Semarak Pesta Juara Persib Bandung, Bojan Hodak dan Erick Thohir Soroti Sikap Suporter

Ilham Sigit Pratama

Seisi stadion diselimuti asap akibat flare yang dinyalakan penonton, diiringi dengan bunyi petasan. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama
1
0

LUDUS – Pesta perayaan gelar juara Liga 1 musim 2024-2025 Persib Bandung berlangsung meriah di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Sabtu (24/5/2025). Pesta perayaan gelar juara menghadirkan musisi dan artis asal Kota Kembang.

Kemudian dilanjutkan laga penutup Liga 1 antara tuan rumah Persib Bandung melawan Persis Solo. Persib unggul tiga gol lewat aksi Gustavo Franca (45+1’), Tyronne Del Pino (57’) dan David Da Silva (79’).

Menjelang penghujung pertandingan, Persis Solo memberi perlawanan sengit dan mencetak dua gol melalui tendangan penalti Lautaro Bellegia (88’) dan Ryo Matsumura (90+1’). Laga berakhir dengan skor tipis 3-2 untuk kemenangan tuan rumah.

Seisi stadion diselimuti asap akibat flare yang dinyalakan penonton, diiringi dengan bunyi petasan. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Seisi stadion diselimuti asap akibat flare yang dinyalakan penonton, diiringi dengan bunyi petasan. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Sepanjang laga, sejumlah suporter sudah beberapa kali menyalakan cerawat (flare). Pertandingan juga sempat lama terhenti akibat aksi pelemparan petasan oleh oknum supporter dan stadion dipenuhi asap.

Puncaknya terjadi pada menit perpanjangan waktu. Pertandingan harus dihentikan saat menit tambahan waktu belum genap empat menit sesuai yang ditetapkan ofisial pertandingan.

“Itu ada dari FIFA. Kita dua tahun dipantau dan terbukti FIFA tahun ini mengirim (perwakilan untuk laga penutup Liga 1) Ya, mungkin dinilai sendirilah. Kita siap atau tidak?” Erick Thohir, Ketua Umum PSSI.

Suporter, khususnya yang membawa anak, berhamburan meninggalkan tribune sembari menutup mulut dan hidung. Ketika asap sudah menipis, lapangan sudah dipenuhi dengan Bobotoh yang turun ke lapangan merayakan euforia.

Pemain dan ofisial tim pun tidak menerima trofi dan medali juara di lapangan, melainkan di podium yang disediakan di tribune. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir meninggalkan stadion dengan raut masam.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyampaikan keterangan kepada awak media. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyampaikan keterangan kepada awak media. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Erick merasa malu sebab saat itu hadir salah satu perwakilan FIFA, Theodore Giannikos. Pria yang menjabat sebagai Menteri BUMN itu tampak kecewa dengan hujan petasan dan flare di dalam stadion.

“Itu ada dari FIFA. Kita dua tahun dipantau dan terbukti FIFA tahun ini mengirim (perwakilan untuk laga penutup Liga 1) Ya, mungkin dinilai sendirilah. Kita siap atau tidak?” kata Erick ditemui awak media termasuk Ludus.id.

Erick mengaku khawatir aksi menyalakan flare dan petasan di laga Persib kontra Persis bisa memengaruhi reputasi sepak bola Indonesia di mata internasional.

“Dengan banyaknya flare, banyaknya tentu asap, secara visual juga tidak akan mendapatkan gambar yang baik buat media-media juga,” tuturnya.

Bobotoh menyerbu lapangan saat penyerahan trofi dan medali juara Persib Bandung. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Bobotoh menyerbu lapangan saat penyerahan trofi dan medali juara Persib Bandung. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Erick dan Giannikos bertolak ke Bandung setelah meninjau kesiapan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), jelang laga Timnas Indonesia kontra China pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, 5 Juni 2025.

“Saya harap ke depan ya ada perbaikan ya. Tetapi itulah animo penonton yang tidak bisa dibendung,” ucapnya.

Edukasi Suporter

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak memberi keterangan kepada awak media. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak memberi keterangan kepada awak media. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak juga menyayangkan insiden menyalakan flare dan petasan, saat laga Persib versus Persis. Arsitek asal Kroasia itu menyebut aksi itu sebagai tindakan egois dari suporter.

“Atmosfer yang luar biasa, tapi suporter menyalakan flare, di mana itu sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Ini egois, mereka datang karena hasil, bukan demi kebaikan klub. Hal itu akan menimbulkan hukuman,” kata Hodak pada konferensi pers seusai laga.

Hodak menilai aksi menyalakan flare di dalam stadion bisa merugikan banyak orang, seperti suporter yang membawa anak kecil dan perempuan. Termasuk merugikan tim yang sedang berlaga.

“Ya, ada 10 flare saat bertanding, gara-gara itu pertandingan dua kali terhenti. Bagi orang-orang yang menyalakan flare, mereka sangat egois,” sesal Bojan Hodak.

Flare menyelimuti tribun Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (24/5/2025) saat tambahan waktu laga Persib Bandung kontra Persis Solo. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Flare menyelimuti tribun Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (24/5/2025) saat tambahan waktu laga Persib Bandung kontra Persis Solo. Foto/LUDUS.id/Ilham Sigit Pratama

Hodak mengimbau para suporter agar lebih mematuhi aturan. Mantan pelatih Kuala Lumpur City FC ini membandingkan keadaan ini dengan negara tetangga Malaysia.

“Mereka harus belajar. Memang saya tidak mau stadion tanpa penonton, tapi setidaknya mereka harus tahu bagaimana cara bersikap,” pungkas pelatih terbaik Liga 1 sebanyak dua musim beruntun tersebut. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!