Olympic Day 2025 di Jakarta: Pramono Anung, Raja Sapta Okto, dan Semangat Baru Olahraga Indonesia
Ludus01


LUDUS - Minggu pagi 12 Oktober 2025, kawasan SCBD Jakarta dipastikan akan berubah menjadi lautan manusia. Bukan antrean ke mal atau hiruk pikuk pekerja kantoran, melainkan perayaan olahraga dunia bernama Olympic Day. Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepakat membawa agenda global International Olympic Committee (IOC) ini ke jantung ibu kota dengan tema yang sederhana tapi kuat: Let’s Move.

Foto/NOC Indonesia
Ada sesuatu yang terasa lebih besar dari sekadar ajakan berlari 5 kilometer atau menonton panggung hiburan. Olympic Day 2025 diposisikan sebagai pesta olahraga rakyat yang inklusif, di mana warga kota diajak bergerak, berkeringat, dan menemukan kembali makna kebersamaan. Ketua penyelenggara, Reza Rajasa, percaya acara ini bisa melanjutkan tren positif partisipasi olahraga masyarakat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, separuh warga DKI berusia 10 tahun ke atas sudah rutin berolahraga minimal sekali sepekan, sementara secara nasional angka partisipasi masih 26,3 persen.
“Tahun ini, Komisi Sports for All NOC Indonesia kembali menggelar Olympic Day yang akan menghadirkan Fun Run 5K, art showcase, stand UMKM, hingga panggung hiburan yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Harapan kami, Olympic Day kali ini dapat kembali memasyarakatlan olahraga, khususnya di Ibu Kota Jakarta, sehingga targetnya sebelum Olimpiade Los Angeles 2028 kesadaran masyarakat untuk berolahraga, khususnya di nomor Olympic dapat digandrungi dan diminati oleh masyarakat luas,” ujar Reza Rajasa

Namun Olympic Day bukan sekadar statistik. Di baliknya ada energi simbolik, ada pesan yang ingin ditanamkan. Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, atau akrab dipanggil Okto, menyebut perayaan ini sebagai momentum menyebarkan kembali semangat olympism. Ia tahu benar, 2025 bukan tahun biasa. Tim Indonesia akan turun di tiga multievent besar: Asian Youth Games di Manama, Islamic Solidarity Games di Riyadh, dan SEA Games di Thailand. Olympic Day menjadi panggung awal, sebuah pesta rakyat yang diharapkan menyalakan dukungan publik bagi perjuangan Merah Putih di luar negeri.
“Semangat ini sama dengan perjuangan atlet kita nanti. Saya ingin masyarakat merasakan euforia itu, karena energi positif dari rakyat akan menjadi dukungan paling nyata untuk mereka,” kata Okto. Ia bahkan tak lupa menyinggung kedekatan personal dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang disebutnya sebagai salah satu kepala daerah paling bersemangat mendorong olahraga. “Beliau akan ikut lari di SCBD nanti. Dukungan yang diberikan kepada kami luar biasa, sejak lama,” tambahnya.
Pramono sendiri tak sekadar hadir di belakang podium. Ia menegaskan, Olympic Day adalah bagian dari visi yang lebih jauh: menjadikan Jakarta sebagai pusat olahraga global. Dengan suara mantap, ia menyebut esensi Olympic Day adalah membangun kompetisi, kerukunan, gotong royong, nilai-nilai yang sejatinya sudah melekat dalam kultur olahraga Indonesia. “Kami akan memberikan dukungan penuh. Saya pribadi akan ikut lari 5K,” ujarnya, menegaskan bahwa olahraga tak hanya milik atlet, tapi juga pejabat dan rakyat yang mau bergerak bersama.
Tak bisa dilepaskan pula, ada jalinan lama antara Okto dan Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir. Pertemanan dua tokoh itu, menurut Pramono, bisa membawa dampak besar pada tata kelola olahraga nasional. Baginya, olahraga butuh lebih dari sekadar wacana: ia butuh orang-orang yang mau membagi waktu, pikiran, bahkan uang, untuk melahirkan prestasi.

Maka Olympic Day 2025 di Jakarta bukan hanya pesta olahraga global yang mendarat di ibu kota. Ia adalah panggung pertemuan tokoh, rakyat, dan harapan. Sebuah momentum untuk menunjukkan bahwa olahraga bisa menjelma jadi gerakan sosial. Bahwa lari 5K di SCBD bisa sejalan dengan ambisi membangun energi bagi atlet di arena internasional. Bahwa sebuah kota bisa menata dirinya menjadi pusat olahraga dunia.
Di titik itulah, Olympic Day bukan sekadar acara tahunan. Ia adalah cerita tentang optimisme. Tentang Pramono Anung yang ingin menjadikan Jakarta poros olahraga, tentang Raja Sapta Okto yang menabuh genderang olympism, dan tentang masyarakat yang diajak ikut bergerak. Sebab olahraga, dalam makna paling sederhana sekaligus paling luasnya, adalah perayaan hidup bersama.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!