31st Abu Dhabi Chess Festival Babak 4: Adit dan Nayaka Sama-Sama 2,5 Poin, Jodi Bertahan 2 Poin
Ludus01

LUDUS - Abu Dhabi pada Minggu sore (17/8) terasa lengang ketika babak ketiga 31st Abu Dhabi International Chess Festival memasuki tahap serius. Khusus kategori Master, arena pertandingan dipindahkan dari Hotel Radisson Blu ke Hotel St. Regis, hanya sepelemparan batu jaraknya, dan akan bertahan di sana hingga babak kesembilan.

Foto/Kristianus Liem
Ballroom St. Regis lebih lapang, berkarpet tebal, dan berlampu gantung megah. Namun pencahayaannya agak redup, menyulitkan fotografer yang ingin mengabadikan wajah para pecatur yang duduk membungkuk di depan papan. Meja-meja pertarungan dipisah menjadi dua sayap dengan deretan kursi di tengah yang seolah disiapkan bagi penonton, meski kursi-kursi itu tetap kosong. Untuk dapat masuk ke ruang pertandingan saja, setiap orang memerlukan ID card khusus dan harus melewati pemeriksaan security yang membawa alat pendeteksi logam.
Di panggung mewah namun sepi itu, hanya satu pecatur Indonesia yang bisa tersenyum pada babak ketiga. IM Aditya Bagus Arfan (2391) menaklukkan pecatur India CM Kushagra Jain (2224). Dua rekannya tidak seberuntung itu. IM Nayaka Budhidharma (2389) kalah dari IM Artem Pingin (2456) asal Rusia, sementara IM Azarya Jodi Setyaki (2331) menyerah kepada pecatur India nongelar, Advaith Vemula Vignesh (2441).

Foto/Kristianus Liem
Keesokan harinya, Senin (18/8), giliran Nayaka yang mengukir kemenangan. Ia mengalahkan pecatur perempuan Kazakhstan, FM Iren Lyutsinger (2308), lewat permainan akhir dengan Benteng dan dua bidak tambahan yang memastikan keunggulan mutlak. Aditya memilih jalan aman. Melawan IM Arystanbek Urazayev (2490), juga dari Kazakhstan, ia tak memaksakan diri. Hanya 20 langkah, keduanya sepakat remis dalam posisi berimbang: enam bidak, satu Menteri, satu Benteng, dan satu Kuda di masing-masing pihak.
Pertarungan paling keras justru datang dari papan Jodi. Melawan IM Robert Piliposyan (2415) asal Jerman, ia harus bertahan dalam duel panjang hingga 56 langkah pertahanan Prancis. Kesalahannya terjadi pada langkah ke-24 ketika menukar Benteng di a1, peluang yang segera dimanfaatkan Piliposyan dengan pengorbanan Kuda pada langkah 27 untuk imbalan sebuah bidak di langkah 32. Jodi tidak panik; perlahan ia merebut kembali bidak itu pada langkah 51. Pertarungan berakhir seimbang, menyisakan satu Benteng saja bagi masing-masing di langkah ke-56.

Foto/Kristianus Liem
Setelah empat babak, catatan para pecatur Indonesia cukup rapat. Aditya meraih 2,5 poin dari dua kali menang, sekali remis, dan sekali kalah. Nayaka mengumpulkan jumlah poin yang sama, 2,5, juga dari dua kemenangan, sekali remis, dan sekali kalah. Jodi mengantongi 2 poin dari sekali menang, dua kali remis, dan sekali kalah.
Kristianus Liem, manajer tim yang juga Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, mengatakan, performa ketiganya punya warna tersendiri.
“Adit bermain tenang, tipikal solid dan jarang ambil risiko. Nayaka punya fighting spirit bagus, kemenangannya lawan pecatur Kazakhstan jadi bukti. Sedangkan Jodi, meski sempat membuat kesalahan di pertahanan Prancis, dia bisa bangkit dan bertahan sampai remis. Itu menunjukkan mentalnya semakin matang,” katanya.

Namun tantangan berikutnya sudah menunggu. Babak kelima mempertemukan Aditya dengan IM Krzysztof Raczek (2487) dari Polandia. Nayaka akan melawan IM Rathanvel V S (2486) dari India, sementara Jodi harus berhadapan dengan IM Ameya Audi (2428), juga dari India.
Di bawah lampu redup ballroom St. Regis, setiap bidak yang digerakkan membawa beban lebih dari sekadar langkah strategi. Di sana ada tekanan, ada harapan, dan ada mimpi para pecatur muda Indonesia untuk menancapkan nama di papan dunia.
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!