Dua Pegulat Putri Indonesia Gugur Dramatis di Perempat Final Islamic Solidarity Games 2025

Akhmad Sef

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

LUDUS - Di sebuah gelanggang yang terang oleh lampu dan harapan, dua pegulat putri Indonesia berdiri dengan dada terangkat: Desi Sinta dan Varadisa Hidayat. Mereka datang ke Boulevard City Riyadh bukan sekadar untuk berkompetisi, tetapi membawa keyakinan bahwa hari ini bisa menjadi milik mereka. Tapi, pertandingan yang kadang berjalan lurus, kadang berbelok oleh hal-hal yang tak terlihat dari tribun, menghadirkan akhir yang tak mereka bayangkan.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Desi Sinta, yang turun di nomor women’s freestyle 68kg, memulai perempat finalnya dengan cara yang membuat siapa pun percaya bahwa kemenangan hanya tinggal menunggu waktu. Ia memegang kendali mutlak, menekan, memutar, mengunci, hingga angka di papan skor menunjukkan 7-0 atas pegulat Azerbaijan, Nigar Mirzazada. Skor yang biasanya menjadi tanda bahwa pertandingan memasuki alur yang aman. Tetapi alur pertandingan gulat, seperti hidup, kadang bergeser begitu cepat. Pada babak berikutnya, momentum itu pecah sedikit demi sedikit. Lawan yang semula tertekan tiba-tiba menemukan ruang, mengumpulkan poin, dan perlahan membalikkan keadaan. Sampai akhirnya, angka 7-12 menutup segalanya.

Usai pertandingan, suara Desi terdengar pelan namun tajam, seperti seseorang yang sedang menahan kecewa sekaligus mencoba berdamai. Ia mengatakan bahwa beberapa keputusan wasit mengubah ritme yang sempat ia kuasai. Momen paling krusial terjadi ketika teknik Nelson yang sedang ia jalankan dihentikan. Di Indonesia, teknik itu tidak dianggap berbahaya dan bisa dilanjutkan sampai menghasilkan penyelesaian. Ketika wasit meminta posisi naik, Desi merasa peluang besarnya direm mendadak. Ia tahu itu bisa menjadi titik balik untuk menang Toss dan mengakhiri pertarungan lebih cepat. Kini ia hanya bisa mengulang kalimat yang sama di dalam kepalanya: seharusnya saya bisa menang hari ini. Tetapi narasi pertandingan tidak selalu tunduk pada kata seharusnya.

Ia menutup hari dengan kalimat sederhana, “Meski sedih, saya tetap semangat.”
Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Pada kelas freestyle 76kg, Varadisa Hidayat, atau Vara, mengalami drama yang lain rupa tapi serupa getirnya. Ia menghadapi Elmira Yasin, pegulat Turki yang sejak awal tampil solid. Pertandingan berlangsung keras, saling dorong, saling rebut posisi, saling menimbang celah. Varadisa sempat bangkit di tiga menit terakhir, mulai mengangkat tempo, memaksa lawan mundur selangkah demi selangkah. Tapi, pertandingan hari itu bukan hanya duel tenaga dan teknik; ia juga dipenuhi intervensi yang membuat arus berubah. Pelatih Turki mengajukan protes, dan juri mengabulkannya sehingga poin berbalik ke lawan. Ketika kubu Indonesia mengajukan protes serupa, keputusan tidak berpihak. Dari sana jalannya pertandingan semakin berat, dan skor akhirnya menutup di 5-2.

Vara menyimpan ungkapan yang mirip dengan Desi, ungkapan yang lahir dari rasa bisa, tapi tak sampai. Ia merasa seharusnya memperoleh empat poin di sebuah momen yang jelas ia kuasai, namun keputusan di meja juri berkata lain. Ia hanya diberi dua poin, sementara empat poinnya justru jatuh ke tangan lawan. Pada menit-menit terakhir ia mencoba mengguncang pertandingan, meminta pasif yang seharusnya menguntungkan dirinya, tapi itu tak datang.

BACA JUGA: Yusma Deswita dan Debut di Pertandingan Internasional: Kisah Perebutan Perunggu 53kg Freestyle ISG 2025

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Kekalahan memang mencatatkan sesuatu yang pahit, tetapi juga menuliskan sesuatu yang lain: keberanian yang tak terputus bahkan ketika hasil tak sesuai harapan. Di Boulevard City, dua pegulat putri Indonesia mungkin terhenti, tapi cara mereka jatuh, dengan segala upaya, protes yang tertahan, teknik yang sempat mengunci kemenangan, tetap menyisakan garis tebal tentang keinginan untuk berdiri lagi.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!