Piala Kapolri 2025: Dari GOR ke Garda Terdepan, Bulu Tangkis Jadi Medium Bhayangkara dan Bangsa

Ludus01

LUDUS - Di antara deru shuttlecock yang beradu di udara dan semangat muda yang berkobar di arena, sebuah gagasan besar berpendar di balik raket dan net: bulu tangkis bukan sekadar olahraga. Ia jadi jembatan, jadi ruang perjumpaan antara bhayangkara dan bangsa, antara dedikasi pada negara dan cinta pada olahraga.

Inilah wajah baru Kejuaraan Bulu tangkis Piala Kapolri 2025, yang akan berlangsung mulai 1 hingga 6 Juli mendatang. Dua gelanggang olahraga di Jakarta Timur : GOR Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan GOR Kecamatan Pulogadung, akan menjadi saksi dari kompetisi yang bukan sekadar turnamen biasa, tapi pertemuan nilai: pembinaan, kebugaran, dan kebanggaan.

Ricky Soebagja, Sekjen PBSI yang juga bertindak sebagai ketua panitia pelaksana. Foto/PBSI

Ricky Soebagja, Sekjen PBSI yang juga bertindak sebagai ketua panitia pelaksana. Foto/PBSI

“Kejuaraan ini merupakan wujud nyata perhatian institusi Kepolisian RI terhadap munculnya bibit-bibit pebulutangkis di Tanah Air,” ujar Ricky Soebagja, Sekjen PBSI yang juga bertindak sebagai ketua panitia pelaksana. Ucapan itu bukan basa-basi. Kejuaraan ini adalah kerja bersama antara Polri dan PBSI, yang ingin bulu tangkis tumbuh dari berbagai lini, bahkan dari markas-markas komando kepolisian.

Format kejuaraan pun unik. Ada dua kategori: kelompok umur dan kategori khusus Polri. Untuk kelompok umur, turnamen ini mempertemukan para atlet muda dari kelas pemula, remaja, hingga taruna, dalam nomor tunggal, ganda, dan ganda campuran. Mereka bukan sembarang pemain. Mereka adalah atlet dari jajaran 32 besar nasional, artinya, ini adalah pertarungan papan atas di level Sirnas Premier.

Tapi yang lebih menarik perhatian adalah kategori internal Polri. Sebanyak 52 tim, 32 dari Polda, dan 20 dari satuan kerja Mabes Polri, ikut ambil bagian dalam nomor beregu yang mempertandingkan tiga pasang ganda. Dua di antaranya harus memiliki usia gabungan minimal 60 tahun, satu sisanya bebas. Ini bukan cuma soal menang atau kalah, tapi tentang bagaimana kebugaran dan kerja sama tetap dijaga di balik kesibukan menjaga keamanan negara.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berpasangan dengan Hendra Setiawan dalam laga ekshibisi di sela turnamen Kapolri Cup Badminton Championship 2024. Foto/Dok.PBSI

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berpasangan dengan Hendra Setiawan dalam laga ekshibisi di sela turnamen Kapolri Cup Badminton Championship 2024. Foto/Dok.PBSI

“Ini menunjukkan bahwa Kepolisian RI juga tertarik untuk melakukan pembinaan bulu tangkis di lingkungan lembaga dan satuan kerjanya,” ujar Ricky lagi. Dari GOR ke garda terdepan, bulutangkis kini menjadi napas bersama.

Tak hanya untuk atlet dan aparat, Piala Kapolri 2025 juga terbuka untuk masyarakat umum. Penonton bisa menyaksikan langsung pertandingan di dua lokasi secara gratis, tanpa tiket. Bagi mereka yang jauh dari arena, tayangan langsung tersedia lewat kanal YouTube Badminton Indonesia dan akun Instagram resmi @badminton.ina. Sejak hari pertama, semangat bulu tangkis akan merambat ke berbagai layar di seluruh penjuru Indonesia.

(Dari kiri-kanan) Brigjen Polisi Tjahyono Saputro, Kakorpolairud Irjen Polisi Firdaus Kurniawan  sebagai Ketua Panitia dan Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja. Foto/PBSI

(Dari kiri-kanan) Brigjen Polisi Tjahyono Saputro, Kakorpolairud Irjen Polisi Firdaus Kurniawan sebagai Ketua Panitia dan Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja. Foto/PBSI

Jika biasanya kita melihat Polri dari sudut ketegasan hukum, kali ini kita melihat mereka dari sisi lain: membina, membangun, dan menjaga semangat sportivitas. “Kami berharap, dari kejuaraan ini, Polri dapat terus meningkatkan kebugaran personel dan sekaligus turut mendorong pembinaan atlet-atlet muda Indonesia,” ujar Ricky, penuh keyakinan.

Kejuaraan ini adalah simbol baru dari pendekatan humanis yang dibangun Polri. Sebab menjaga negara tak melulu lewat seragam dan senjata. Kadang, juga dari raket dan semangat muda yang tak pernah menyerah.

Dan di balik semua itu, ada satu semangat yang menyatu: menjadikan olahraga, khususnya bulu tangkis, sebagai jalan untuk membangun manusia Indonesia yang sehat jasmani dan kuat mental. Karena menjaga negara tidak selalu harus melalui barikade dan barisan. Kadang, cukup lewat raket, peluh, dan satu semangat bersama untuk menang, bersama-sama. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!