasa lebih berat dari biasanya. Tapi pertandingan-pertandingan seperti inilah yang kerap menjadi jeda, bukan titik akhir. Sebuah hari ketika permainan tidak berjalan, ketika tubuh dan kepala tak sejalan, ketika net memihak lawan dan setiap pukulan terasa kurang satu sentuhan. Hari yang buruk selalu datang bagi seorang atlet. Yang tersisa tinggal satu hal: bagaimana ia akan kembali.

Foto/PBSI
-- Jonatan Christie --
"Hari ini sangat jauh dengan apa yang sudah dipersiapkan. Jelek mainnya dan tidak bisa berkembang. Di gim pertama beberapa kali sudah mulai mepet poinnya, malah matinya yang tidak-tidak. Ada beberapa kali juga bola dia bergulir di net jadi menghentikan momentum saya yang sedang mengejar.
Belajar dari sini, benar-benar pikirannya harus direfresh dulu. Buang dulu semua yang sudah berlalu. Lalu fokus lagi ke depan karena masih ada BWF World Tour Finals yang menanti."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





