Asian Individual Chess Championship (AICC) 2025: Langkah Novendra, dan Goyangan Angin di Atas Papan Catur

Ludus01

1
0
GM Novendra Priasmoro (2437),  harus menghadapi pecatur wanita terbaik dunia dari Rusia, GM Aleksandra (Foto: Percasi)

GM Novendra Priasmoro (2437),  harus menghadapi pecatur wanita terbaik dunia dari Rusia, GM Aleksandra (Foto: Percasi)

Asian Individual Chess Championship (AICC) 2025 yang digelar Sabtu (10/5) di Danat Hotel Resort, Al Ain, Uni Emirat Arab, semakin panas. Sorotan utama publik Indonesia justru tertuju ke meja GM Novendra Priasmoro (2437), yang harus menghadapi pecatur wanita terbaik dunia dari Rusia, GM Aleksandra Goryachkina (2544). Goryachkina bukan sekadar pecatur elite—dia adalah Juara Piala Dunia Catur Wanita 2023, bergelar Grandmaster pria, dan sudah mengantongi tiket ke Piala Dunia Wanita. Kehadirannya di kelompok terbuka (Open) di AICC ini tentu bukan sekadar formalitas—mungkin sebagai uji tanding, atau bahkan mengincar tiket ke Piala Dunia Putra, sesuatu yang belum pernah dicapai pecatur wanita manapun.

Pada langkah ke-20, Goryachkina unggul satu bidak. Namun di langkah ke-34, ia membuat satu langkah lemah: 34.b3. Novendra tak menyia-nyiakan celah itu. Ia meluncurkan kombinasi pengorbanan Benteng di petak d4, berhasil merebut kembali bidaknya, dan memutar ulang dinamika permainan. Goryachkina mencoba mengajak pengulangan langkah—cara halus untuk menawarkan remis—tapi Novendra menolak. Ia terus mendorong posisi, berusaha mengekstrak kemenangan dari permainan yang mulai berimbang. Tapi hingga langkah ke-46, tak ada celah yang cukup signifikan untuk menciptakan keunggulan. Goryachkina akhirnya menawarkan remis secara resmi. Kali ini, Novendra menerimanya. Hasil imbang yang terasa seperti kemenangan moral bagi Indonesia.

GM Susanto Megaranto vs lawan yang selama ini tidak bisa ia kalahkan dalam nomor catur standar GM Nguyen Ngoc Truong Son dari Vietnam di babak 4 (Foto: Percasi)

GM Susanto Megaranto vs lawan yang selama ini tidak bisa ia kalahkan dalam nomor catur standar GM Nguyen Ngoc Truong Son dari Vietnam di babak 4 (Foto: Percasi)

Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menggoyangnya. Pepatah ini tak terasa klise ketika melihat langkah para pecatur Indonesia di babak keempat Asian Individual Chess Championship (AICC) 2025. Para duta catur Merah Putih, khususnya mereka yang sudah mendekati papan atas, mulai merasakan hembusan lawan-lawan tangguh dari kelas dunia.

GM Susanto Megaranto, sang pionir Indonesia di kancah Asia, duduk di meja 11 untuk menghadapi lawan yang tak pernah ia taklukkan dalam catur standar: GM Nguyen Ngoc Truong Son (2632), pecatur papan atas Vietnam. Namun, bukannya meletupkan duel eksplosif, Son justru memilih pembukaan Ruy Lopez dengan variasi Berlin—varian yang oleh para pecatur elit dikenal sebagai senjata para penyuka hasil remis.

Sejak langkah ke-15, pertukaran perwira besar-besaran tak terhindarkan. Ketika papan menyisakan Menteri, Benteng, dan Kuda bagi Susanto, dan Menteri, Benteng, serta Gajah bagi Son, dengan formasi 7 bidak simetris (4 di sayap menteri, 3 di sayap raja), tak ada celah bagi salah satu untuk memaksa kemenangan. Ketika langkah ke-26 hingga 28 pun diulang, tanda kesepakatan remis pun muncul. Keduanya tampak menyimpan energi dan amunisi untuk pertarungan yang lebih menentukan di babak-babak akhir.

Baca Juga: Babak Ketiga Asian Individual Chess Championship 2025: Strategi Jitu, Indonesia Masih Perkasa!

Di papan lain, satu nama lain ikut menjaga marwah: IM Farid Firman Syah (2369), yang juga mengoleksi 2,5 poin dari empat babak, setelah menahan remis IM Chen Qi (2482) dari Cina.

Sementara itu, IM Gilbert Elroy Tarigan (2415) dan IM Azarya Jodi Setyaki (2364) sama-sama mengumpulkan 2 poin. Gilbert bermain remis melawan GM Narayanan S L (2598) dari India, sedangkan Azarya menahan pecatur Cina GM Xu Yi (2481). IM Aditya Bagus Arfan (2402), yang harus mengakui keunggulan GM Aditya Mittal (2547) dari India, tertahan di 1,5 poin.

IM Medina Warda Aulia bersama manajer tim Indonesia Kristianus Liem   usai mencatat kemenangan meyakinkan atas WIM Luong Phuong Hanh di AICC (Foto: Percasi)

IM Medina Warda Aulia bersama manajer tim Indonesia Kristianus Liem   usai mencatat kemenangan meyakinkan atas WIM Luong Phuong Hanh di AICC (Foto: Percasi)

Di kelompok putri, harapan Indonesia kembali bersinar lewat IM Medina Warda Aulia (2377), yang mencatat kemenangan meyakinkan atas WIM Luong Phuong Hanh (2144) dari Vietnam. Dengan hasil ini, Medina pun menjadi pecatur Indonesia dengan perolehan poin tertinggi di kelompok wanita: 2,5 poin.

WGM Dewi AA Citra (2202), WIM Chelsie Monica Ignesias Sihite (2239), dan WIM Ummi Fisabilillah (2115) masing-masing baru mengumpulkan 2 poin. Dewi takluk dari WGM Mobina Alinasab (2342) dari Iran, Chelsie dikalahkan IM Gulrukhbegim Tokhirjonova (2369) dari Uzbekistan), sedangkan Ummi bermain remis melawan IM Normin-Erdene Davaademberel (2330) dari Mongolia. Satu lagi, WIM Laysa Latifah (2262), juga menambah setengah poin lewat hasil remis kontra pecatur Filipina WIM Bernadette Galas (1984), mengumpulkan total 1,5 poin.

Turnamen masih panjang, tapi satu hal sudah tampak di babak keempat ini: para pecatur Indonesia mulai berdiri sejajar di papan-papan penting. Dan ketika pohon telah tumbuh tinggi, angin tak hanya menjadi ujian—tapi juga pertanda bahwa mata dunia sedang melihat ke arah sana. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!