AICC 2025: Susanto Megaranto dan Harapan Baru Indonesia di Abu Dhabi

Ludus01

1
0
Tim Catur Indonesia sebelum bertolak ke Al Ain, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab guna mengikuti Asian Individual Chess Championship 2025 (Foto: PB Percasi)

Tim Catur Indonesia sebelum bertolak ke Al Ain, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab guna mengikuti Asian Individual Chess Championship 2025 (Foto: PB Percasi)

LUDUS – Setelah angin dingin Mongolia membawa kabar gembira lewat kemenangan Shafira Devi Herfesa, yang mengguncang Asia dengan lolos ke Piala Dunia Catur 2025 lewat jalur Asian Zone 3.3, kini langkah Indonesia menuju Piala Dunia berlanjut di gurun panas Abu Dhabi. Dari ujung Asia yang dingin ke jantung Timur Tengah yang membara, sebelas pecatur Indonesia melangkah dengan satu tekad: menerobos medan paling padat, paling prestisius, demi satu tiket ke panggung dunia.

Sebelas pecatur dikirim oleh PB Percasi ke Asian Individual Chess Championship 2025—ajang yang menjadi kualifikasi resmi menuju Piala Dunia Catur 2025. Mereka adalah para jagoan yang akan bertarung membawa nama bangsa, dari 6 hingga 16 Mei, di The Danat International Resort Hotel, Al Ain, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Turnamen ini bukan sekadar perhelatan regional. Asian Individual Chess Championship 2025 mencatat sejarah sebagai yang terbesar sejak pertama kali diselenggarakan. Sebanyak 250 peserta dari 33 negara ambil bagian. Selain Indonesia dan tuan rumah Uni Emirat Arab, negara-negara raksasa catur seperti India, China, Vietnam, Mongolia, Uzbekistan, Kazakhstan, Iran, Filipina, dan Bangladesh juga mengirim kekuatan penuh.

Atmosfernya sudah seperti kejuaraan dunia. Lihat saja jajaran gelarnya: 53 Grandmaster (GM), 19 Grandmaster Wanita (GMW), 69 International Master (IM), 19 Women International Master (WIM), serta 19 Women FIDE Master (WFM) akan bertarung di dua kategori: Open dan Wanita. Ini bukan hanya medan persaingan, tapi juga panggung unjuk gigi.

Di kategori Open, pecatur muda sensasional dari India, GM Nihal Sarin (elo 2693), ditempatkan sebagai unggulan utama. Sementara di kelompok Wanita, unggulan teratas jatuh kepada GM Leya Garifullina (elo 2467).

Grandmaster Susanto Megaranto, sang senior dengan elo rating 2477, yang kembali dipercaya menjadi tumpuan. Ia akan ditemani oleh GM Novendra Priasmoro dengan elo rating 2437 (Foto: ludus.id)

Grandmaster Susanto Megaranto, sang senior dengan elo rating 2477, yang kembali dipercaya menjadi tumpuan. Ia akan ditemani oleh GM Novendra Priasmoro dengan elo rating 2437 (Foto: ludus.id)

Indonesia tak tinggal diam. Di kategori Open, enam pecatur putra terbaik dipersiapkan untuk turun gelanggang. Di barisan terdepan ada Grandmaster Susanto Megaranto, sang senior dengan elo rating 2477, yang kembali dipercaya menjadi tumpuan. Ia akan ditemani oleh GM Novendra Priasmoro (2437), yang dikenal dengan gaya bermain agresif dan penuh perhitungan.

Dari generasi lebih muda, empat International Master siap memberi perlawanan: Gilbert Elroy Tarigan (2415), Aditya Bagus Arfan (2402), Farid Firmansyah (2369), dan Azarya Jodi Setyaki (2364). Mereka datang dengan semangat dan ambisi, berbekal pengalaman dari turnamen-turnamen sebelumnya dan kini dihadapkan pada panggung kontinental yang penuh tekanan.

Dari sektor putri, lima pecatur terbaik negeri ikut serta dalam misi besar ini. Di antara mereka, nama Medina Warda Aulia. International Master ber-elo rating 2377 ini datang sebagai unggulan keenam di antara lebih dari seratus peserta, membawa pengalaman dan reputasi yang tak bisa dipandang sebelah mata.

IM Medina Warda Aulia masih menjadi tumpuan untuk bisa lolos ke Piala Dunia (Foto: ludus.id)

IM Medina Warda Aulia masih menjadi tumpuan untuk bisa lolos ke Piala Dunia (Foto: ludus.id)

Menemani Medina adalah Laysa Latifah, WIM muda dengan elo 2262 yang terus menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Chelsie Monica Sihite (2239), yang tak asing bagi publik catur tanah air, kembali membela Merah Putih bersama WGM Dewi AA Citra (2202), pecatur tangguh yang dikenal dengan permainan solid dan konsistennya.

Melengkapi skuad adalah Ummi Fisabilillah, WIM ber-rating 2115, yang meskipun datang dengan rating lebih rendah dibanding rekan-rekannya, membawa semangat tinggi dan reputasi sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan di papan catur putri Indonesia.

Bagi GM Novendra Priasmoro dan WIM Laysa Latifah, ini adalah kesempatan kedua mereka untuk mencoba menembus Piala Dunia setelah gagal di ajang Asian Zone 3.3 di Mongolia. Di Abu Dhabi, nasib mereka akan kembali dipertaruhkan.

Turnamen ini akan mempertandingkan catur standar dalam 9 babak Swiss. Sepuluh pecatur teratas di kategori Open dan dua terbaik dari kategori Wanita akan mendapat tiket istimewa: lolos langsung ke Piala Dunia Catur 2025. Sejauh ini, dari seluruh Zonal di Asia, sudah ada 11 pecatur putra dan 9 putri yang memastikan lolos ke Piala Dunia, termasuk wakil Indonesia: Shafira Devi Herfesa.

Manajer tim Kristianus Liem ke Abu Dhabi membawa misi tak hanya lolos ke Piala Dunia tetapi para pecatur bisa memperbaiki ratingnya (Foto: ludus.id)

Manajer tim Kristianus Liem ke Abu Dhabi membawa misi tak hanya lolos ke Piala Dunia tetapi para pecatur bisa memperbaiki ratingnya (Foto: ludus.id)

Manajer tim Kristianus Liem menegaskan misi ganda skuad Indonesia di turnamen kali ini.

“Target sih rebut satu lagi tiket Piala Dunia. Tapi paling tidak, semua pemain harus bisa memperbaiki rating mereka.”

Tiga pecatur putri—Chelsie Monica, Ummi Fisabilillah, dan Laysa Latifah—membidik norma WGM terakhir yang mereka butuhkan. Sementara para pecatur putra yang masih bergelar IM seperti Novendra Priasmoro, Gilbert Elroy Tarigan, Jodi Setyaki, dan Farid Firmansyah dituntut menembus norma GM. Jalan panjang, tapi penuh harapan.

Total hadiah turnamen ini pun menggoda: 80.000 Dolar AS. Tapi lebih dari itu, para pemain bertarung untuk sesuatu yang jauh lebih berarti: kebanggaan, sejarah, dan satu tempat di antara para raja dan ratu catur dunia.

Babak pertama akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025. Abu Dhabi bukan sekadar kota di padang pasir, tapi kini menjadi arena pertaruhan takdir. Dan Indonesia datang dengan satu niat: menjadi bagian dari sejarah itu. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!