

LUDUS - Drama demi drama tersaji di semifinal Korea Open 2025, hari ini, Sabtu (27/9/25). Harapan pertama Indonesia datang dari ganda campuran, Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, yang harus menghadapi unggulan utama asal China, Fang Yan Zhe/Huang Dong Ping.

Foto/PBSI
Pertandingan sempat berjalan menegangkan di gim pertama. Amri/Nita mampu memberi perlawanan gigih hingga memaksa deuce, tetapi akhirnya terhenti 20-22. Di gim kedua, dominasi lawan semakin sulit dibendung, serangan cepat dan bola-bola silang tajam membuat pasangan Indonesia menyerah 12-21, menutup langkah mereka di babak semifinal.

Ketegangan berlanjut di tunggal putra ketika dua wakil Merah Putih harus saling bentrok. Jonatan Christie berhadapan dengan Alwi Farhan, pemain muda yang sedang menanjak dan penuh kejutan. Alwi membuka laga dengan gemilang, memanfaatkan kecepatan dan variasi pukulan untuk mencuri gim pertama 21-18. Namun pengalaman Jonatan berbicara pada dua gim berikutnya. Dengan ketenangan dan pola reli panjang yang matang, ia membalik keadaan 21-14, 21-15, sekaligus memastikan diri melaju ke final.

Foto/PBSI
Sorak kemenangan Indonesia semakin menggema di sektor ganda putra. Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri tampil percaya diri menghadapi pasangan Chinese Taipei, Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan. Gim pertama berlangsung ketat, reli-reli cepat membuat tensi pertandingan meninggi, tetapi Fajar/Rian mampu mengamankan poin-poin kritis untuk menang 21-19. Di gim kedua, dominasi semakin terasa. Smes keras dan pertahanan solid menutup laga dengan skor 21-16, mengantar mereka ke partai puncak.

Foto/PBSI
Sementara itu, tunggal putri belum mampu menembus babak final. Putri Kusuma Wardani menghadapi lawan berat, Akane Yamaguchi dari Jepang, yang berada di peringkat dua dunia. Sejak awal laga, Akane mendikte permainan dengan tempo cepat dan variasi serangan tajam. Putri mencoba bertahan, tetapi harus menyerah dua gim langsung 9-21, 14-21.
Dengan hasil ini, Indonesia memastikan dua wakil di final Korea Open 2025: Jonatan Christie di tunggal putra, serta Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri di ganda putra. Harapan Merah Putih kini bertumpu pada mereka untuk mengibarkan bendera di podium tertinggi ajang bulu tangkis bergengsi ini.
Usai laga, mereka mengirimkan pernyataan lengkap, yang dititipkan kepada tim media PBSI.

Foto/PBSI
-- Amri Syahnawi --
"Pertandingan hari ini sebenarnya berjalan dengan cukup baik, kami berhasil menerapkan strategi. Hanya memang sayang di gim pertama saat tensi tinggi menjelang akhir kami tidak bisa mengonversi jadi kemenangan, akhirnya itu cukup berpengaruh saat masuk ke gim kedua.
Dari tiga turnamen beruntun ini, kami bisa mengambil pelajaran bahwa main di level atas memang fokus harus terus terjaga karena satu, dua, tiga poin bisa menentukan hasil menang atau kalah. Itu juga yang membedakan kami dengan Feng/Huang tadi."
-- Nita Violina Marwah --
"Gim pertama saat sudah berhasil mengejar tapi di poin-poin akhir malah mati sendiri. Di gim kedua posisi kami kalah angin jadi tekanan mereka terasa lebih cepat datang ke kami. Hari ini lebih terasa berangin lapangannya dibanding hari-hari sebelumnya.
Secara hasil pasti belum puas tapi kami bersyukur bisa kembali ke semifinal dengan melihat lawan-lawan yang kami lewati sebelumnya."

Foto/PBSI
-- Jonatan Christie --
"Puji Tuhan karena mencapai final kedua tahun ini setelah Indonesia Masters bulan Januari lalu. Penantian yang cukup panjang setelah segala macam hal yang terjadi, banyak lika-likunya.
Cukup happy, bukan karena bisa masuk final tapi juga melihat penampilan Alwi bermain seperti tadi. Di luar ekspektasi tapi tidak heran dengan beberapa kali dia bisa mengalahkan pemain top. Terlihat improve yang sangat jelas.
Di gim pertama setelah saya unggul lumayan banyak, Alwi mengubah permainan dengan semakin agresif. Mengagetkan. Tapi di gim kedua dan ketiga saya coba lebih sabar dan menggunakan pengalaman saya.
Besok saya mau menikmati pertandingan, menikmati final kedua saya. Tapi saya juga akan melakukan yang terbaik, berusaha semaksimal mungkin dengan apa yang saya bisa."
-- Alwi Farhan --
"Pertandingan ini menjadi titik yang penting di perjalanan karir saya. Tidak selalu mulus, banyak pelajaran yang sangat berharga.
Pertama kali merasakan melawan senior sekaligus idola. Saya belajar bagaimana bisa dia lebih bisa membalikkan pikiran ketika tertekan, lebih bisa konsisten jaga fokus, bisa lebih menikmati suasana dan kondisi di lapangan.
Cukup senang bisa ke semifinal Super 500 pertama kali tapi belum puas pastinya. Masih banyak target-target yang mau dicapai dan saya akan terus memperbaiki diri, meningkatkan performa."

Foto/PBSI
-- Fajar Alfian --
"Alhamdulillah bersyukur diberikan kelancaran dan kemenangan dalam pertandingan. Tidak ada cedera. Pertandingan yang tidak mudah, mereka mempunyai power dan speed yang luar biasa sangat baik dan sangat menyulitkan.
Di gim kedua saya banyak sekali melakukan kesalahan sendiri padahal kami sempat unggul jauh lalu mereka berhasil mengejar. Itu tidak boleh terjadi lagi di pertandingan final besok.
Besok kami berharap kami bisa menuntaskan Korea Open 2025 dengan gelar juara. Kami ingin mendapat gelar kedua. Mohon doanya dari semua."
-- Muhammad Shohibul Fikri --
"Kami saling mengingatkan ketika partner sedang tidak enak mainnya. Tadi juga bukan hanya a Fajar yang banyak mati sendiri, saya juga sama. Tapi bagaimana kami bisa saling support agar bisa bangkit.
Perjalanan tidak mudah tapi usaha kami tidak sia-sia. Senang bisa ke final."

Foto/PBSI
-- Imam Tohari, Pelatih Tunggal Putri --
"Hari ini permainan Putri sudah dihafal oleh Akane jadi semua tertebak arah pengembaliannya. Saya melihat akhirnya Putrinya menjadi bingung dan tidak bisa keluar dari tekanan. Rasa percaya diri pun menurun, bisa dibilang hilang setengah.
Semua ini berjalan dari gim pertama sampai pertengahan gim kedua. Setelah interval performanya membaik dengan terus mencoba lagi, memaksa dan berhasil mendapat beberapa poin tambahan. Saya bilang ke dia kalau sudah level ini mau tidak mau lawannya empat besar ini. Dimanapun bertanding pasti akan bertemu mereka. Ujiannya di sini kalau mau tembus.
Ini memang masih terus berproses tapi selain itu saya juga ingin Putri ke depan bisa menang untuk menambah kepercayaan dirinya sendiri.
Akane adalah tipe pemain yang kalau ada ide permainan dan dieksekusi lalu berhasil, pedenya semakin menjadi. Serangan dan kecepatannya semakin meningkat dan meningkat. Powernya di sana, mental keyakinan. Ini yang harus dicontoh dan diperkuat oleh Putri lagi selain teknik dan fisik pastinya. Berani dulu istilahnya seperti itu, kalau sudah berani dan yakin, permainan akan berkembang dengan sendirinya.
Bila melihat pemain-pemain Jepang, budaya yang harus diadposi adalah kemauan, disiplin dan komitmen. Akane yang sempat cedera, terpuruk dan sekarang bisa bangkit sampai juara dunia lagi itu tidak mudah tapi bisa berkat tiga faktor tadi."

Foto/PBSI
Jadwal Wakil Indonesia di Partai Final, Minggu (28/9/25)
Tunggal Putra:
- Jonatan Christie (4) vs Anders Antonsen [1] (Denmark)
Ganda Putra:
- Fajar Alfian/M. Shohibul Fikri vs Kim Won Ho/Seo Seung Jae [1] (Korea Selatan)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!