Fajar/Fikri Melangkah ke Semifinal China Masters 2025 Lewat Dendam Manis atas Goh/Izzuddin
Ludus01


LUDUS - Shenzhen hari ini seperti menyimpan dendam yang menunggu pelampiasan. Di lapangan utama, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri atau Fajar-Fikri, berdiri dengan wajah penuh tekad. Setiap ayunan raket, setiap langkah cepat di depan net, terasa seperti jawaban dari luka lama. Dua bulan lalu, di Jepang Terbuka Super 750, pasangan ini pulang dengan hati perih. Mereka kalah tipis di perempat final dari Goh Sze Fei dan Nur Izzuddin, pasangan Malaysia yang tahu benar bagaimana merusak ritme permainan.

Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikriketika dikalahkan pasangan Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin di Japan Open. Foto/Dok. PBSI
Kini, Jumat 19 September 2025, skenario perempat final itu kembali terjadi di Shenzhen Arena. Bedanya, akhir cerita berbalik arah. Fajar/Fikri menang meyakinkan 21-16, 21-11, seakan ingin membuktikan bahwa kekalahan di Tokyo hanyalah pengingat, bukan vonis. “Setelah kalah di Jepang, kami pelajari lagi permainan mereka. Kami coba menekan sejak awal,” ujar Fikri.
Tekanan itu terasa sejak gim pertama. Pergerakan Fajar di depan net begitu rapat, sementara Fikri tak berhenti melepaskan serangan dari belakang. Rotasi mereka mulus, membuat pasangan Malaysia itu kesulitan mengembangkan permainan. Target balas dendam pun tuntas: Indonesia mengirim satu wakil ganda putra ke semifinal.

Foto/PBSI
Namun kemenangan ini bukan semata hasil satu malam. Jejak panjang telah mereka lalui. Fajar pernah delapan kali mengalahkan Goh/Izzuddin bersama Rian Ardianto, meski belakangan justru kalah dalam tiga pertemuan terakhir. Fikri pun sudah akrab menghadapi pasangan Malaysia itu ketika berduet dengan Bagas Maulana maupun Daniel Marthin. Semua pengalaman itu kini berpadu, menjelma menjadi bekal kematangan.
Langkah berikutnya tidak ringan. Fajar/Fikri menunggu pemenang duel antara Seo Seung-jae/Kim Won-ho dari Korea Selatan atau Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang. Catatan sejarah siap mereka bawa: belum pernah bertemu Hoki/Kobayashi sejak berpasangan, tapi pengalaman melawan keduanya sudah cukup panjang di masa lalu. Jika berjumpa Seo/Kim, ada modal kemenangan di perempat final China Terbuka lalu, meski pasangan Korea itu jelas datang dengan pelajaran baru.

Seo/Kim musim ini memang berada di puncak tajinya. Tujuh gelar bergengsi sudah mereka genggam, dari Malaysia Terbuka, All England, hingga Kejuaraan Dunia. “Kami harus lebih waspada,” ucap Fajar singkat.
Tetapi satu hal yang mereka jaga tetap sama: semangat pantang menyerah. “Kami juga harus bisa menikmati pertandingan. Perjalanan sejak babak pertama tidak mudah, tetapi kami menikmati setiap prosesnya. Cukup penasaran untuk rematch. Siapapun lawannya kami harus siap dan pantang menyerah tapi yang terpenting bisa bermain enjoy,” ungkap Fajar kepada tim media PBSI.

Foto/PBSI
Di Shenzhen, dendam telah terbayar. Dari kekalahan di Jepang lahir kemenangan yang lebih manis. Dari luka lama tumbuh keyakinan baru. Kini semifinal menanti, dan Fajar/Fikri membawa cerita bahwa setiap kekalahan bisa disulap menjadi tenaga untuk melangkah lebih jauh. (**)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





