Pengamat Sepak Bola Gita Suwondo: Timnas Indonesia Harus Disiplin Jaga Garis Pertahanan

Ilham Sigit Pratama

Pengamat sepak bola, Gita Suwondo. Foto/Dok Pribadi

LUDUS - Pengamat sepak bola, Gita Suwondo mengingatkan Timnas Indonesia harus disiplin menjaga garis pertahanan untuk mengantisipasi serangan kejutan yang dilancarkan China.

Timnas Indonesia menjamu China pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

“Persoalannya adalah China ini nggak akan menyerang total. Saya yakin mereka akan bertahan,” kata Bung Gita, sapaan akrab Gita Suwondo, ketika ditemui LUDUS.id di SUGBK, Rabu (4/5/2026).

Pengamat sepak bola, Gita Suwondo. Foto/Dok Pribadi

Pengamat sepak bola, Gita Suwondo. Foto/Dok Pribadi

Permainan menunggu yang diperagakan China sepanjang Kualifikasi Piala Dunia 2026 terbilang merepotkan. Saat menjamu Timnas Indonesia pada 15 Oktober 2024, China bermain efektif dan memetik kemenangan.

Hanya dengan penguasaan bola 24 persen, China mampu melesakkan dua gol dari tiga tembakan tepat sasaran. Sementara Timnas Indonesia, yang memegang bola sebesar 76 persen hanya mampu mencetak satu gol dari enam tembakan tepat sasaran.

“Kita jangan gatal untuk menyerang setidaknya untuk 15 menit pertama agar melihat kekuatan China seperti apa. Berhati-hatilah di belakang dan waspada, menghadapi China akan lebih sulit dari Bahrain,” tambah Bung Gita.

Bahrain juga merupakan dari muslihat China yang enggan menguasai jalannya pertandingan. Saat melawat ke markas Bahrain pada 15 November 2024, China mencatat lebih banyak peluang ketimbang tuan rumah.

Baca juga: Timnas Indonesia vs China: Kluivert Pamer Persiapan, Ivankovic Tutup Rapat Kondisi Tim

China hanya memegang penguasaan bola di angka 29 persen. Namun wakil Asia Timur tersebut justru mampu mencatat tiga tembakan tepat sasaran, dengan satu di antaranya menjadi gol.

Berbanding terbalik dengan Bahrain yang hanya mencatat satu tembakan tepat sasaran dengan penguasaan bola 71 persen. Oleh sebab itu, Bung Gita menilai China lebih sulit dihadapi ketimbang Bahrain.

“Kita jangan gatal untuk menyerang setidaknya untuk 15 menit pertama agar melihat kekuatan China seperti apa." Gita Suwondo, Pengamat Sepak Bola.

Terlebih lagi, gaya bermain China juga berbeda jauh dengan Bahrain. Bung Gita lantas mengingatkan modal kemenangan tipis 1-0 atas Bahrain di laga sebelumnya tidak boleh membuat timnas Indonesia jemawa dan keasyikan menyerang.

Bahrain itu langsung menyerang dan mengambil inisiatif, kita saat itu sudah ada pemahaman bahwa kita tidak ingin terjebak seperti melawan Australia, maka kita juga bertahan (dengan disiplin),” tutur Bung Gita.

“Kalau melihat pertandingan pertama saat melawan China, kita (Timnas Indonesia) agak teledor di belakang. Walaupun kalah 1-2, sebenarnya Timnas Indonesia menguasai jalannya pertandingan. Artinya kita tidak boleh bertahan terlalu tinggi, tidak all-out attack, maka saya rasa peluang kita menang besar,” ucap Bung Gita.

Timnas China saat menekuk Indonesia 2-1 di Qingdao Youth Football Stadium, Shandong pada 15 Oktober 2024. Foto/Instagram/@chinafootballassociation

Timnas China saat menekuk Indonesia 2-1 di Qingdao Youth Football Stadium, Shandong pada 15 Oktober 2024. Foto/Instagram/@chinafootballassociation

Mantan wartawan televisi itu pun berharap pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert tidak memasang garis pertahanan terlalu tinggi dan menerapkan gaya bermain yang identik seperti saat menekuk Bahrain di laga sebelumnya.

“Kita kan butuh tiga poin. Saya rasa peluangnya ada pada Indonesia. Bukan hanya didukung banyak penonton dan tuan rumah, tapi secara kualitas kita juga di atas China. Jadi mainnya ya harus seperti saat melawan Bahrain, tidak menggebu-gebu menyerang,” ujarnya.

Kartu Poker dan Prediksi Debutan

Ole Romeny diharapkan mampu menunjukkan ketajaman di saat lini serang timnas Indonesia saat melawan China. Foto/PSSI

Ole Romeny diharapkan mampu menunjukkan ketajaman di saat lini serang timnas Indonesia saat melawan China. Foto/PSSI

Bung Gita melihat bahwa Ole Romeny bisa menjadi kartu poker bagi timnas Indonesia. Alasannya, penyerang Oxford United ini memiliki penyelesaian akhir yang klinis.

Menurut dia, Romeny adalah potongan puzzle yang selama ini hilang dari timnas Indonesia. Hal ini mengingat timnas Indonesia selalu bermasalah dengan penyelesaian peluang sebelum Romeny merampungkan naturalisasi.

“Di kandang China saat itu. Kita menang penguasaan bola dan banyak peluang, kan kita punya lima peluang, hanya satu menjadi gol. Sekarang kan sudah ada Ole Romeny,” ucap Bung Gita.

Selain Romeny, Bung Gita juga menyoroti sang penjaga gawang, Emil Audero yang dipastikan bakal debut menghadapi China. Menurut dia, level Audero berada di atas Maarten Paes yang harus absen karena akumulasi kartu.

Baca juga: TC Perdana Timnas Indonesia di Bali: Beckham Putra Potensi Debut, Elkan Baggott Dicoret Lagi

Sebab pemain Como 1907 yang musim lalu dipinjamkan ke Palermo itu disebut lebih memiliki jam terbang di level elite ketimbang Paes. Pengalamannya bersaing di kompetisi yang lebih bonafide menjadi nilai tambah bagi Audero yang selama ini belum berhasil merebut posisi kiper reguler Tim Merah Putih.

“Kualitas Emil (Audero) bahkan lebih baik (dari Paes). Secara kualitas dia (Audero) sebenarnya lebih punya pengalaman dari pada Maarten Paes yang hanya di Eredivisie dan MLS (Major League Soccer). Kalau dia (Audero) pernah di Serie A dan Serie B,” jelas Bung Gita.

“Hanya saja (Audero) belum pernah dicoba, belum punya caps di internasional aja. Artinya secara pengalaman dia belum punya caps internasional, itu saja. Tapi untuk menggantikan Paes menurut saya tidak ada masalah,” tuturnya lagi.

Penjaga gawang Timnas Indonesia Emil Audero. Foto/PSSI

Penjaga gawang Timnas Indonesia Emil Audero. Foto/PSSI

Pemilik nama lengkap Gita Adhiprakoso Suwondo itu menilai Audero tidak akan kesulitan saat menjalani debut perdananya. Dia yakin kiper kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mampu mengatasi tekanan dan rasa gugup.

“Tekanan pasti ada (bagi Audero), dia ingin membuktikan bahwa dia lahir di Indonesia, orang Indonesia dan ingin berbakti kepada Indonesia. Tapi saya rasa kalau tekanan dari penonton, saya rasa dia udah biasa di Eropa,” jelas Bung Gita.

Sementara untuk Beckham Putra Nugraha, Bung Gita belum melihat potensi gelandang Persib Bandung itu menembus daftar susunan pemain. Persaingan di lini tengah timnas Indonesia yang masih amat sengit menjadi alasan utama.

“Kalau (Beckham Putra) saya nggak yakin, tapi apakah dia masuk ke dalam 23 daftar susunan pemain? Karena pilihannya ada banyak di sana, ada Egy (Maulana Vikri). Jadi terlepas apa pun mungkin Beckham pilihan ke sekian,” ucap Bung Gita. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!