Putri Kusuma Wardani Lolos ke Perempat Final Australia Open 2025: Drama Poin, Ketenangan, dan Sebuah Pembalasan
Akhmad Sef


LUDUS - Di tengah sorot lampu Australia Open 2025 di Sydney Olympic Park, Putri Kusuma Wardani berjalan ke lapangan seperti seseorang yang tahu betul apa yang sedang ia kejar: sebuah kemenangan yang pernah luput dari genggamannya. Lawan di seberang net, dari Chinese Taipei, Wen Chi Hsu, bukan sosok asing, ada jejak kekalahan rubber game di Indonesia Open yang menempel di ingatan. Di situ, cerita hari ini (20/11/25) menemukan premisnya: bagaimana seorang atlet menagih utang lama dengan cara yang pelan, rapi, dan nyaris tanpa suara.

Foto/PBSI
Pertandingan dimulai dengan ritme yang membuat napas penonton sempat tercekat. Putri tertinggal 1–4, sebuah awal yang mengisyaratkan bahwa Chi Hsu datang bukan untuk menjadi batu loncatan siapa pun. Serangan dan pertahanan pemain Taiwan itu begitu rapat sehingga upaya Putri untuk mengejar terasa seperti mengetuk pintu yang tak kunjung terbuka.
Tapi sedikit demi sedikit jarak itu tergerus. Skor 7–7 tertera setelah sebuah pukulan silang yang memaksa kok jatuh tanpa bisa dikembalikan. Sejenak, pertandingan berubah menjadi tarik-ulur yang mendebarkan, imbang di 9–9, lalu sebuah jeda kecil bagi Putri untuk melesakkan dua poin beruntun dan menutup interval pertama dengan 11–9.
Selepas rehat, kedua pemain saling memungut angka. Putri unggul 14–12, lalu tiba-tiba seperti ada ruang yang terbuka lebar untuknya. Lima poin meluncur tanpa jeda, menjadikannya penutup gim pertama dengan 21–15, sebuah akhir yang tak menunjukkan betapa rumitnya memecah pertahanan Chi Hsu.
BACA JUGA: Alwi Farhan Lolos ke Perempat Final dan Pelajaran Tenang dari Australian Open 2025

Foto/PBSI
Gim kedua dibuka dengan intensitas yang kembali tinggi. Setelah 2–2, Putri menemukan ritme yang ia cari. Pukulan silang, drop shot yang menyentuh garis seperti anak panah tepat sasaran, dan pergerakan yang lebih tenang, semuanya menyusun tujuh poin beruntun yang mengantarnya ke interval dengan 11–3. Dominasi itu tidak serta merta membuat Chi Hsu pasrah.
Tiga poin diraih pemain Taiwan itu untuk memperkecil jarak menjadi 6–13, sebuah isyarat bahwa pertandingan belum ingin selesai. Namun Putri punya caranya sendiri meredakan gelombang kecil itu. Empat poin beruntun membuatnya kembali menjauh, 17–7, sebelum Hsu mencoba lagi mempertahankan martabatnya sampai 10–17.
Pada akhirnya empat angka terakhir datang dengan cepat, menutup gim kedua 21–10. Pertandingan selesai dalam 39 menit yang terasa lebih panjang karena tensi, tekanan, dan sebuah narasi balasan yang disampaikan tanpa perlu sorak.
BACA JUGA: Jonatan Christie Kalah di Babak Pertama Australia Open 2025: Ketika Permainan Tak Menemukan Jalannya

Foto/PBSI
Kemenangan itu mengantar Putri KW ke perempat final Australian Open 2025, sebuah langkah yang ia sambut dengan nada yang justru merendah. Ia mengaku lega bisa mengeluarkan permainan yang sesuai keinginannya, terutama setelah pertemuan sebelumnya berakhir dengan ketegangan rubber game. Masuk ke lapangan, katanya, ia memilih untuk serileks mungkin, agar ketenangan bisa menjaga dari kesalahan-kesalahan yang tak perlu.
Di babak berikutnya ia bertemu Chen Su Yu, pemain Chinese Taipei lainnya yang belum pernah ia hadapi. Ada kewaspadaan yang wajar, tetapi juga ada rencana: mempelajari pola permainan lawan sambil menjaga ruang bagi kejutan-kejutan kecil yang kadang justru membuka jalan kemenangan.
Dalam ucapannya yang dikirimkan melalui tim media PBSI, Putri juga menyinggung generasi di belakangnya, Kadek Dhinda, Thalita, dan para junior lain yang bekerja keras setiap hari. Ia melihat kemampuan besar di sana, melihat daya juang yang jika dirawat bisa mengantar mereka naik, berdiri bersama di level atas.
Pada hari ini, di sebuah lapangan yang sering menyaksikan air mata dan selebrasi, Putri KW memberikan sesuatu yang berbeda: sebuah kemenangan yang tenang, bersih, dan terasa seperti bisikan pelan kepada dirinya sendiri, bahwa ia kini lebih dewasa, lebih siap, dan lebih berani mendaki babak selanjutnya.

Foto/PBSI
-- Putri Kusuma Wardani --
"Secara keseluruhan senang bisa mengeluarkan permainan yang sesuai keinginan saya. Sebelumnya di Indonesia Open saya kalah rubber game melawan dia jadi tadi saat masuk lapangan saya mencoba serileks mungkin agar mainnya bisa tenang dan tidak banyak melakukan kesalahan sendiri.
Besok bertemu tunggal putri Chinese Taipei lain, Chen Su Yu, saya belum pernah bertemu dengannya jadi tetap waspada dan coba mempelajari permainannya.
Saya melihat tunggal putri junior-junior saya seperti Kadek Dhinda, Thalita dan yang lain sangat bekerja keras di latihan, mereka punya kemampuan yang bagus. Jadi semoga mereka tetap semangat untuk meningkatkan kemampuan, di pertandingan daya juangnya terus ditunjukkan, tidak mudah menyerah pasti nanti bisa naik dan berjuang bersama di level atas."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





