Drama Laga Kelima Indonesia di Kejuaraan Dunia Voli Putri U-21 FIVB 2025: Cedera Beruntun, Kalah dari Argentina, Tetap ke 16 Besar

LUDUS - Suara riuh penonton di Jawa Pos Arena, Surabaya, Selasa (12/8/2025) malam, seolah menjadi gelombang semangat terakhir yang bisa diandalkan Indonesia U-21. Ambisi tuan rumah untuk mengejar kemenangan kedua di Pool A Kejuaraan Dunia Voli Putri U-21 FIVB 2025 justru berakhir dengan kenyataan pahit: kekalahan keempat. Lawan yang dihadapi bukan sembarang tim. Argentina U-21 datang dengan reputasi dan kekuatan yang solid, dan menang telak 0-3 (23-25, 18-25, 22-25).

Foto/PP PBVSI

Namun di tengah skor itu, ada kabar yang sedikit menghangatkan. Indonesia tetap melaju ke babak 16 besar. Bukan lewat jalur kemenangan, melainkan karena Vietnam yang seharusnya menjadi pesaing langsung, terpaksa didiskualifikasi akibat menggunakan pemain tidak sah.

Di fase gugur nanti, jalan tim asuhan Carlos Sugiyama tidak menjadi lebih mudah. Mereka akan bertemu Italia, runner-up Pool C. Pertandingan ini menjadi ujian berikutnya, setelah babak penyisihan yang penuh luka. Dari lima laga, hanya kemenangan atas Kanada yang bisa dibanggakan. Sisanya, melawan Vietnam, Puerto Riko, Serbia, dan terakhir Argentina, selalu berakhir dengan kekalahan.

Foto/PP PBVSI

Meski begitu, pelatih Indonesia U-21, Carlos Sugiyama, menolak terjebak dalam nada kecewa. Ia justru menatap para pemainnya dengan rasa bangga. Lima bulan lalu, mereka bahkan belum sepenuhnya menjadi tim.

“Mereka membuktikan bahwa kerja keras, bersama-sama membuat mereka berada pada level yang sekarang,” kata Sugiyama di Jawa Pos Arena. “Kami kalah lima set di dua pertandingan dan menyulitkan Argentina yang memiliki banyak keunggulan.”

Tapi Surabaya sore itu tidak hanya menyajikan cerita perjuangan, melainkan juga kehilangan. Sebelum laga melawan Argentina, dua pemain inti, Waode Ardina dan Kadek Diva, sudah harus menepi akibat cedera. Lalu, di tengah laga, satu nama lagi masuk daftar korban: kapten sekaligus mesin poin, Junaida Santi. Santi harus keluar sejak set kedua.

Foto/en.volleyballworld.com

Sugiyama hanya bisa menyebutnya nasib sial. “Kami sedikit kurang beruntung. Santi masih harus dicek kondisinya sebelum kami menjalani pertandingan berikutnya,” ujarnya. Dalam situasi seperti ini, kekurangan pemain di laga sepenting itu menjadi pukulan besar. “Tapi kami harus belajar banyak dari situasi seperti ini,” tambah pelatih berkebangsaan Jepang itu, dengan nada yang tegas tapi tetap hangat.

Indonesia mungkin tersandung di kandang sendiri. Namun langkah mereka belum berhenti. Di luar angka-angka di papan skor, ada cerita yang lebih besar: tentang tim yang dibentuk dalam waktu singkat, tentang kepercayaan yang dibangun perlahan, dan tentang keyakinan bahwa kalah hari ini bukan berarti kalah selamanya.