Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior 2025: Perunggu Pertama Indonesia dari Handezka Vaktorias, Air Mata Haru dari Megamendung

Ludus01

LUDUS - Megamendung, Bogor, sore tadi belum sepenuhnya jatuh ketika nama seorang remaja Indonesia bergema dari pengeras suara di JSI Resort Convention Hall. Jumat (3/10/2025), sebelum upacara pembukaan resmi Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior 2025 dimulai, Handezka Vaktorias sudah lebih dulu menorehkan sesuatu yang membuat dada penonton sesak oleh bangga: medali pertama untuk Indonesia.

Di kelas 64 kilogram Combat Sambo Junior putra, langkah Handezka tak mudah. Ia memulai dengan kemenangan gemilang atas atlet Maroko, Wail Laarif. Pertarungan itu seperti pintu pertama yang membukanya ke panggung lebih besar. Semifinal menantinya, dan di sana berdiri Rasul Dzhabrailov, petarung dari Turkmenistan yang baru saja menyingkirkan Nurassyl Klyshbayew asal Kazakhstan.

Pertarungan melawan Dzhabrailov berlangsung ketat, seperti adu urat saraf yang tak pernah selesai. Namun, di titik paling menentukan, skor tipis 0-1 memaksa Handezka mengakui keunggulan lawannya. Ia tak sampai ke final, tetapi cengkeramannya pada perunggu justru menjadi cahaya pertama di hari yang panjang itu.

BACA JUGA: Hari Pertama Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior 2025: Perunggu, Pujian, Haru, dan Tawaran Event Lebih Besar untuk Indonesia

Indonesia akhirnya punya alasan untuk tersenyum. Satu medali perunggu dari Handezka.

Sementara itu, di arena yang sama, rekan-rekan setim Handezka berjuang tanpa lelah, meski langkah mereka terhenti lebih awal. Rahma Halizah, yang turun di kelas -59 kilogram Sport Sambo Remaja putri, sempat menghadirkan harapan ketika menumbangkan Jade Claassen dari Belanda dengan skor meyakinkan 4-0. Namun perjalanan itu terputus oleh Carla Albitos asal Spanyol. Kesempatan kedua datang di repechage, tapi Rahma harus menyerah pada Violetta Kumechko dari Uzbekistan.

Nabila Ramadhani pun mengalami nasib serupa. Turun di kelas -80 kilogram, ia tumbang di babak pertama oleh Madina Suleimanova (FIAS1). Di repechage, harapan kembali pupus setelah ia dikalahkan Eka Zamtarashvili dari Georgia.

Namun, di balik hasil-hasil yang terasa pahit itu, ada wajah-wajah muda yang masih menyala. Ada semangat yang tak padam. Pelatih tim Indonesia, Yusmin Johan, melihat lebih jauh dari sekadar angka dan medali.

"Masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Begitu juga jam terbang," katanya. Baginya, kejuaraan ini bukan hanya soal podium, tetapi juga ruang belajar yang berharga. “Beruntung ada kejuaraan ini sehingga anak-anak bisa memetik pengalaman bertanding internasional.”

Manajer Timnas Sambo Indonesia, Nurfirmanwansyah, menimpali dengan senyum yang tak kalah lebar. “Hasil 1 medali perunggu sudah bagus. Apalagi, atlet sambo Indonesia masih kurang pengalaman bertanding internasional. Semoga medali perunggu Handezka jadi pemicu atlet sambo lainnya meraih prestasi yang lebih baik.”

Di hari pertama itu, Megamendung seolah menyimpan cerita kecil yang berdenyut lebih kuat dari upacara resmi yang akan berlangsung malamnya. Cerita tentang seorang remaja bernama Handezka Vaktorias yang menolak pulang dengan tangan kosong. Perunggu itu bukan sekadar logam, melainkan tanda bahwa Indonesia mulai hadir di pentas dunia, meski dengan langkah yang masih gamang.

Dan mungkin, dari sinilah jalan panjang Sambo Indonesia benar-benar dimulai.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!