JAPFA Chess Fun Games Challenge 2025: Ketika Catur Turun ke Jalan dan Menyentuh Hati Warga Jakarta
Ludus01


LUDUS - Pagi itu, Car Free Day di Jalan Sudirman berubah menjadi sesuatu yang lain. Di antara langkah-langkah orang yang berolahraga, terdengar ketukan bidak di atas papan kayu. Di bawah langit Jakarta yang terang pada Minggu, 5 Oktober 2025, JAPFA kembali membuktikan bahwa olahraga otak ini bisa hidup di mana saja, bahkan di tengah riuh jalanan kota. Inilah Chess Fun Games Challenge 2025, cara JAPFA menghadirkan catur bukan di ruang sunyi turnamen, tapi di tengah denyut masyarakat.

Suasana di area FX Mall Senayan begitu hangat. Anak-anak berkerumun, beberapa duduk bersila di lantai aspal, sementara orang dewasa menonton dengan kagum. Di meja panjang yang disiapkan, dua puluh pemain berbaris menantang tiga pecatur profesional: IM Tirta Chandra Purnama, WIM Shafira Devi Herfessa dari Indonesia, dan WIM Amina Kairbekova dari Kazakhstan. Mereka memainkan Chess Street Simultan, sebuah pertunjukan yang menuntut konsentrasi ekstrem, di mana satu pecatur profesional menghadapi banyak lawan sekaligus.

Yang paling mencuri perhatian justru datang dari dua peserta kecil. Di tengah kesibukan para penantang dewasa, dua bocah itu berhasil menumbangkan lawannya dan pulang dengan hadiah masing-masing Rp500 ribu. Senyum mereka merekah, bukan karena uangnya, tapi karena kemenangan yang terasa seperti dongeng pagi di jantung ibu kota.
Tak lama setelah itu, kerumunan berpindah ke arena lain. Kali ini, satu kursi diputar membelakangi papan catur. Di sana duduk Grandmaster Susanto Megaranto, sosok yang sudah biasa menatap papan penuh strategi, kini memilih untuk tak melihat sama sekali. Ia bermain blindfold, hanya mendengarkan langkah lawan dan mengingat tiap posisi dalam benaknya. Langkah-langkahnya dipandu FM Surya Wahyudi, seperti seorang narator yang melafalkan kisah dalam permainan sunyi. Meski tanpa mata yang menatap, Susanto tetap menang. Penonton pun bertepuk tangan panjang, kagum melihat kecerdasan yang terasa nyaris mistis.

Di sela-sela kegiatan, Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA, tampak tersenyum lebar. Ia memandangi kerumunan yang tak surut dari pagi. “Sebenarnya masyarakat Indonesia banyak yang senang catur, tapi mungkin tidak punya salurannya,” katanya. “Karena itu kegiatan ini kami gelar, supaya catur semakin memasyarakat.”
Tak jauh dari sana, Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, ikut menyimak jalannya permainan. Ia berdiri lama, menatap papan yang dikelilingi anak-anak. “Catur itu sejatinya olahraga rakyat,” katanya pelan, seolah bicara pada dirinya sendiri. “Dulu dimainkan di emper toko, di pos ronda, bahkan di warung kopi. Sekarang, kita bawa lagi ke jalan. Ini bukan sekadar acara hiburan, tapi cara mengingatkan bahwa berpikir pun bisa dirayakan.”

Ia menambahkan, JAPFA telah lama menjadi bagian penting dalam ekosistem catur nasional. “Apa yang dilakukan JAPFA ini bukan sekadar sponsor, tapi bentuk komitmen jangka panjang untuk membangun budaya berpikir sejak dini. Di tengah hiruk-pikuk zaman serba instan, catur mengajarkan sabar, disiplin, dan tanggung jawab atas setiap langkah,” ujarnya, menatap langit Jakarta yang mulai siang.

Kegiatan di Car Free Day ini bukan sekadar hiburan. Ia menjadi semacam perayaan kecil tentang bagaimana catur, permainan yang sering dianggap hening, rumit, dan eksklusif, bisa hadir di tengah masyarakat tanpa sekat. JAPFA ingin menunjukkan bahwa setiap langkah pion dan kuda bukan hanya strategi di papan, tapi juga simbol semangat berpikir dan berani mengambil keputusan dalam hidup.
Dan inilah pembuka dari sesuatu yang lebih besar. Chess Fun Games Challenge 2025 hanyalah awal dari rangkaian JAPFA Chess Festival 2025 yang berlangsung pada 5–9 Oktober di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta. Di sana, para pecatur dari berbagai lapisan usia dan level akan berkumpul, bertanding, dan barangkali—menciptakan kisah baru seperti dua bocah pagi itu yang menemukan kemenangan di tengah jalan raya Sudirman.

Di antara keringat, tawa, dan langkah-langkah pejalan kaki yang terus mengalir, papan catur tetap berdiri. Sunyi di tengah bising, sederhana di tengah modernitas, tapi tak pernah kehilangan daya magisnya. JAPFA tahu, untuk mencintai catur, orang tak perlu datang ke arena besar, cukup biarkan catur turun ke jalan, menyapa siapa saja yang mau berhenti sejenak dan berpikir.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!