Langkah Perdana Menuju Puncak Dunia: Shafira dan Evi Wakili Indonesia di Piala Dunia Catur Wanita 2025
Ludus01

Dua nama muda dari kancah catur Indonesia bersiap menorehkan sejarah. Jumat siang, 4 Juli 2025, WIM Shafira Devi Herfesa dan Evi Yuliana melangkah ke dalam pesawat yang akan membawa mereka terbang jauh ke Batumi, Georgia.

Di sana, di kota tepi Laut Hitam itu, dua srikandi PB Percasi ini akan mengemban tugas besar: mewakili Indonesia di ajang FIDE Women’s Chess World Cup 2025 yang berlangsung pada 5 hingga 29 Juli.
Bersama pelatih IM Tirta Chandra Purnama, keduanya berangkat tanpa beban target. Tapi bukan berarti tanpa tekad.
Shafira, dengan ELO Rating 2167, berhak tampil setelah menjuarai Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 yang digelar di Mongolia pada 23 April hingga 1 Mei lalu. Di sisi lain, Evi Yuliana, pecatur dengan rating 1975, mendapat jatah wild card dari FIDE. Ia berhak atas kursi istimewa itu karena membela Indonesia dalam Olimpiade Catur 2024 di Budapest, salah satu syarat partisipasi yang dihargai oleh badan catur dunia itu.
Kejuaraan yang sangat kompetitif dan mandatory FIDE. PB Percasi selalu berupaya mengirim atlet ke event penting seperti ini, dan bisa meloloskan dua pemain pada tahun ini.
Tanpa target khusus bukan berarti tanpa persiapan matang. Selama hampir sebulan, Shafira dan Evi ditempa di Sekolah Catur Utut Adianjto (SCUA) Bekasi, dalam pelatnas mini bersama GM Susanto Megaranto dan IM Tirta Chandra Purnama. Mereka dilatih untuk satu tujuan: tampil sebaik mungkin melawan lawan-lawan yang, meminjam istilah populer, bukan “kaleng-kaleng”.
Karena memang, lawan mereka adalah para ratu papan dunia. Termasuk juara-juara zonal dari berbagai benua, dan deretan pecatur elit global yang sudah kenyang pengalaman. Total, 107 pemain dari 42 negara akan bertanding. Tiongkok mengirimkan kontingen terbanyak dengan 9 pemain, termasuk unggulan pertama GM Lei Tingjie (ELO 2552). Disusul India dan tuan rumah Georgia yang masing-masing mengirim 7 wakil.
Turnamen ini memakai sistem gugur sejak awal, keras, dingin, dan tanpa kompromi. Setiap langkah bisa menjadi yang terakhir. Satu pertandingan bisa berarti dua partai standar (90 menit plus 30 detik per langkah), lalu rapid, blitz, hingga armageddon jika perlu. Para pemain diuji bukan hanya pada strategi, tapi juga stamina, mental baja, dan kesabaran dalam tekanan waktu.
Babak pertama dimulai Minggu, 6 Juli 2025 pukul 15.00 waktu Batumi atau 18.00 WIB. Shafira, unggulan 88, akan menjalani debut Piala Dunianya dengan buah hitam menghadapi IM Nurgyul Salimova dari Bulgaria (ELO 2385), unggulan 41. Nama yang tidak asing. Tahun 2023 lalu, Salimova adalah pemutus langkah IM Medina Warda Aulia di babak keempat Piala Dunia Catur Wanita di Baku. Kekalahan 2,5–1,5 itu menyudahi kiprah terbaik Indonesia sejauh ini. Shafira kini punya peluang untuk menebus luka itu.
Evi Yuliana pun tak mendapat undian mudah. Ia akan meladeni IM Tsolakidou Stavroula (ELO 2428) dari Yunani, unggulan 23, juga dengan buah hitam. Keduanya akan turun sebagai kuda hitam, dan dalam turnamen dengan format sebrutal ini, kuda hitam justru bisa melompat paling jauh.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada PB Percasi yang telah mengirim dan menyiapkan latihan khusus untuk saya dan Evi bersama coach Tirta selama hampir sebulan ini. Semua lawan pasti berat dan lebih diunggulkan. Jadi saya hanya akan bermain sebaik mungkin,” ujar Shafira.
Turnamen ini adalah edisi ketiga Piala Dunia Catur Wanita setelah di Sochi, Russia, pada 2021 dan Baku, Azerbaijan tahun 2023. Prestasi terbaik Indonesia pada kejuaraan ini dicatat IM Medina Warda Aulia tahun 2023. Saat itu ia lolos hingga Babak 4 (16 besar). Langkahnya terhenti di babak itu setelah kalah 2,5 – 1,5 dari IM Nurgyul Salimova, yang akan jadi lawan Shafira di babak pertama. Semoga Shafira bisa membalas kekalahan Medina.
Hadiah dari turnamen ini pun tidak main-main. Juara pertama akan membawa pulang USD 50.000 (sekitar Rp 810 juta), runner-up USD 25.000, dan peringkat ketiga USD 20.000. Bahkan, mereka yang terhenti di babak pertama pun masih berhak atas USD 3.750 atau sekitar Rp 60 juta. Total hadiah turnamen ini mencapai USD 691.250.
Tapi bagi Shafira dan Evi, mungkin bukan itu yang menjadi tujuan utama. Mereka datang sebagai wakil bangsa, sebagai pion pertama dari generasi baru pecatur putri Indonesia yang tak gentar menatap dunia. Di Georgia, mereka bukan hanya mencari kemenangan. Mereka sedang bersiap menulis sejarah. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!