Sejarah Tercipta di Sriwedari Solo: Taklukkan Thailand, Indonesia Lolos IFCPF World Cup 2026
Akhmad Sef


LUDUS - Di sebuah stadion yang pernah menjadi saksi bagi banyak pertandingan, rumput Sriwedari tiba-tiba menjelma panggung bagi sesuatu yang tak lagi biasa: sebuah tim yang datang tanpa beban, bermain dengan dada terbuka, dan berhasil dengan tiket menuju IFCPF World Cup 2026 di Amerika Serikat. Yang terjadi di sana bukan sekadar kemenangan, melainkan semacam pernyataan bahwa sejarah kadang memilih langkah paling sederhana sebagai pintu masuknya.

Foto/NPC Indonesia
Indonesia mengamankan tiket itu setelah menaklukkan Thailand 3-1 pada babak semifinal IFCPF Asia Oceania Cup 2025. Nama-nama yang biasanya hanya bergema di ruang latihan: Hafthah Wicaksono, Diky Hendrawan, Rizky Mulyana, mendadak menjadi gema yang memenuhi udara Solo.

Foto/NPC Indonesia
Hafthah membuka jalan dengan gol pada menit ke-17, Thailand membalas lewat Narongchai Thaohong empat menit kemudian, lalu pertandingan merambat ke jalannya sendiri: sebuah gol bunuh diri dari Phonpipat Nampaksa di menit ke-67 yang berawal dari tendangan keras Diky, dan penyelesaian lembut Rizky Mulyana di menit ke-76 ketika ia berdiri bebas, menunggu bola yang dicuri Diky dari kaki lawan, dan menendangnya ke sisi kiri gawang Thailand.

Foto/NPC Indonesia
Di ruang konferensi perss setelah laga, pelatih Yanuar Dhuma Ardhiyanto berbicara pelan, hampir seperti orang yang masih menyusun napas. Ia tahu apa yang baru saja dicapai timnya.
“Alhamdulillah kita sangat bersyukur atas hasil ini. Ini momentum kebangkitan sepak bola cerebral palsy Indonesia untuk pertama kali lolos ke World Cup,” ujarnya. Kalimat itu berjalan tenang, tetapi di dalamnya bergulung perjalanan panjang yang tak pernah disangka akan membawa mereka sejauh ini.

Jauh sebelum turnamen bergulir, tak seorang pun berani memasang target setinggi langit. Nama-nama besar seperti Iran dan Australia disebut-sebut sebagai favorit yang akan pergi ke Amerika Serikat. Indonesia hanya menargetkan empat besar, sebuah batas aman untuk tim yang masih meraba bentuk terbaiknya. Namun lapangan punya kehendaknya sendiri.

Foto/NPC Indonesia
Kemenangan mengejutkan atas Australia 2-1, lalu Jepang 1-0, mengubah ruang ganti menjadi tempat keyakinan baru sedang tumbuh. Ketika empat besar tercapai, Yanuar menaikkan target, “setelah melihat permainan para pemain, saya menaikkan target ke teman-teman agar lolos ke final,” katanya, dan hari itu kalimatnya menjadi kenyataan.

Foto/NPC Indonesia
Pertandingan melawan Thailand sendiri berlangsung seperti drama yang enggan memilih kubu terlalu cepat. Gol cepat Hafthah memberi ruang napas, tetapi koordinasi yang goyah membuat Thailand menyamakan kedudukan. Lalu perubahan kecil dilakukan: Rizky Mulyana masuk menggantikan sang kapten, Yahya Hernanda. Kecepatan Rizky memecah fokus pertahanan Thailand, menciptakan celah yang tak mereka perhitungkan.

Foto/NPC Indonesia
“Kita sudah menyiapkan pemain muda yang penuh akselerasi. Dengan serangan khusus, akhirnya kita bisa membuat peluang dan mencetak gol,” ucap Yanuar. Dari skema inilah dua gol terakhir lahir: yang pertama lewat kesalahan Phonpipat dalam menghalau tendangan Diky, dan yang kedua hasil serangan balik yang tajam.

Foto/NPC Indonesia
Salah satu faktor yang tak kalah penting dalam kemenangan atas Thailand adalah dukungan penuh dari ribuan suporter di tribun barat. Para suporter bernyanyi sepanjang laga yang membuat semangat para pemain menjadi berlipat. Diky Hendrawan, yang menjadi Man of The Match, menyebut dukungan itu sebagai alasan mengapa para pemain tak kehabisan tenaga bahkan ketika pertandingan masuk perpanjangan waktu dua kali sepuluh menit.

Foto/NPC Indonesia
“Awal-awal saat kebobolan tadi jujur agak tertekan, tetapi setelah itu para pemain menjadi lebih enjoy dan bisa mencetak dua gol lagi,” katanya. Suaranya mengandung rasa terima kasih, juga kelegaan yang merayap perlahan.

Diky menutupnya dengan harapan sederhana: agar suporter kembali hadir di final, memberi bahan bakar terakhir bagi mereka untuk merebut gelar. “Insya Allah kami akan berusaha untuk menjadi juara,” ujarnya.
BACA JUGA: Kapten Merah Putih Tegas: Tak Gentar Hadapi Australia dan Jepang di IFCPF Asia–Oceania Cup 2025

Foto/NPC Indonesia
Dan begitulah, di Sriwedari, sejarah tidak berteriak. Ia berjalan pelan dari kaki ke kaki, dari teriakan tribun ke tekad para pemain, lalu menulis dirinya dalam kemenangan yang tak pernah dijanjikan siapa pun. Kadang yang paling menggetarkan justru yang datang dari mereka yang berangkat tanpa prediksi: tim yang hanya ingin bermain baik, tetapi di tanahnya sendiri, mereka membawa negeri ini ke panggung dunia.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





