China Masters 2025: Hari Panjang Tim Indonesia di Shenzhen, Antara Kemenangan, Kekalahan, dan Kejutan

Ludus01

LUDUS - Shenzhen Arena hari ini menjadi panggung tempat harapan dan kegelisahan tim Indonesia bersilang. Dari kursi penonton, sorakan sesekali menyeruak, seakan menahan napas panjang dalam setiap reli yang tak kunjung usai. China Masters 2025 tak sekadar turnamen, melainkan sebuah panggung ujian, tempat para pemain Indonesia harus berhadapan dengan lawan-lawan dari berbagai penjuru dunia, yang datang dengan reputasi, stamina, dan tekad yang sama menyala.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Di sektor ganda campuran, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu memulai langkah dengan penuh keberanian. Mereka berhadapan dengan pasangan Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito, dan menutup laga dengan kemenangan 23-21, 21-17. Dari luar lapangan, tepuk tangan terdengar seperti denyut jantung yang meyakinkan: ada asa yang terus hidup. Namun, kemenangan itu hanya sepotong cerita dari hari panjang Indonesia di Shenzhen.

Di tunggal putra, Alwi Farhan harus menghadapi tantangan berat ketika bersua unggulan keempat dari tuan rumah, Li Shi Feng. Permainan Alwi sempat menyimpan harapan di awal, tetapi dominasi Li Shi Feng terlalu kokoh. Pertandingan berakhir dengan skor 16-21, 9-21, meninggalkan wajah muda Alwi yang tetap tegak meski kalah.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Tak lama berselang, ganda campuran Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah menghadirkan senyum lain untuk Indonesia. Mereka menundukkan wakil Inggris, Callum Hemming/Estelle Van Leeuwen, dengan kemenangan meyakinkan 21-17, 21-13.

Ketegangan semakin terasa saat Anthony Sinisuka Ginting melangkah ke lapangan. Lawannya, Leong Jun Hao dari Malaysia, membuat duel serupa badai yang sulit ditebak arah anginnya. Ginting sempat membalas di gim kedua dengan skor telak 21-5, tetapi kehilangan konsentrasi di gim penentuan membuat pertandingan lepas, berakhir 19-21, 21-5, 10-21. Kekecewaan terlukis jelas, namun begitulah perjalanan yang tak selalu searah dengan harapan.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Kisah lain datang dari pasangan Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil. Mereka harus mengakui keunggulan ganda Malaysia, Hoo Pang Ron/Cheng Su Yin, dengan skor 6-21, 14-21. Sementara itu, Jonatan Christie tampil penuh ketenangan menghadapi wakil Jepang, Kenta Nishimoto. Dengan reli panjang yang menegangkan, Jojo akhirnya menutup laga 21-19, 21-19. Kemenangan ini seperti oasis di tengah hari yang menguras tenaga.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Kejutan manis hadir dari sektor ganda putri. Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum menolak menyerah ketika tertinggal di gim pertama melawan Rui Hirokami/Sayaka Hobara asal Jepang. Dengan tekad keras, mereka membalik keadaan dan meraih kemenangan dramatis 7-21, 21-19, 22-20. Sorak sorai pecah, seakan tak percaya pertandingan itu bisa berbalik begitu rupa.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Dari ganda putra, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana melanjutkan harapan. Mereka bermain tiga gim yang menegangkan melawan Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura, dan akhirnya keluar sebagai pemenang 21-16, 16-21, 21-16.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Namun, langkah manis itu tak sepenuhnya menular ke pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari. Menghadapi unggulan kedua asal Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, mereka sempat menggenggam peluang setelah menang di gim pertama. Sayangnya, pertandingan berakhir pahit 22-20, 16-21, 20-22.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Hari ini berakhir dengan perasaan campur aduk. Ada kemenangan yang membesarkan hati, ada kekalahan yang menggores pelan. China Masters 2025 memperlihatkan lagi betapa bulutangkis Indonesia selalu berjalan di tepi: antara kegemilangan dan kehilangan. Di Shenzhen, para pemain Indonesia menutup hari dengan tubuh lelah, tetapi semangat tetap menyala, menunggu laga berikutnya yang akan menentukan cerita baru.

Berikut adalah pernyataan mereka usai lagi, yang dikirim melalui tim media PBSI.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu --

"Puji Tuhan bersyukur bisa melewati babak pertama dengan kemenangan, kemenangan pertama kami melawan mereka setelah di dua pertemuan sebelumnya cukup nyesek kalahnya. Kami bisa upgrade, bisa improve untuk mengalahkan mereka.

Kami lebih bisa jagain bola lawan, bisa antisipasi pola mereka. Hari ini juga kami merasa mereka kurang safe. Di luar itu yang masih harus jadi evaluasi adalah kami banyak buang poin ketika lawan servis. Ini harus diperbaiki untuk laga besok.

Besok lawan Chen Tang Jie/Toh Ee Wei pastinya kami mau menang setelah tiga pertemuan masih hampir menang terus. Semoga besok bisa lancar pertandingannya."

-- Jafar Hidayatullah --

"Senang alhamdulillah bisa revans walaupun kami merasa penampilan kami belum terlalu bagus. Saya belum nyaman pergerakannya, touchnya belum enak, semoga besok bisa lebih baik."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Alwi Farhan --

"Pastinya kurang puas dengan performa hari ini. Li Shi Feng dengan pengalamannya beberapa kali ketika saya mau bermain cepat tapi dia bisa meredam dengan sangat baik.

Ini pelajaran dan pengalaman pertama saya bertemu dengan permainan seperti ini. Planning dan gambaran sebelum bertanding pasti sudah ada dan itu cukup berjalan di gim pertama tapi di akhir ada momen harusnya dia mati tapi bisa mengembalikan. Itu membuat pikiran saya terganggu dan tidak bisa melawan."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Amri Syahnawi --

"Pasangan Inggris mempunyai kelebihan yaitu mainnya safe, mereka tidak gampang mati sendiri. Tapi memang secara tekanan masih kurang jadi kami berani adu pukulan tadi. Adu permainan sehingga kami banyak memberikan tekanan dan serangan.

Di gim pertama bagi kami agak lebih susah karena posisinya menang angin jadi shuttlecocknya berhenti-berhenti, ngerem ketika mengarah ke kami. Di gim kedua kami sudah tahu kondisinya, sudah lebih enak dan enjoy mainnya.

Semakin hari kami semakin merasa ada perbaikan terutama dari sisi bertahan. Sekarang kami sudah mulai bisa mengatur, tidak kencang terus, tidak memaksa terus menyerang seperti dulu."

-- Nita Violina Marwah --

"Kami coba menikmati setiap pertandingan, menikmati prosesnya. Patokan kami bukan di rekan-rekan yang lain tapi bagaimana hasil kami sekarang harus lebih bagus dari sebelumnya."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Anthony Sinisuka Ginting --

"Gim pertama sempat tertinggal jauh tapi setelah interval dapat arahan dari koh Indra untuk mencoba mengubah strategi dan berhasil banyak dapat poin. Tapi sayang setelah mengejar, momentumnya hilang di dua poin terakhir.

Kondisi lapangan memang cukup terasa menang dan kalah anginnya. Lawan juga pasti merasakan. Di gim ketiga sayang saya banyak melakukan kesalahan sendiri di awal padahal niatnya ngadu seperti gim pertama, selain itu saya juga kurang bisa mengembangkan cara mainnya.

Tidak ada terpikirkan bahwa setelah comeback saya belum merasakan kemenangan tapi memang sampai turnamen kelima ini feeling dan cara main belum kembali 100% seperti dulu. Ini yang masih jadi pekerjaan rumah."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Jonatan Christie --

"Kondisi shuttlecock memang berbeda dibandingkan saat saya kalah di Japan Open lalu. Di sini shuttlecock lebih laju dan itu jadi pembeda di laga hari ini. Saya bisa menerapkan strategi dan cara bermain yang lebih baik dari dia.

Walau memang masih ada tadi beberapa kali melakukan kesalahan-kesalahan tapi ini pertandingan pertama, selalu punya kesulitannya tersendiri. Adaptasi masih harus terus dilakukan.

Besok bertemu Lin Chun-Yi, tidak mudah karena dia punya kecepatan dan dengan kondisi di lapangan seperti ini saya harus siap habis-habisan meladeni permainan dia."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Rachel Allessya Rose --

"Ini pertandingan kedua kami setelah minggu lalu di Hong Kong Open, saat itu kami kalah dari senior sendiri, kak Apri dan kak Fadia. Tapi itu cukup menaikkan kepercayaan diri karena dari permainan kami bisa langsung lumayan klop. Senang tadi akhirnya bisa menang.

Di gim pertama kami selalu kesulitan dan kaget kalau posisinya menang angin. Di minggu lalu juga sama. Tadi akhirnya banyak buang poin dengan out atau mati sendiri. Adaptasi juga terlalu lambat.

Sudah unggul lalu lawan mengejar di akhir gim ketiga, memang bola saya sudah ditebak semua oleh mereka. Febi menenangkan saya, mengingatkan saya untuk tetap tenang. Lihat dulu lawan dimana baru menempatkan pengembalian."

-- Febi Setianingrum --

"Perasaan saya sangat senang karena di dua pertandingan pertama ini kami bisa langsung nyambung mainnya. Gim kedua dan ketiga kami coba lebih sabar mengolah bolanya, tidak terburu-buru dan lebih teliti dalam penempatan bola maupun posisi."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Leo Rolly Carnando --

"Pertandingan hari ini memang cukup naik turun performa kami. Memang setelah hasil minor di beberapa turnamen belakangan membuat saya cukup kepikiran juga termasuk di pertandingan tadi, itu sebenarnya jadi motivasi untuk meraih hasil yang lebih baik tapi kadang malah mengganggu permainan. Ini yang harus diperbaiki dan diantisipasi ke depan.

Besok lawan pasangan Malaysia, pasti sudah tahu pola kami apalagi ada koh Herry di sana. Kami harus siap dengan counter strateginya mau seperti apa."

-- Bagas Maulana --

"Lawan bermain lebih nothing to lose ketika sudah tertinggal jauh di gim ketiga dan itu membuat mereka bisa dapat banyak poin sementara kami malah sempat sedikit tegang karena mulai terkejar. Tadi coba lebih tenang lagi, lebih yakin dan berani."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Febriana Dwipuji Kusuma --

"Alhamdulillah kami bisa bermain dengan baik meskipun hasilnya belum yang diinginkan. Sedikit lagi dan nyesek tapi kami harus terima. Positifnya kami sudah lebih baik dari sebelumnya.

Kami harus bisa kontrol emosi dan nafsu, keinginan untuk mendapatkan poin tidak boleh menggebu-gebu. Harus ingat terus dapat poin dari pola bagaimana. Seperti tadi kami di akhir terus menyerang padahal itu yang diinginkan lawan.

Tan/Thinaah memang menunggu dengan bertahan dulu sebelum melakukan serangan balik. Kami harus terus berbenah, memperbaiki bolong yang masih ada. Yang sudah baik ditingkatkan lagi."

-- Meilysa Trias Puspitasari --

"Kami harus belajar lagi terutama mengatasi poin-poin kritis seperti tadi. Saya merasa sudah dapat feelnya bermain dengan mbak Ana. Tinggal kami tingkatkan lagi untuk ke depan."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Berikut daftar lengkap agenda wakil Indonesia di hari ketiga China Masters 2025, Kamis (18/9/25)

  1. Tunggal Putra R16: Jonatan Christie [5] vs Lin Chun-Yi (Chinese Taipei)
  2. Tungal Putri R16: Putri Kusuma Wardani [7] vs Sim Yu Jin (Korea)
  3. Ganda Putra R16: Fajar Alfian/M. Shohibul Fikri vs Liang Wei Keng/Wang Chang [6] (China)
  4. Ganda Putra R16: Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana vs Man Wei Chong/Kai Wun Tee [5] (Malaysia)
  5. Ganda Putri R16: Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum vs Jia Yi Fan/Zhang Shu Xian [3] (China)
  6. Ganda Campuran R16: Jafar Hidayatullah/Felisha A. N. Pasaribu vs Chen Tang Jie/Toh Ee Wei [3] (Malaysia)
  7. Ganda Campuran R16: Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah vs Guo Xin Wa/Chen Fang Hui [7] (China)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!